Jalan panjang Indonesia menuju pentas dunia berlanjut di laga kedua babak Grup A FIBA Asia Cup. Berbekal kemenangan brilian atas Arab Saudi, Timnas Garuda menantang Yordania pada gim yang berlangsung hari Kamis (14/7) kemarin. Dengan dukungan penuh dari publik tuan rumah di Istora Senayan, Jakarta, Timnas Indonesia tampil gagah mengimbangi Yordania yang lebih diunggulkan.
Pertandingan pun berjalan sengit di mana kedua tim ketat berkejaran angka. Mulanya, Indonesia berhasil memimpin 11-7 di 5 menit awal kuarter pertama lewat penampilan percaya diri Derrick Michael. Namun skuat Yordania yang penuh pengalaman berhasil membalikan keadaan di ujung kuarter menjadi 15-17. Di kuarter berikutnya, pemain-pemain bermain ngotot dan disiplin dalam menjaga pertahanan. Walhasil, Indonesia sukses menempel Yordania di paruh pertama dengan skor 38 berbanding 39.
Indonesia vs Yordania di FIBA Asia Cup, Selasa (14/7)/ Foto: Ahmad Almajhouli |
Sehabis turun minum, Yordania justru tampil lebih efektif. Sialnya, ketika strategi Yordania berjalan mulus, pemain Indonesia justru kehilangan fokus: Para penembak gagal menyarangkan banyak bola, lini pertahanan mengendur, hingga terlalu banyak fouls dan turnover berbuah poin, yang akhirnya menjauhkan Yordania 9 angka di ujung kuarter ketiga.
Memasuki kuarter terakhir, anak asuh Milos Pejic membuat beberapa momentum yang baik. Diiringi gemuruh separuh cemas dari penonton di Istora, Timnas berhasil memangkas jarak menjadi 57-60 di pertengahan kuarter sembari terus tampil agresif. Namun sayang, permainan dewasa dari para pemain kunci Yordania mampu menyudahi perlawanan sengit skuat Garuda, dan mengakhiri game ketat dengan skor 65-74 untuk Yordania.
Ahmad Al Dwairi, Pemain Yordania menghujam ring Timnas/ Foto: Ahmad Almajhouli |
Ahmad Al Dwairi, big man Yordania tampil gemilang sepanjang laga; mulai dari terus menempel pergerakan Bolden dan menjauhkan Derrick di painted area, mendominasi defensive dan offensive rebound, sampai mencetak 3-point krusial yang mengunci kemenangan Yordania. Hasil ini sekaligus menunda kisah 'Cinderella' milik Indonesia, yang sedang mengincar target besar di antara para raksasa.
Bangkit, Garuda!
Kekalahan memilukan dari Yordania kemarin harus diterima dengan dada yang lapang. Sebab meski terpaksa menelan pil pahit, harapan Indonesia mencapai babak 8 besar Asia dan melangkah ke Piala Dunia masih cukup terbuka walaupun akan terasa lebih berat. Terlepas dari kekecewaan kemarin malam, Timnas harus lekas bangkit demi memastikan target besar tercapai, salah satunya dengan berbenah dan tampil tanpa celah di sisa laga FIBA Asia Cup yang masih dimainkan.
Pemain Indonesia menyanyikan Lagu 'Indonesia Raya'/ Foto: Ahmad Almajhouli |
"Kami mempersiapkan diri lawan Australia, dan semoga kami bisa lolos ke babak selanjutnya, terlepas dari hasil apapun yang didapat lawan Australia. Kami hanya tinggal satu laga lagi untuk menuju ke Piala Dunia," kata pelatih Timnas Basket, Indonesia, Milos Pejic dalam jumpa pers usai pertandingan.
Andakara Prastawa dkk. sendiri memang masih bisa lolos otomatis ke 8 besar sebagai juara grup A, dengan catatan: Garuda wajib menumbangi Boomer yang mana akan begitu sulit, sembari berharap Arab Saudi menang atas Yordania. Atau jika Yordania mengungguli Arab Saudi, Garuda wajib menang atas Australia dengan selisih 14 poin.
"Kalian semua sudah tahu kekuatan Australia, tetapi kami punya rencana kami sendiri, selalu memberikan 100 persen di atas lapangan, selalu lebih baik di setiap laga. Kami tak mau banyak berpikir soal angka, karena itu tidak realistis. Intinya, kami akan coba tampil baik di laga itu," tutur coach Milos.
Skema lain juga masih bisa dilewati Timnas untuk mencapai 8 besar, yakni berada di posisi 2 atau 3 jika kalah dari Australia meski bergantung hasil Yordania vs Arab Saudi. Jika Yordania menang, maka Indonesia lolos ke playoff sebagai posisi 3 dan berhadapan dengan runner-up Grup B. Sementara jika Yordania kalah, Jawato cs. akan menjadi runner-up Grup A dan menantang peringkat ketiga Grup B di fase playoff.
Janji Seorang Bolden
Bintang naturalisasi Indonesia, Marques Bolden kembali mencatatkan penampilan brilian saat melawan Yordania. Meski terus dikawal ketat oleh satu atau dua big man sekaligus, Bolden tetap bisa mencatat double-double dengan memasukkan 16 poin dan 13 rebound. Usai laga berat kemarin malam, pemain yang membela Salt Lake City di NBA G League ini masih yakin bahwa Timnas masih mampu lolos ke 8 besar sebab masih ada beberapa kans di depan mata.
"Ini pertandingan yang sulit. Maksud saya Yordania adalah tim berpengalaman. Saya sangat berharap kami menang. Ini bukan akhir dari tujuan kami, karena masih akan melakukan apa yang kami lakukan di sini," ucap Bolden seusai pertandingan.
Starting Five Timnas melawan Yordania/ Foto: Abdullah Sabil |
"Pekerjaan belum selesai. Kami masih punya banyak pertandingan untuk dimainkan di sini. Bagi saya di depan penonton tuan rumah yang luar biasa, kami akan mencoba memberi mereka lebih banyak kemenangan," tambah pemain yang rela absen di NBA Summer League demi berjuang bersama Indonesia di FIBA Asia Cup.
***
Selama bola masih bundar, maka segala kemungkinan bisa terjadi. Tidak terkecuali, menumbangkan tim Raksasa Australia di laga sabtu nanti. Hanya saja, evaluasi serius perlu dilakukan Timnas demi menjaga asa ke Piala Dunia tetap menyala. Atau setidaknya, Indonesia wajib bermain tanpa celah Sabtu nanti, dengan tidak membuat kesalahan sendiri dan tidak membuang peluang yang didapat seperti saat melawan Yordania kemarin.
Istora dengan euforia yang membahana membuktikan, bahwa Timnas dapat tampil garang saat menghadapi siapapun. Bahkan saat kalah di game ketat lawan Yordania kemarin, Timnas membuktikan kalau tim ini jauh lebih berkembang dari hari-hari sebelumnya. Semoga, semangat tak kenal lelah Timnas kembali muncul saat menghadapi Australia, dan pada akhirnya kita bisa melanjutkan mimpi bersejarah: Lolos ke Piala Dunia FIBA untuk kali pertama.
(RIA/MEL)