Indonesia terkenal dengan warisan kuliner yang mendunia hingga akhirnya membuat banyak orang lebih suka dengan makanan negeri sendiri daripada internasional. Dengan permainan bumbu-bumbu yang kaya dan dapat menggugah selera, maka jika sehari tidak makan masakan Indonesia, terasa ada yang kurang. Salah satunya dalam perihal sarapan.
Sarapan menjadi salah satu aktivitas yang penting dilakukan. Alasan utamanya karena sarapan dapat bermanfaat untuk mendapatkan sumber energi. Selain itu, karena menjalani tidur malam yang panjang, maka kondisi perut pun kosong. Itulah kenapa sarapan penting untuk dilakukan sebelum mulai menjalani aktivitas yang terhitung berat dan panjang.
Berbicara menu sarapan di Indonesia, kita pasti sudah terbiasa dengan porsi besar dan pilihan menu yang cukup berat. Sebut saja dari makanan berbahan dasar nasi, seperti nasi uduk, nasi goreng, dan nasi kuning. Kemudian sarapan dengan mie ayam pun juga tidak terasa asing bagi kita. Sebenarnya apakah budaya sarapan di Indonesia dengan porsi besar itu baik bagi tubuh? Bagaimana dengan asupan gizi yang diterima?
Lontong Sayur, sarapan orang Indonesia/ Foto: Freepik |
Sarapan Khas Indonesia
Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai menu sarapan yang berbeda-beda. Contohnya Jakarta dengan menu nasi-nasian, atau Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan soto atau makanan berkuah lainnya. Selain itu masih ada menu sarapan lainnya, seperti bubur ayam, lontong sayur, nasi pecel, hingga bahkan nasi gudeg untuk daerah Yogyakarta.
Dari sekian banyak daftar sarapan yang ada, semuanya mayoritas mengandung nasi. Jika pun tidak makan nasi, maka masih ada pilihan mie. Artinya, semuanya mengandung jumlah karbohidrat yang besar. Lucunya terkadang ada stigma aneh dari warga yang tinggal di daerah lain ketika melihat budaya sarapan, seperti di Jakarta.
Kita tahu bahwa pilihan sarapan di Jakarta sudah pasti sangat banyak dan beragam. Selain dengan porsi yang besar, ditambah lagi dengan asupan protein dari daging-dagingan yang juga masif. Hal ini bisa membuat banyak orang merasa aneh dengan budaya sarapan antar daerah di Indonesia. Tapi bagaimana jika dilihat dari efek yang diberikan dengan sarapan porsi besar?
Ilustrasi sarapan pagi orang Indonesia/ Foto: Freepik |
Pentingnya Sarapan
Dari tiga kali waktu makan yang sudah dilakukan dari bertahun-tahun lamanya, banyak orang yang terkadang melupakan waktu sarapan. Biasanya didasari oleh alasan "takut kekenyangan" atau "gak bisa makan berat kalau pagi". Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Endocrine Society yang dilansir dari CNN Indonesia, sebenarnya sangat disarankan untuk sarapan dengan porsi besar karena tetap bisa dibakar dengan lebih baik dalam menjalani aktivitas, dibandingkan harus makan besar pada malam hari.
Selain itu, sarapan porsi besar juga dapat mengontrol kadar gula darah dan insulin sepanjang hari. Metabolisme tubuh 2,5 kali lebih baik saat memilih sarapan dengan porsi besar. Apalagi memang setelah sarapan, biasanya kita langsung mulai melakukan aktivitas lainnya yang jauh lebih sibuk. Sebaliknya, kalau sarapan dengan porsi kecil atau rendah kalori, justru bisa membuat orang lebih sering ngemil.
Dari data yang diberikan, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa budaya sarapan di Indonesia dengan porsi besar sama sekali tidak ada salahnya. Walaupun akan terasa aneh untuk negara-negara lain, khususnya benua Eropa yang lebih sering sarapan roti, tapi inilah budaya Indonesia yang sudah mendarah daging. Poin paling penting adalah identitas budaya kuliner Indonesia tetap terjaga tanpa harus merasa malu dengan negara lain.
(tim/DIR)