Warga Banten sedang memikirkan cara bagaimana memilih pemimpin terbaik dalam menyongsong Pilgub Banten 2024. Pertempuran Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi dengan Andra Soni-Dimyati di Tanah Jawara, mempertemukan dua kubu yang berbeda pandangan dengan track record berbeda. Airin merupakan bagian dari dinasti politik Banten yang dipimpin Ratu Atut, sedangkan Andra Soni menjadi pemain baru yang berusaha memberikan gebrakan lebih segar.
Tentu saat melihat ke belakang, tidak ada yang melupakan bagaimana sosok Airin. Ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Tangerang Selatan dengan segudang prestasi sesuai yang telah tertulis di dunia maya. Walaupun tidak sedikit pula boroknya karena tetap menjadi bagian dari dinasti politik, sekaligus kasus korupsi yang menjerat sang suami, Tubagus Chaeri Wardana. Apalagi kasus korupsinya juga bermain di daerah Banten dan Tangerang Selatan sendiri, alias di depan 'hidung' Airin beserta keluarganya.
Lantas, bagaimana dengan Andra Soni? Kehidupannya cukup naik-turun. Lahir dari keluarga tidak mampu; sempat mengikuti orang tuanya sebagai TKI ilegal di Malaysia hingga SD di sana; kembali ke Indonesia untuk melanjutkan hidup di daerah Ciledug; hingga harus kuliah sambil kerja sebagai kurir.
Cukup berbeda dibandingkan Airin karena Andra Soni punya cerita yang datang dari kalangan akar rumput, sampai akhirnya menembus papan atas orang-orang terpandang di Banten. Bahkan sekarang ia memegang status sebagai Ketua DPRD Provinsi Banten, sebuah bentuk kepercayaan besar diberikan oleh Partai Gerindra yang memayungi pergerakan politiknya.
Membaca Ulang Janji Debat Perdana Pilgub Banten 2024
Jadi, dari debat perdana Pilgub Banten 2024, apa saja yang bisa digarisbawahi dari janji-janji kedua pasangan calon ini?
JANJI AIRIN RACHMI DIANY-ADE SUMARDI
Dilansir dari Detik.com, penyampaian visi-misi Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi membawa mereka kepada janji untuk membuat wilayah utara dan selatan Banten tidak lagi tertinggal dengan pemerataan pembangunan. Minimal konektivitas infrastruktur jalan antar daerah di sana bisa semakin baik, katanya. Sebuah janji yang seharusnya sudah dilakukan oleh pendahulunya di Banten.
Muncul pula janji pemekaran daerah otonomi baru untuk Kabupaten Tangerang sendiri. Jika kalian belum tahu mana saja daerah yang masuk Kabupaten Tangerang, beberapa area di dalamnya termasuk Gading Serpong dan daerah sekitaran ICE BSD hingga ke belakangnya lagi. Bagi Airin, pemekaran bisa membantu urusan birokrasi menjadi semakin pendek serta peningkatan daya saing agar kesejahteraan masyarakat semakin membaik.
Kerennya lagi ia membanggakan pencapaiannya sebagai satu-satunya cagub yang memiliki pengalaman memimpin daerah otonomi baru yakni Tangerang Selatan. Sekaligus membantah janji Andra Soni-Dimyati yang ingin membuat daerah otonomi baru bernama Kabupaten Cilangkahan. "Karena persoalan pemekaran daerah harus melihat kebutuhan," ucap Airin. "Dan jangan sampai daerah otonomi baru jadi beban."
Airin tidak melupakan pentingnya pembangunan ibu kota Serang yang seharusnya menjadi kebanggaan Banten. Harus diakui bahwa keberadaan Banten tidak lagi dipandang dari ibu kotanya, melainkan wilayah-wilayah yang dibangun oleh developer seperti yang ada di daerah Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang. Sisa wilayah Banten cuma dianggap sebagai daerah pabrik dengan truk yang berlalu-lalang. Kalau janji ini benar-benar ingin dicapai oleh Airin, maka perjalanan panjang untuk mengubah citra Banten akan menemui jalanan terjal.
Di sisi yang lebih humanis, Airin ingin membuat warga Banten lebih bahagia dengan menjawab isu mental health. Terlebih dengan tidak adanya rumah sakit jiwa di Banten. Diharapkan bahwa dengan terpilihnya dia, akan ada beberapa pembangunan rumah sakit jiwa untuk memberikan dukungan jiwa kepada warga Banten, serta mendorong psikolog-psikolog untuk turun tangan langsung membantu masyarakat. Suatu janji yang siapapun terpilih memang harus dilaksanakan secepatnya.
Begitu pula dengan janji dalam bidang pendidikan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak. Airin menyiapkan program Kartini Banten untuk memberikan beasiswa perempuan yang ingin bersekolah hingga kuliah. Namun untungnya tidak cuma untuk perempuan saja, karena ia tetap menginginkan agar laki-laki berprestasi boleh mendapatkan Kartini Banten. "Sehingga tidak ada lagi anak Banten yang putus sekolah, minimal SMA dan ke perguruan tinggi," ucap Airin.
JANJI ANDRA SONI-DIMYATI
Kehadiran Andra Soni-Dimyati selayaknya menjadi bentuk respons dari lawannya yang lebih dulu lebih lekat di telinga masyarakat Banten. Itulah kenapa visi-misi mereka langsung menyatakan bahwa tidak boleh ada lagi daerah yang tertinggal dan dilupakan dari segi pemerataan pembangunan, pendidikan, hingga keadilan. "No one left behind," kata Andra Soni.
Berangkat dari pemikiran tersebut, Andra-Soni menjelaskan bahwa Kabupaten Lebak yang menjadi daerah paling luas harus dibuat otonomi baru bernama Kabupaten Cilangkahan. Apalagi dengan luasnya yang mencapai 3.300 kilometer persegi, ternyata hanya mampu menciptakan fiskal daerah sebesar Rp300 miliar saja. Belum lagi eksploitasi sumber daya alamnya yang terus dimakan oleh pihak-pihak di luar Lebak; artinya kembali dengan citra Banten yang dipandang wilayah berdebu penuh truk dan pabrik.
Andra Soni-Dimyati terlihat menjadi cagub-cawagub yang paling serius dalam urusan pendidikan. Semuanya terlihat dari jargon bertuliskan "Sekolah Gratis" dengan ukuran besar yang tercetak di jaket para pendukungnya serta spanduk-spanduk yang dipasang di berbagai sudut daerah Banten. Maka, usaha mereka ini akan dilaksanakan dengan bekerja sama dengan pihak swasta demi membuat rata-rata jangka waktu pendidikan warga Banten tidak lagi mentok di angka 8,85 tahun-9,15 tahun saja.
Sekolah gratis memang sangat bagus, namun praktiknya ketika harus berhadapan dengan urusan kolaborasi, ekonomi, aturan, dan lainnya yang akan membuat janji ini masih terasa mengawang bagi masyarakat nantinya. Sudah seharusnya pihak Andra Soni-Dimyati memberikan perincian bagaimana cara mewujudkan janji sekolah gratis yang lebih realistis.
Bahkan Andra Soni sempat menyinggung tidak ada lagi sogok menyogok di dalam sekolah negeri demi memperbaiki pendidikan warganya. Caranya bagaimana? "Semua itu bisa terlaksana kita upayakan dengan satu catatan kita semua tidak korupsi," tegasnya.
Sebuah pernyataan yang membawa mixed feeling karena dikatakan oleh politikus yang selama ini lebih sering dinilai mengkhianati kepercayaan pemilihnya. Sekaligus ada rasa miris karena untuk tidak korupsi saja sampai harus diperingatkan di depan kamera TV. Bukankah sudah seharusnya pemikiran itu ada di mindset wakil rakyat dan sebuah bare minimum?
BUNTUT DEBAT PERDANA PILGUB BANTEN 2024
Menutup debat perdana Pilgub Banten 2024 membuat kedua calon memberikan harapan mereka dengan tambahan janji. Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi berharap bisa terpilih dengan niat baik demi membuat rakyat Banten semakin maju dari segala sisi. Diharapkan tidak ada paksaan memilih karena masyarakat sudah cerdas dalam menyambut pesta politik Indonesia. "Doakan Allah menakdirkan kami menang dan dilantik jadi gubernur Banten," harap Airin.
Sebaliknya, Andra Soni-Dimyati berjanji tak akan mengkhianati kepercayaan rakyat jika menang Pilgub Banten 2024. Komitmen untuk menyukseskan seluruh program dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga peningkatan lapangan kerja menjadi misi utama mereka yang harus diwujudkan secepatnya. "Oleh sebab itu Andra-Dimyati berikrar, mudah-mudahan Banten lebih baik dan lebih maju lagi," tutup Dimyati.
Dari segala bentuk janji dan ikrar yang diucapkan selama debat perdana Pilgub Banten 2024, kedua calon memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada janji yang terasa realistis, tapi ada pula yang masih terasa jauh dan terdengar terlambat, khususnya bagi pihak yang pernah duduk di kursi pemimpin daerah di wilayah Banten. Apakah warga Banten sudah menentukan pilihan? Sabar dulu, masih ada dua debat lagi yang akan dilaksanakan dalam beberapa waktu ke depan.
(tim/DIR)