Dunia transportasi Indonesia mulai menunjukkan kemajuannya dalam dua tahun. Usai pandemi, pemerintah Indonesia sepertinya sudah mulai berbenah diri untuk meningkatkan kualitas transportasi publik, terutama kereta rel listrik (KRL) Commuter Line. Seperti belum lama ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mewacanakan proyek KRL Karawang.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan sampai saat ini KRL line Bekasi baru sampai Cikarang saja. Tetapi, tidak menutup kemungkinan akan ada perpanjangan rel hingga Karawang. Meski begitu, Risal belum bisa memastikan seperti apa kedepannya proyek tersebut.
"Belum kami diskusikan seperti apa ke depannya KRL sampai Karawang," ujar Risal seperti dikutip CNBC Indonesia.
Ia mengatakan ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum proyek perpanjangan jaringan KRL tersebut terealisasi. Misalnya dari fasilitas Listrik Aliran Atas (LAA), sarana kereta, sampai waktunya. Sebab semakin panjang lintasannya, frekuensi semakin tinggi, apalagi keretanya masih terbatas.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan studi terkait perpanjangan KRL sampai Karawang Tengah dilakukan. Terkait biaya yang dibutuhkan, Adita mengakui jika biaya akan ada ketika hasil studi sudah rilis. Tapi bagaimana jika KRL Karawang ini terealisasikan?
Efek KRL Karawang Jika Terealisasi
Walaupun rencana perpanjangan KRL sampai Karawang ini masih jadi belum pasti, namun jika ini sampai terealisasi diprediksi bisa berefek pada perekonomian masyarakat setempat. Misalnya membuat harga tanah hingga rumah tapak di wilayah Karawang mengalami kenaikan harga.
"Setiap ada pembangunan proyek bakal membuat harga properti ikut menggeliat, termasuk yang ini (KRL sampai Karawang)," kata Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property, Martin Samuel Hutapea dikutip CNBC Indonesia.
Itu terlihat dari beberapa proyek sebelumnya saat pembangunan infrastruktur, terutama di sektor transportasi umum telah membuat harga tanah dan rumah tapak ikut terangkat. Martin mencontohkan di beberapa proyek di antaranya di Maja hingga Rangkasbitung.
"Apalagi, yang sudah pasti akan pemerintah bakal membangun MRT East-West itu, maka wilayah Jakarta sudah makin terintegrasi dengan kawasan penyangga, bukan hanya Jakarta sendiri tapi Jabodetabek semakin terhubung," kata Martin.
Bukan hanya rumah, subsektor seperti lahan industri juga bisa semakin bergeliat dengan hadirnya infrastruktur transportasi umum seperti KRL. Saat ini tingkat penjualan di Karawang dan Purwakarta sudah tergolong tinggi yakni 92 persen, sedangkan wilayah Serang 82 persen, Cilegon 80 persen, dan Bogor 85 persen.
Meskipun tanah yang berada di sekitar perencanaan KRL akan naik dan masyarakat diuntungkan akan hal ini jika memang terealisasi, tetapi sampai saat ini Kemenhub masih melakukan kajian dalam mempertimbangkan proyek KRL sampai Karawang ini bisa terwujud. Kita tunggu saja kabar baik ini dapat terwujud di masa depan, sehingga semakin banyak orang yang merasakan kemudahan dari KRL.
(DIR/alm)