Belum lama ini, internet sempat dihebohkan dengan acara pernikahan di Malaysia yang mengharuskan tamu undangannya untuk membayar kehadiran mereka. Berbeda dengan tradisi amplop yang biasa memang kita berikan kepada si pemilik acara ketika hendak masuk ke dalam ruangan perayaan, pernikahan Haslan & Baiti yang akan melangsungkan pernikahan di The Light Hotel, Penang, Malaysia pada 25 Desember 2022 mematok tarif untuk menikmati berbagai rangkaian acara di dalam pestanya.
Di dalam undangannya, tertera beberapa ketentuan tarif untuk beberapa kegiatan di dalam sebuah acara tersebut. Mulai dari tiket masuk yang dihargai RM50/orang (setara dengan Rp170.000), makan bufet sampai kenyang dengan harga RM50/orang, berfoto dengan pasangan pengantin seharga RM20 per foto (setara dengan Rp68.000), hingga request lagu seharga RM3 per lagu (setara dengan Rp10.000) dan karaoke seharga RM5 per 2 lagu (setara dengan Rp17.000). Uniknya lagi, para tamu undangan bisa mendapatkan tawaran menarik apabila membawa hadiah untuk si pengantin dengan potongan harga sebesar 50%.
Viralnya foto undangan milik Haslan & Baiti ini menuai pro dan kontra dari kalangan masyarakat. Banyak yang mengatakan bahwa pesta pernikahan seperti ini sangat tidak sesuai dengan kaidah mengadakan pesta pada umumnya. Menurut mereka yang kontra, konsep sebuah resepsi pernikahan seharusnya menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan dalam perayaan, di mana pemilik acara yang berbahagia sudah semestinya menjamu tamu undangan tanpa mengharapkan imbal balik. Lagipula, bukannya doa dan harapan dari para undangan sudah cukup untuk kebahagiaan kedua pengantin?
Namun, bagi mereka yang pro akan konsep pernikahan seperti ini menyatakan bahwa konsep membayar ketika mendatangi sebuah perayaan pernikahan adalah hal yang normal. Bahkan warga Cina dan Korea memiliki kultur di mana mereka membayar untuk per meja atau per kepala yang dateng, sehingga meja yang dibayar hanya untuk mereka saja dari awal sampai akhir acara. Memang, di berbagai belahan dunia hingga negara kita sendiri pun juga terbiasa dengan memberikan amplop ketika menghadiri sebuah pesta pernikahan. Bedanya, uang yang kita berikan bersifat sukarela tanpa patokan harga.
Setelah diselidiki lebih dalam oleh warganet dengan mengkonfirmasi langsung kepada pihak penyedia venue, ternyata undangan milik Haslan & Baiti ini hanyalah rekayasa belaka dan nama mereka berdua tidak tercatat sebagai client di The Light Hotel, Penang, Malaysia pada 25 Desember 2022. Terlepas dari rekayasa semata atau bukan, apakah menurut kamu menjadi tamu undangan ke dalam sebuah pesta pernikahan diharuskan untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk si pemilik acara?