Dunia yang kita tinggali sekarang bukanlah dunia yang ditinggali leluhur kita beberapa generasi yang lalu—bahkan bukan dunia yang sama dengan dunia yang ditinggali orang tua kita. Temperatur bumi yang semakin memanas, menyusutnya gunung es, dan meluasnya gurun adalah beberapa dampak besar perubahan iklim yang terjadi di berbagai penjuru dunia. Mulai dari cuaca yang semakin tidak menentu hingga bencana alam yang semakin sering terdengar, semuanya bisa kita temui dalam keseharian. Memang mudah merasa putus asa dalam situasi ini, namun masih ada yang bisa kita lakukan.
Mengubah Kebiasaan untuk Keberlangsungan Lingkungan
Walau solusi individual untuk masalah sebesar perubahan iklim mungkin terasa terlalu kecil, namun, percayalah bahwa dampak positifnya tetap ada. Bayangkan jika kesadaran soal gaya hidup ramah lingkungan menyebar dan diterapkan oleh jutaan orang—terutama generasi muda—maka perubahan nyata akan terlihat. Setiap aksi kecil memiliki riak yang bisa berpengaruh secara besar. Berikut adalah beberapa langkah mudah untuk memulai hidup sustainable.
Habiskan Makananmu dan Minimalisir Food Waste
Mungkin hal ini belum banyak diketahui, tapi hal sederhana seperti menghabiskan makananmu bisa membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Sisa makanan atau food waste seringkali berakhir di TPU, dan seiring waktu akan membusuk, sehingga menyebabkan produksi metana yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Usahakan untuk tidak membeli, memasak, atau memesan makanan lebih banyak dari yang kamu bisa konsumsi. Jika food waste memang tidak terhindarkan, salah satu pilihan lain adalah dengan memproses sisa makananmu menjadi kompos. Dengan melakukan ini, kamu bisa mengolah hal yang tadinya berkontribusi dalam pemanasan global menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Perhatikan Apa yang Kamu Konsumsi
Masih terkait makanan, menjadi lebih aware soal apa yang kamu konsumsi juga bisa memberi dampak positif terhadap lingkungan. Beralih ke pola makan vegan atau vegetarian mampu mengurangi jejak karbonmu secara signifikan, karena produksi daging merupakan salah satu polutan terbesar di dunia. Pabrik yang memproses produk daging menghasilkan gas rumah kaca dalam volume besar dari penggunaan energi untuk operasional hingga transportasi. Mengubah pola makan menjadi vegan atau vegetarian memang bukan untuk semua orang, tetapi kamu tetap bisa mengurangi konsumsi daging. Coba terapkan hari-hari spesial seperti meatless Monday di mana di mana pola makanmu dalam hari tersebut sepenuhnya plant-based. Mengingat pola makan di Indonesia seperti tempe, tahu, dan berbagai olahan sayuran adalah makanan sehari-hari, meminimalisir konsumsi daging seharusnya tidak terlalu sulit.
Perhatikan juga dari mana makananmu berasal. Bahan makanan import tentu menghasilkan emisi karbon yang lebih banyak dibanding produk lokal. Di masa kini, kamu bisa menelusuri dari mana makananmu datang dengan mudah. Mengonsumsi produk lokal juga memiliki berbagai manfaat tersendiri; kamu bisa mengurangi jejak karbon, mendapatkan produk yang lebih segar dan murah, sekaligus mendukung perekonomian lokal.
Kurangi Penggunaan Produk Sekali Pakai
Tren botol minum berwarna-warni yang menjamur selama beberapa tahun ke belakang sesungguhnya memiliki dampak positif, yaitu mengurangi konsumsi minuman dalam kemasan sekali pakai. Sudah tidak perlu disebut lagi kalau penggunaan plastik sekali pakai memiliki dampak yang sangat buruk pada lingkungan—karena limbah tersebut sulit terurai tetapi digunakan secara luas di seluruh dunia. Selain botol minum, cobalah biasakan membawa pengganti untuk plastik sekali pakai untuk kebutuhan lain juga, seperti tas yang bisa dilipat untuk berbelanja atau lunch box untuk membeli makanan. Di samping baik untuk lingkungan, membiasakan hal ini juga bisa jadi menyenangkan, karena kamu bisa mix and match warna-warna hingga menghias sendiri berbagai barang yang kamu gunakan sehari-hari.
Jangan Tuntut Diri Jadi Sempurna
Dari hal-hal di atas, tentu semuanya tidak harus langsung dilakukan secara sempurna. Mengurangi konsumsi daging bukan berarti kamu tidak boleh menikmatinya sesekali, begitu juga dengan buah import. Mungkin ada pula saat di mana kamu memang kekenyangan dan tidak bisa menghabiskan makananmu. Ada pula hari-hari di mana kamu lupa membawa botol minum atau tas reusable. Sesekali mengonsumsi minuman dalam kemasan juga tidak salah, kok. Yang terpenting bukanlah melakukan langkah-langkah tersebut dengan sempurna, tapi membiasakan dirimu untuk menerapkan pola hidup yang lebih mindful dan sehat. Kontribusimu pada kelangsungan lingkungan tidak perlu sempurna, karena yang terpenting adalah kamu sudah berkontribusi.
(cxo/tim)