Hidup bagai balerina
Gerak maju berirama
Detaknya di mana-mana seperti udara
Hidup bagai balerina
Menghimpun energi, mengambil posisi
Menjejakkan kaki, meniti temali
Merendah meninggi rasakan api, konsentrasi
Biar tubuhmu berkelana, lalui kegelisahan
Mencari keseimbangan, mengisi ketiadaan
Di kepala dan di dada
Hidup terasa begitu lentur
Raba tekstur ciptakan gestur
Berjingkat tidak teratur seperti melantur
Hidup terasa begitu lentur
Menghimpun energi, mengambil posisi
Menjejakkan kaki, meniti temali
Merendah meninggi rasakan api, konsentrasi
Biar tubuhmu berkelana, lalui kegelisahan
Mencari keseimbangan, mengisi ketiadaan
Di kepala dan di dada
Ode untuk Jurgen Klopp
Pernah mendengar lagu di atas? Lagu tersebut berjudul "Balerina" yang dinyanyikan oleh Efek Rumah Kaca. Untaian lirik "Balerina" menjadi bentuk nyata dalam bentuk musik yang selayaknya bisa menggambarkan perasaan Jurgen Klopp saat ini. Keputusannya untuk pergi dari Liverpool mematahkan banyak hati insan Kopites. Hari yang paling menakutkan telah tiba. Klopp keluar dari Anfield untuk terakhir kalinya sebagai manajer.
Tekanan yang harus ditelan mentah-mentah selama sembilan tahun membuat hidupnya di pelabuhan Merseyside tidak ada kata "tenang". Beruntung, seluruh fans Liverpool selalu berada di belakangnya. Kata-kata sumbang yang sempat terlontar akibat penampilan buruk tim asuhannya hanya bumbu kehidupan belaka. Setidaknya Liverpool telah kembali ke posisi yang seharusnya. Selanjutnya? Itu urusan nanti.
Sekarang ia sudah menjadi "balerina" yang bergerak bebas. Ke sana ke mari, merendah meninggi, Klopp siap berkelana lagi. Namun bukan ke entitas yang baru. Ia ingin kembali ke pelukan kenyamanan yang telah lama ia pinggirkan, bernama rumah.
Selamat istirahat, Jurgen Klopp.
Terima kasih.
(tim/DIR)