Setiap musim mudik lebaran tiba, jalanan Ibukota yang biasanya padat merayap tetiba berubah menjadi senggang seketika. Hal ini pun kerap dimanfaatkan masyarakat untuk bersantai ria di jalanan Jakarta dengan melakukan banyak aktivitas. Misalnya dengan melangsungkan kegiatan street photography di jalanan, memanfaatkannya untuk morning ride menggunakan kendaraan bermotor, hingga melangsungkan kegiatan-kegiatan olahraga di sisi jalan yang senggang, seperti berlari, bersepeda, atau bahkan bersepatu roda.
Namun demikian, di antara celah jalanan Ibukota yang mulai kembali ramai pada akhir pekan lalu, terjadi sedikit masalah di jalanan Jakarta. Yakni aksi sekelompok pemain sepatu roda, yang asik melesat di tengah-tengah jalan. Melalui sebuah unggahan video di Twitter, kelakuan para pemain sepatu roda tersebut lantas menjadi viral. Pasalnya mereka tampak melesat ria, persis di lajur tengah jalan yang saat itu terpantau sedikit ramai, dan terkesan enggan memberi jalan kepada pengguna jalan lain yang hendak melintas. Bahkan dalam video tersebut, terlihat pula respon keras dari salah satu pemain sepatu roda, kepada pengguna jalan lain yang meminta untuk mendahului rombongannya.
Permasalahan yang viral pada Minggu (8/5/22) kemarin, pada akhirnya menjadi topik hangat di kalangan warganet. Ada yang menanggapi fenomena ini dengan kritik mengenai pemanfaatan jalan yang tidak tepat guna. Ada pula yang justru menyoroti arogansi dari pihak-pihak terkait, hingga ada yang meneruskan permasalahan ini kepada para pemangku jawatan yang memiliki kepentingan.
Jika dicermati dengan seksama, kasus ini seperti mengulangi permasalahan jalanan yang sama, yakni fenomena rombongan pengemudi road bike, yang dengan percaya diri memadati jalan-jalan Ibukota. Hanya saja kali ini, giliran rombongan rollerblader yang diketahui sebagai kelompok atlet pemain sepatu roda, yang menjadi pemicu perdebatan perkara hak guna jalan karena aksi marathon mereka di sepanjang jalanan Jakarta.
Kejadian tersebut memang layak sorotan publik. Sebagaimana yang kita ketahui, perkara penggunaan jalan di Jakarta memang terbilang problematik. Menanggapi kejadian yang viral barusan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria lantas angkat suara. Melalui akun @ArizaPatria ia menyatakan bahwa, sebenarnya sudah ada fasilitas umum untuk pengguna sepatu roda. "Fasum (Fasilitas Umum) harus sesuai peruntukan dan ketentuan. Sudah ada tempat bersepatu roda. Arogansi di jalan merugikan diri dan banyak orang." tulis Riza melalui Twitternya.
Menindaklanjuti aksi liar para pemain sepatu roda di jalanan yang viral, Ketua Persatuan Olahraga Sepatu Roda Indonesia (Porserosi) Provinsi DKI Jakarta Muhammad Sal secara terbuka telah meminta maaf kepada Gubernur, Wakil Gubernur, dan masyarakat Jakarta. Khususnya kepada pengguna jalan yang terganggu akibat kegiatan pemain sepatu roda di jalanan, Minggu (8/5/22) pagi lalu.
Menurutnya, aksi pemain sepatu roda di jalan raya tersebut bukanlah untuk gagah-gagahan apalagi menunjukan sikap arogan. Melainkan suatu rangkaian latihan para atlet sepatu roda, yang akan ambil bagian pada kejuaraan tingkat Nasional dan Asia. Walaupun demikian, tetap saja, jika merujuk pada pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta perihal ketepatgunaan suatu fasilitas umum, yang mana dalam hal ini adalah jalanan, maka aksi para pemain sepatu roda tersebut adalah hal yang salah. Lagipula, sebenarnya DKI Jakarta telah memiliki fasilitas umum khusus olahraga sepatu roda, yakni Jakarta International Roller Track Arena (JIRTA) yang berada di Sunter, Jakarta Utara, yang akan kembali bisa dipergunakan per Senin 9 Mei 2022 setelah sebelumnya tutup di Bulan Ramadan. Oleh sebab itu, apapun alasannya, memaksa berseluncur di padat jalanan Ibukota adalah hal yang salah.
Sementara itu, praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defense Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan bahwa hal ini merupakan tindakan yang kurang bijak dari pengguna jalan yang membahayakan. Sebab ada kemungkinan, jika para pemain sepatu roda itu sewaktu-waktu berisiko mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Melansir detikcom (Minggu 8/5/22), Sony mengutarakan pendapatnya soal fenomena pemain sepatu roda. "Emang ada izinnya pakai jalan raya? Dengan alasan apa pun itu sudah melanggar. Jalanan memang milik umum, tapi ada aturannya," tutur Sony.
***
Jalanan Jakarta memang memiliki ciri yang kuat. Selain panas dan padat, akan selalu ada permasalahan berulang di setiap harinya. Mulai dari sejumlah lubang yang hilang-muncul di jalanan utama; tingkah ngeyel dan arogan dari para pengemudi; hak pejalan kaki yang terus didiskriminasi; hingga yang paling baru, menjadi sengketa bagi pelaku olahraga bergengsi dengan pengguna jalan yang lain. Untuk itu, semoga kedepannya para pemangku kepentingan dapat menerbitkan kebijakan dan langkah yang efektif, demi menertibkan kondisi jalanan Jakarta. Hal ini tentu akan lebih mudah terwujud, apabila segenap elemen pengguna jalan mulai sadar akan hak dan kewajiban mereka selama menggunakannya, dan tidak saling sikut dengan sesama pengguna jalan yang juga memiliki hak dan kewajiban yang setara.