Maret merupakan bulan penuh selebrasi untuk para perempuan di seluruh dunia karena Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret. Merayakan hal tersebut, Netflix mengadakan Reflections of Me pada Kamis (14/3) di Jakarta.
Vice President Public Relations Asia Pacific Netflix, Amy Kunrojpanya mengatakan Reflections of Me adalah acara untuk memberi apresiasi kepada para perempuan penuh inspirasi baik di depan dan di belakang kamera. Serta, menghubungkan orang-orang dari beragam latar belakang dan budaya demi merayakan keragaman kisah dari, untuk, dan tentang perempuan dalam Hari Perempuan Internasional.
Dipandu oleh aktris Marissa Anita, diskusi panel kali ini menghadirkan pembicara ternama seperti kritikus film Anupama Chopra dari India; penulis naskah Eirene Tran Donohue (A Tourist's Guide to Love) asal Vietnam-Irlandia; sutradara Kamila Andini (Gadis Kretek); aktris, sutradara, produser, dan penulis Manatsanun 'Donut' Phanlerdwongsakul (Thai Cave Rescue) asal Thailand; serta sutradara Marla Archeta (Doll House) dari Filipina.
Para panelis membagikan cerita perjalanan versi masing-masing dalam menghadirkan berbagai karakter perempuan yang autentik, personal, juga relevan dalam karya-karyanya. Misalnya Kamila Andini mengaku selalu menuangkan sedikit bagian dari dirinya pada karakter utama di beberapa karyanya. Karakter tersebut merefleksikan peran perempuan di mata masyarakat.
"Saya sadar bahwa selalu ada ekspektasi yang besar terhadap perempuan. Namun saya paham betapa sulitnya untuk mencoba menjadi diri yang berani membuat pilihan untuk kita sendiri. Itu mengapa karakter-karakter saya punya kelemahan dan kekuatan. Saya juga memberikan karakter yang saya proses untuk menjadi sosok lebih baik lagi meskipun hanya berupa langkah kecil," ungkap Kamila Andini.
Sebagai pelaku industri kreatif dan perfilman selama lebih dari 2 dekade, Anupama Chopra pun merasakan bahwa adanya perubahan yang signifikan mengenai kehadiran perempuan di industri kreatif.
"Memang, perbandingannya mungkin tidak 50-50 antara perempuan dan laki-laki. Tapi sekarang lebih banyak perempuan terlibat di balik layar dari sebuah dunia yang dulunya di dominasi oleh laki-laki. Kesenjangan itu sekarang sudah mulai mengecil dan hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa," ujarnya.
Lebih lanjut, Anupama mengatakan bahwa akan terciptanya momen-momen yang memberikan pengakuan terhadap perempuan ataupun wawasan yang juga tidak sering dilihat oleh masyarakat global. Kemenangan Michelle Yeoh pada perhelatan bergengsi Oscars menjadi tonggak sejarah untuk representasi perempuan di industri perfilman.
Berkaca dari fenomena tersebut, Manatsanun 'Donut' Phanlerdwongsakul menyatakan semakin banyak pintu yang terbuka bagi karakter perempuan Asia, juga para pelaku kreatif seperti produser dan penulis untuk menghasilkan karakter yang lebih beragam. Marla Ancheta juga berujar dengan semakin banyak sorotan terhadap keberhasilan perempuan, para kreator perempuan juga menghadapi tantangan baru dalam menghadirkan karya.
"Akan ada lebih banyak ekspektasi. Kita ditantang untuk menghasilkan konten yang lebih baik lagi dan bersikap lebih mawas diri tentang bias dari pihak lain sehingga dapat merepresentasikan budaya kita dengan lebih baik," ungkap Marla.
Panel diskusi yang penuh insight memang jadi jantung acaranya, namun pengunjung Reflections of Me yang hadir kurang lebih 200 peserta, juga dapat menikmati instalasi interaktif dan unik. Mereka diajak menuangkan opini mereka dan merefleksikan kekuatan representasi perempuan.
Percakapan mengenai representasi dan narasi perempuan perlahan memiliki pengaruh besar terhadap apa yang akan tampil di layar. Netflix sebagai platform 'pembagi cerita' juga punya peran yang signifikan dalam menyuguhkan cerita yang merefleksikan kehidupan penonton di layar kaca.
(HAI/DIR)