Insight | General Knowledge

PFC: Perang Bantal Profesional Pertama di Dunia

Senin, 07 Mar 2022 18:00 WIB
PFC: Perang Bantal Profesional Pertama di Dunia
Foto: Twitter
Jakarta -

Sepertinya manusia tidak akan pernah kehilangan hasrat dalam berinovasi. Mulai dari menemukan barang-barang penunjang printilan kehidupan - yang sebenarnya kurang esensial, hingga terus memperbaharui nilai guna suatu barang secara masif dan terencana. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah pemanfaatan bantal sebagai instrumen utama ajang pertarungan profesional bernama Pillow Fight Championship (PFC).

Penyelenggaraan resmi pertamanya berlangsung di Florida, Amerika Serikat, 29 Januari 2022 lalu. Pada debutnya, perang bantal profesional ini mempertarungkan 16 peserta di regu pria dan 8 peserta di regu wanita, yang masing-masing memperebutkan hadiah senilai USD 5.000 atau setara Rp 72 juta.

Jika dicermati lebih lanjut, sebenarnya PFC merupakan peragaan perang bantal biasa seperti yang sering kita lakukan sewaktu kecil atau ketika mengikuti perlombaan tujuh belasan dengan tujuan yang menyenangkan. Hanya saja, perhelatannya kali ini dikemas secara lebih elegan dan proper, bak ajang pertarungan profesional pada umumnya.

Pada sebuah laga PFC, pertarungan akan berlangsung selama 3 ronde dengan durasi masing-masing dua menit. Sementara bantal yang digunakan dalam pertarungan adalah bantal-bantal khusus yang telah disediakan. Pencetus sekaligus CEO PFC, Steve Williams, mengklaim bahwa partai perang bantal ini tidak kalah intens dari tinju atau MMA.

"Anda dapat menyebutnya sebagai olahraga alternatif, tetapi kami pikir hal tersebut akan memiliki daya tarik utama," tutur Williams. "Satu-satunya perbedaan pillow fight dengan MMA fight adalah tidak ada satu orang pun yang terluka di sini."

Melansir laman resminya, ide unik PFC berasal dari perpaduan dua hal berbeda, yaitu aksi pertarungan profesional dan penggunaan bantal sebagai alat tarung - yang bersejarah. Perpaduan antara keduanya, juga disebut sebagai sisi menarik dari PFC di mana pertarungan tidak selamanya berisi kekerasan, namun hadir sebagai hiburan yang menyenangkan.

Bos PFC turut mengungkap, "Para petarung tidak suka rasa sakit, dan banyak orang tidak ingin menyaksikan pertumpahan darah. Penonton ingin menyaksikan pertarungan yang kompetitif, namun tidak ingin melihat kekerasan." Oleh karena itu, meski terbilang unik dan sedikit aneh, eksistensi olahraga pertarungan ini tetap menarik perhatian masyarakat.

Pada gelaran Pay Per View pertama bertajuk PFC: Pound Bound, pertarungan di regu pria dimenangkan oleh Hauley Tilman asal Amerika, sedangkan petarung asal Brazil, Istela Nunes, berhasil memenangi regu wanita. Untuk itu, keduanya berhak membawa pulang sabuk juara dan hadiah sebesar Rp 72 juta.

Sejauh perkembangannya, PFC berevolusi dengan cepat dan kian populer. Bahkan saat ini, PFC turut menggelar perang bantal bagi regu-regu tertentu seperti anak-anak dan anggota militer. Kabar lebih lanjut mengenai PFC bisa diakses melalui berbagai laman media sosial mereka @FightPFC atau dengan mengunjungi www.fightpfc.com.

[Gambas:Audio CXO]



(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS