Kedatangan idola tercinta ke negara kita untuk sebuah konser pasti membuat semua orang rela merogoh kocek yang dalam demi menghirup udara yang sama dengannya. Tentu saja, banyak orang rela untuk mengeluarkan jumlah uang yang besar agar dapat membeli pengalaman berharga selama 2 sampai 3 jam lamanya untuk bernyanyi dan menyaksikan langsung sosok yang selama ini hanya bisa dilihat melalui layar gadget saja.
Memang, menonton konser adalah suatu momen langka singkat yang sangat berkesan untuk selalu diingat. Namun, karena sekian lamanya pandemi yang membuat kegiatan ini sempat tertunda selama kurang lebih 2 tahun, membuat banyak orang sangat ambisius untuk mendapatkan kembali pengalaman tersebut.
Walhasil, tiket untuk berbagai konser atau pagelaran festival musik yang diselenggarakan selalu sulit untuk didapatkan karena banyaknya peminat yang secara bersamaan mengakses suatu website untuk membeli tiket. Hal ini pun membuat orang-orang yang benar-benar ingin menyaksikan acara musik tersebut mau tidak mau harus mencari calo di berbagai platform media sosial dengan tawaran harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang ditetapkan oleh pemilik acara.
Ilustrasi konser musik/ Foto: CXO Media |
Kasus calo yang menjual harga tiket sangat jauh dari harga yang ditetapkan ini baru saja terjadi dan sempat ramai di beberapa platform. Pasalnya, belum lama ini penjualan online tiket konser BLACKPINK yang akan digelar di GBK habis terjual dalam kurun waktu 15 menit ini memang sangat diserbu habis-habisan oleh para penggemarnya. Namun, saking sulitnya untuk membeli tiket BLACKPINK ini, ada oknum yang sangat berani untuk menjadi calo dan menjual tiket VIP seharga 15 juta Rupiah, padahal tiket aslinya bahkan tidak mencapai angka 4 juta Rupiah.
"Temenku kelebihan 2 VIP BP Day 1 di Jakarta. 12 juta/tiket. Yang mau beli DM aku, no nego" tulis seorang selebgram pada akun Instagram story-nya.
Kejadian ini tentu saja membuat banyak orang geram. Berbagai komentar pedas ditujukan pada akun bercentang biru tersebut yang mengaku hanya membantu temannya yang menitip tiket untuk dijual karena kelebihan pesanan melalui akunnya.
Cuitan seperti "Jual tiket BLACKPINK ga usah ala-ala pake embel 'kemarin belinya kelebihan' bilang aja calo susah banget", "y'all get free pass to hell.", "that NO NEGO, though", "nyari duit ya gak gini juga kali." dan "buset ambil untungnya banyak banget." adalah hanya beberapa dari tuaian kekesalan para netizen yang melihat kejadian ini. Kekesalan orang-orang semakin menjadi-jadi ketika pihak calo malah membela diri dengan response yang tidak masuk di akal.
"Mana ada si yg mau lepas tiket BP HARGA WAJAR?? Atau cuan tipis. Sesusah itu dapetnya. Ga sekalian cari di platform donasi? Tuh pencarian tidak ditemukan." Unggahnya pada Instagram story dengan recorded screen di halaman pencarian situs donasi dengan kata kunci pencarian "tiket blackpink". Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa kalau memang tarif yang ditawarkan tidak sesuai dengan budget, silakan cari orang lain yang menjual dengan harga lebih murah.
Blackpink/ Foto: Getty Images |
Memang sudah menjadi suatu hal yang dimaklumi ketika membeli tiket dari calo, seseorang diharuskan untuk merogoh kocek lebih dalam sebanyak satu hingga dua juta Rupiah sebagai additional fee untuk pihak si calo. Tetapi apabila fee yang ditawarkan berkali-kali lipat dari harga tiket aslinya, apakah embel-embel seperti tiket yang terbeli kelebihan dan tingkat kesulitan mendapatkan tiket di situs resminya dapat dijadikan suatu justifikasi? Apabila fee yang ditawarkan masih masuk akal, mungkin tidak akan terjadi kegaduhan sebesar kasus di atas.
Keberadaan calo sebenarnya masih menjadi sebuah pro kontra, karena ada beberapa pihak yang senang dengan keberadaan calo ini karena ketersediaan tiket yang sudah sold out di situs resmi. Namun, tidak sedikit juga orang-orang yang kesal dengan perbuatan calo tidak bertanggung jawab dengan fee yang berkali-kali lipat seperti contoh kasus tiket BLACKPINK ini dan calo yang menjual tiket palsu. Dengan adanya berbagai modus penjualan dan penipuan dari calo, timbul pertanyaan mengenai diperbolehkan atau tidaknya profesi calo ini secara hukum.
Secara umum, dibutuhkan identitas lengkap sebagai tanda pengenal ketika hendak membeli tiket. Kartu identitas yang biasa digunakan adalah KTP atau SIM dan selama tiket dibeli oleh seseorang yang menggunakan identitas asli dan tiket yang dijual kepada pihak ketiga adalah tiket asli, calo tidak dapat dipidana.
Ilustrasi tiket konser/ Foto: Freepik |
Meskipun demikian, masalah calo ini sebenarnya dapat diatasi oleh para organizers atau promotor dengan cara meningkatkan keketatan pemegang tiket, di mana tiket fisik seharusnya tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan cara apapun. Mulai dari memastikan data pembeli yang harus disesuaikan dengan identitas yang menukarkan tiket dan larangan untuk memindah tangankan tiket kepada siapapun dengan alasan apapun. Dengan cara ini, tidak akan ada lagi pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang menjual tiket dengan harga yang menjulang tinggi dan berkali-kali lipat.
Tidak hanya itu, pembelian tiket pada situs resmi juga menjadi lebih mudah diakses untuk mereka yang benar-benar genuine ingin menonton konser. Karena biasanya, calo-calo ini sengaja membeli tiket dalam jumlah banyak hanya untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi, sehingga menyusahkan para user yang ingin membeli tiket untuk keperluan pribadi. Jika para calo ini sudah tahu dari awal bahwa tiket tidak dapat dipindahtangankan, maka mereka tidak akan melakukan aksi memborong tiket ini dari awal, kan?
Namun realitanya, keberadaan calo ini memang sulit untuk dihilangkan karena banyak juga pihak-pihak yang diuntungkan dari aksi calo. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa adanya calo dapat mempermudah mereka yang kehabisan tiket untuk suatu acara meskipun harus mengeluarkan uang lebih. Tetapi, hal ini seharusnya tidak membuat para calo semena-mena untuk menaruh harga yang berkali-kali lipat. Layaknya netizen yang memberikan pendapat akan tiket BLACKPINK yang dijual seharga 15 juta, nyari duit gak gini juga kali.
(DIP/tim)