Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Gagasan ini sendiri telah berlangsung sejak 1987 lalu, demi menarik perhatian global pada epidemi tembakau, serta penyakit dan kematian yang disebabkan oleh rokok.
Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau juga dikenal 'Hari Tidak Merokok Sedunia' pertama kali dilangsungkan pada 7 April 1988. Fokus utamanya adalah untuk membuat para pecandu rokok berhenti mengonsumsi tembakau selama 24 jam, yang diharapkan dapat menjadi langkah awal berhenti merokok selamanya.
Di tahun 2022 ini, dalam menyambut peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO mengusung tema "Tobacco: Threat To Our Environment," yang artinya "Tembakau: Ancaman Terhadap Lingkungan Kita". Selain tetap mengedepankan misi berhenti merokok, momentum ini sekaligus menjadi kesempatan emas bagi dunia, untuk meningkatkan kesadaran bahaya merokok bagi manusia dan lingkungan.
Seperti yang kita ketahui, para ahli telah memaparkan bahwasanya rokok memiliki lebih dari 7.000 bahan kimia di dalamnya, yang bukan hanya merusak tubuh namun juga untuk sanggup melukai lingkungan tempat kita tinggal. Sebagaimana kontribusi asap rokok, yang turut aktif menambah polusi udara, khususnya di wilayah perkotaan seperti Jakarta.
Rokok dan Bahayanya Bagi Lingkungan
WHO menganggap tembakau sebagai "epidemi" dan "salah satu ancaman kesehatan publik terbesar yang pernah dihadapi dunia". Hal ini terbukti dari ribuan zat berbahaya yang terkandung pada sebatang rokok. Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada lebih dari 230.000 orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok setiap tahunnya.
Efek paling kentara adalah ancaman Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang membayangi para pecandu rokok plus para perokok pasif yang berada di sekitarnya. Belum selesai di sana, kontribusi rokok pada kerusakan lingkungan juga kian tergambar jelas. Selain menyumbang polusi yang tidak sepele, rokok juga menyisakan sampah yang luar biasa, yang sangat berbahaya bagi ekosistem lingkungan.
Melansir dw.com, puntung rokok disinyalir menjadi salah satu sampah yang paling berserakan di dunia. Hal ini diketahui dari dominannya sampah puntungan rokok yang mencapai 30 hingga 40 persen sampah pada setiap kegiatan kebersihan di seluruh dunia sejak 1980-an lalu. Diketahui pula bahwa, dari sekitar 6 triliun batang rokok yang diproduksi di dunia, 4,5 triliun di antaranya berserakan bebas di alam kita, termasuk hutan, pantai, juga saluran perairan.
Hal ini menandakan bahwa rokok menyumbang banyak persoalan lingkungan, yang justru kerap diabaikan. Baik oleh para pecandunya, atau juga pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu, pada momen perayaan hari tanpa tembakau sedunia kali ini, kita harus semakin sadar akan bahaya rokok yang meliputi banyak aspek penting di kehidupan, khususnya persoalan lingkungan.
Jadi, bagaimana? Kapan mau berhenti merokok? Ayo, berhenti segera! Demi masa depanmu, demi masa depan kita!