Media dan internet punya selebriti baru: seorang penyembuh bernama Ida Dayak. Namanya pertama kali muncul tahun 2021 sejak video pengobatan alternatif yang dilakukannya viral di internet. Dalam video itu, Ida yang menggunakan pakaian adat Dayak terlihat menggosok tangan pasiennya dengan minyak berwarna merah, lalu ia meluruskan tangan pasien yang patah dan bengkok. "Nggak usah bayar, gratis ya," ucapnya setelah meluruskan tangan pasien itu.
Selain menyembuhkan patah tulang, Ida juga berhasil menyembuhkan pasien salah urat, keseleo, dan stroke. Kesaktian Ida Dayak mengejutkan banyak orang, Ida bahkan berhasil membuat pasien yang lumpuh berdiri dan berjalan kembali. Hanya dengan berbekal doa dan sebotol Minyak Bintang—obat tradisional suku Dayak—Ida Dayak berkeliling menyembuhkan banyak orang tanpa mengharapkan imbalan. "Mukjizat" yang dilakukan oleh Ida Dayak membuat kehadirannya ditunggu dan disambut di mana-mana, termasuk di pulau Jawa.
Ribuan orang dari berbagai daerah memadati GOR Madivif 1 Kartika Kostrad Cilodong, Depok, pada Senin (3/4/23) minggu lalu. Banyak pasien yang telah menunggu sejak subuh, berharap bisa disembuhkan oleh Ida Dayak. Namun acara tersebut terpaksa dibatalkan, lantaran kerumunan tidak terkendali. Namun, siapa sebenarnya Ida Dayak?
Dihimpun dari berbagai sumber, perempuan paruh baya ini memiliki nama asli Ida Andriani, ia lahir di Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Sementara itu, latar belakang Ida Dayak sendiri belum banyak diketahui; seperti bagaimana ia mempelajari ilmu pengobatan dan sejak kapan ia mulai menyembuhkan orang-orang. Ketua Lembaga Adat Paser mengatakan bahwa pengobatan seperti yang dilakukan Ida Dayak berasal dari tradisi turun-temurun suku Paser. Meski begitu, Ida Dayak yang menganut agama Islam selalu menekankan bahwa kesembuhan yang diberikannya kepada para pasien datang dari kuasa Tuhan.
Pengobatan Alternatif Akan Terus Diminati
Bagaikan magnet, Ida Dayak menarik perhatian banyak orang-baik yang ingin dibantu oleh kemampuannya, atau yang sekedar mengaguminya. Menurut Jajang Gunawijaya, Antropolog dari Universitas Indonesia, kalau ditelaah berdasarkan rasionalitas, apa yang dilakukan Ida Dayak tidak akan masuk akal bagi para ahli atau akademisi, sehingga walaupun pengobatannya sungguh berhasil, itu adalah sugesti.
Namun demikian, menurut Jajang fenomena Ida Dayak bisa dijelaskan melalui perspektif sosio-budaya, yaitu kepercayaan yang dianut oleh masyarakat. "Ada kepercayaan bahwa dalam agama-agama besar, termasuk agama lokal, Tuhan menciptakan orang-orang tertentu yang atas ridho-Nya diberi kemampuan, termasuk untuk menyembuhkan penyakit," katanya kepada CXO Media. Kepercayaan ini tidak akan pernah bisa bertemu dengan perspektif rasionalitas.
Sementara itu, Jajang juga mengatakan bahwa fenomena Ida Dayak bisa menjadi momen bagi institusi kesehatan untuk introspeksi diri. "Orang bertahun-tahun menderita, bolak-balik ke rumah sakit, ya mungkin saja pelayanan kesehatan kita nggak efektif," tuturnya. Apalagi, menurutnya, pelayanan kesehatan di Indonesia masih banyak yang berorientasi bisnis atau mengejar keuntungan.
Di kala pelayanan kesehatan belum maksimal, orang-orang seperti Ida Dayak yang memberikan pengobatan alternatif tanpa meminta imbalan akan selalu dicari sampai kapan pun. Sekarang pilihan kembali ke tangan masyarakat: lebih memilih datang ke instansi kesehatan yang sudah mendapatkan pengakuan medis secara formal, atau pengobatan alternatif yang masih berada di tengah-tengah antara efektif atau hanya bualan belaka.
(ANL/tim)