Dua bulan mengalami penundaan, kompetisi sepak bola tertinggi di tanah air, Liga 1 Indonesia musim 2022/2023 akhirnya akan bergulir kembali, mulai tanggal 5 - 24 Desember 2022 mendatang. Informasi ini sendiri telah disebarkan oleh PT Liga Indonesia baru selaku operator liga melalui laman media sosial mereka.
Menurut jadwal yang telah dirilis, 18 tim sepak bola dalam negeri akan memainkan sisa pertandingan di paruh pertama, yakni pekan ke-12 hingga pekan ke-17. Adapun format lanjutan kompetisi dilakukan secara tersentralisasi (sistem bubble) pada lima stadion, di lima kota sekitar Jawa Tengah.
Sebanyak 54 pertandingan akan dimainkan dalam kurun 20 hari ke depan secara nonstop. Venue yang akan digunakan, antara lain: Stadion Manahan, Solo (14 laga); Stadion Maguwoharjo, Sleman (15 laga); Stadion Sultan Agung, Bantul (12 laga); Stadion Jatidiri, Semarang (12); dan Stadion Moch. Soebroto, Magelang (1 laga).
Masing-masing klub peserta Liga 1 musim 2022/2023 sendiri kebagian 6 pertandingan-hanya berjarak sekitar 3 hari antara pertandingan. Di samping itu, jadwal yang disebut telah mengantongi izin dari pihak keamanan tersebut dilangsungkan secara terkunci atau tanpa penonton, meski akan tetap disiarkan secara langsung.
Perlukah Liga 1 Dilanjutkan?
Kompetisi Liga 1 Musim 2022/2023 terhenti sejenak-pada pekan ke-11-setelah terjadi tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Minggu, 30 September 2022 silam. Peristiwa yang menelan 135 nyawa tersebut lantas menciptakan gonjang-ganjing di ekosistem persepakbolaan nasional karena mengandung malfungsi pelaksanaan yang fatal.
Akhirnya, liga pun diputuskan berhenti sementara, untuk menghormati para korban sambil melakukan penelusuran terhadap pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab. Akan tetapi, ditengah proses pengusutan yang "hangat-hangat tahi ayam" dan belum juga menemui titik terang, Liga 1 Indonesia yang problematik telah diputuskan untuk berlanjut per hari ini.
Pada satu sisi, tentu kabar ini melegakan para pelaku sepak bola yang telah terlanjur panas di musim kompetisi tahunan. Walau begitu, keputusan melanjutkan kompetisi di tengah proses pengusutan kasus yang tidak kunjung simpul juga terkesan mengkhawatirkan. Masalah utamanya, pihak Liga 1 yang mestinya menjadi penanggung jawab tragedi ini seakan abai terhadap borok lebar yang terjadi di Kanjuruhan. Padahal, terbukti, dampak kelalaian penyelenggaraan kompetisi sepak bola telah menghilangkan ratusan nyawa pencintanya.
Tragedi Kanjuruhan/ Foto: Detik.com |
Dengan dilanjutkannya Liga 1 per hari ini, turut tersirat pesan bahwa, keseriusan para pemangku jawatan dalam mengusut tuntas tragedi kelam di Kanjuruhan hanyalah isapan jempol semata. Sebab jika merujuk pada rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) kepada PSSI terdapat, satu poin yang menyatakan, "pemerintah tidak akan memberikan izin pertandingan liga sepak bola profesional di bawah PSSI, yaitu Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, sampai dengan terjadinya perubahan dan kesiapan yang signifikan oleh PSSI dalam mengelola dan menjalankan kompetisi sepak bola di tanah air."
Sampai pada titik ini, kita sudah bisa melihat kalau digulirkannya kembali Liga 1 sudah cukup untuk menggatalkan kulit kepala. Sebab, sepenuhnya, perbaikan fundamental di badan persepakbolaan Indonesia belum juga terjadi. Praktis, hanya ada pergantian minor di manajemen PT LIB, sementara kabar dihelatnya Kongres Luar Biasa PSSI masih "angin-anginan".
Selain itu, kelanjutan Liga 1 selama bulan Desember 2022 ini juga masih tidak terlihat proporsional. Secara gamblang, jadwal super padat telah menanti para klub peserta, dengan catatan; masih ada waktu bermain malam, yang seharusnya dihapus karena alasan keamanan-seperti rujukan TGIPF kepada PSSI beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, padatnya kompetisi yang kembali bergulir juga bak dua sisi mata pisau. Sebab pada akhir bulan ini, tepatnya 23 Desember 2022, turnamen antara negara ASEAN, AFF Cup juga akan dihelat di Thailand. Artinya, berjalannya kompetisi kembali tumpang tindih dengan kepentingan Tim Nasional, yang akan berlaga di AFF. Hal ini juga dapat membebani para klub peserta, yang beberapa pemainnya akan absen karena harus melakukan persiapan AFF bersama pelatih Shin Tae-Yong.
Akankah berlanjutnya Liga 1 nanti tidak menghilangkan angin perubahan baik, yang digadang terjadi di sepak bola Indonesia usai Tragedi Kanjuruhan memakan korban? Kita tidak pernah tahu.
(RIA/tim)