Sejak 2020, cuaca di Indonesia semakin menunjukkan perubahan yang signifikan lewat fenomena iklim. Seperti El Nino yang telah memicu rekor panas pada 2023 di beberapa kota di Indonesia bahkan beberapa negara di dunia dan kini Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi La Nina mulai melanda Indonesia pada Oktober 2024 hingga Maret 2025.
La Nina sendiri merupakan fenomena iklim yang menyebabkan curah hujan pada suatu kawasan dan turun secara berlebihan. Ini terjadi akibat penurunan suhu di bawah 0,5 derajat celsius di kawasan tropis Samudera Pasifik. Mengutip BMKG, peningkatan curah hujan saat La Nina umumnya berkisar antara 20-40 persen lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat tahun netral.
Curah Hujan akan Lebih Tinggi dari Biasanya
BMKG dalam laporan Prediksi Musim Hujan 2024/2025 mengungkap La Nina akan terjadi dari Oktober 2024 dan berakhir pada Maret 2025. Menurut keterangan, prediksi Indeks ENSO menunjukkan bahwa La Nina berpeluang mulai terjadi pada periode Oktober 2024, sedangkan IOD diprediksi akan terus pada fase Netral setidaknya sampai Februari 2025.
"Suhu muka laut di perairan Indonesia umumnya diprediksi tetap menunjukkan kondisi netral hingga hangat kisaran antara 0 derajat celsius. hingga +2 derajat celsius," demikian keterangan BMKG.
Dalam data terbaru, BMKG memprediksi kalau kelembapan di Indonesia berangsur naik dan turun. Kelembapan udara permukaan akan berkisar 68-73% dan diprediksi sampai Dasarian I November 2024 berkisar 64-77%, pada lapisan 850mb diprediksi berkisar 60-79% serta pada lapisan 700mb umumnya diprediksi 59-78%. Lalu untuk suhu rata-ratanya, diprediksi akan berkisar 25-27 derajat celsius untuk rata-rata permukaan, dan diprediksi pada Dasarian I November 2024 berkisar 25-28 derajat celsius.
Ketika La Nina terjadi, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan sebanyak 20-40 persen pada periode Juni-Juli-Agustus (JJA) dan September-Oktober-November (SON). Sedangkan pada periode Desember-Januari-Februari (DJF0 dan Maret-April-Mei (MAM) sebagian wilayah barat Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan karena angin monsun.
"Namun demikian bukan diartikan tidak ada kemarau sama sekali, hanya saja akan terjadi peningkatan curah hujan dalam periode tersebut sehingga seringkali disebut sebagai kemarau basah," tulis BMKG.
Oleh sebab itu, curah hujan yang meningkat ini, kamu harus waspada dan menyiapkan diri akan musibah susulan yang bisa terjadi akibat hujan yang berlebihan ini. Kemungkinan bencana yang bisa terjadi adalah banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis.
Meski begitu, belum bisa dipastikan kapan La Nina akan memasuki atmosfer Indonesia dan puncak dari fenomena iklim tersebut. Terpenting, kamu harus tetap waspada dan mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan perubahan cuaca yang cukup ekstrem dari panas dan hujan secara tiba-tiba yang cukup lama.
(DIR/tim)