Isu climate change yang tidak pernah ada habisnya dan terus bertumbuh hingga saat ini membawa pesan positif bagi seluruh masyarakat. Contohnya, mengenai bagaimana semua orang harus menjaga lingkungan agar tetap bisa terus terjaga hingga masa anak cucu kita kelak. Namun tidak dapat dimungkiri bahwa tidak semua orang paham akan pesan yang ingin disampaikan para aktivis lingkungan.
Itulah kenapa dalam beberapa waktu terakhir ini, banyak aktivis lingkungan yang berusaha merusak lukisan dan karya bersejarah lainnya untuk meningkatkan awareness atas isu climate change. Tapi apakah aksi tersebut termasuk wajar? Sebenarnya apa yang ingin dicapai oleh para aktivis lingkungan?
Mencari Atensi Lebih Besar
Pasti kamu termasuk yang pernah membaca atau mendengar berita tentang aktivis lingkungan yang mencoba merusak lukisan bersejarah demi mendapatkan atensi lebih besar terkait isu lingkungan yang mereka bawa. Contohnya seperti pelemparan sup tomat kaleng ke lukisan Sunflowers dari Van Gogh, lalu dilanjutkan perusakan patung di Uffizi Gallery dan Vatikan, serta aktivis yang coba menempelkan dirinya sendiri ke beberapa lukisan di Royal Academy London.
Bahkan hari ini juga terdengar kabar ada aktivis dari organisasi Last Generation asal Jerman yang melempari lukisan Grainstacks dari Claude Monet dengan mashed potatoes, lalu menempelkan tangan mereka ke dinding. Dalam aksi mereka yang sengaja direkam dalam video, wanita bernama Mirjam Herrmann berorasi bahwa bumi sedang terkena bencana perubahan iklim, tetapi semua orang malah lebih takut dengan kerusakan lukisan akibat dilempari sup tomat dan mashed potatoes.
Memang, lukisan yang sekarang dipamerkan di Museum Barberini, Jerman ini pernah terjual dengan harga 111 juta USD (sekitar Rp1,7 triliun) pada tahun 2019. Dengan sejarah yang ada, maka bisa dibilang apa yang para aktivis lakukan dengan menargetkan lukisan tersebut memang tepat. Buktinya, makin banyak orang yang membicarakan mereka, termasuk penulisan artikel ini sendiri.
Melihat bagaimana beberapa aktivis lingkungan dari berbagai organisasi mulai berbondong-bondong merusak karya bersejarah demi meningkatkan awareness lebih luas atas kerusakan lingkungan, sebenarnya sudah dapat dilihat kalau mereka ingin mencari atensi atau perhatian. Mereka ingin masyarakat lebih aware bahwa kerusakan bumi sudah di depan mata dengan berbagai hal yang kita lakukan. Tapi apakah pada akhirnya rencana mereka untuk meningkatkan awareness ini berhasil? Apakah kamu sendiri langsung berusaha lebih berniat untuk menjaga lingkungan setelah melihat aksi mereka?
Inilah yang akhirnya membuat perjuangan mereka terasa hambar di mata sebagian besar orang. Takutnya, semakin banyak aksi seperti ini yang dilakukan, malah makin banyak orang yang skeptis, bahkan menjadi tidak peduli lagi dengan isu ini. Celakanya lagi, aksi yang dilakukan oleh para aktivis lingkungan dengan pendekatan yang berbeda dibandingkan mereka-yaitu tanpa melakukan pengrusakan bisa menjadi pudar di mata masyarakat, karena bagi mereka: semua aktivis lingkungan itu sama saja.
Siapa di Balik Mereka?
Aksi yang dilakukan para aktivis di berbagai negara untuk merusak karya bersejarah memang dilakukan oleh beberapa organisasi. Hal ini membuat muncul pemikiran sebenarnya apa yang membuat mereka lakukan ini? Apakah memang hanya riding the wave atau ada 'sesuatu' yang lebih besar di belakang mereka? Apalagi, untuk melakukan aksi ini memerlukan perencanaan yang matang demi mendapatkan exposure sesuai tujuan.
Tidak dapat dimungkiri bahwa sempat muncul pikiran adanya perusahaan atau orang-orang dengan kekayaan dan pengaruh besar bisa saja ada di belakang mereka. Apalagi jika memang pihak tersebut merupakan orang-orang yang merusak lingkungan. Akhirnya mereka membuat aksi ini demi membuat orang fokus kepada kerusakan karya, bukan kerusakan lingkungan.
Masalahnya, aksi yang mereka lakukan malah membuat orang-orang lebih fokus kepada kerusakan karya yang terjadi. Isu yang ingin dibawa ke tengah-tengah masyarakat dalam aksi mereka malah terkesan tidak bisa sampai, karena fokus masyarakat lebih melihat mengapa para aktivis melakukan cara seperti itu.
Jangan sampai pesan yang selama ini dibawa oleh berbagai organisasi dengan niat mulia, akhirnya menjadi pudar karena para aktivis dengan menyiram lukisan bersejarah lebih diperhatikan, sehingga semua orang jadi tidak percaya dengan aksi-aksi lainnya untuk isu climate change. Kita sebagai masyarakat juga harus lebih memilah-milah mana yang memang benar-benar serius untuk meningkatkan awareness untuk menjaga lingkungan, atau pihak-pihak yang hanya ingin mencari atensi saja. Semuanya kembali ke tangan kita untuk membuat lingkungan lebih aman dan nyaman hingga waktu mendatang.