Manusia, pada kehidupan dunia nyata dan maya, memiliki hak dan/atau kebutuhan mendasar mengenai keamanan. Rumah, kendaraan, hingga lemari pakaian misalnya, semua dilengkapi kunci khusus dengan akses terbatas khusus pemiliknya. Aset-aset privat yang kita punya adalah konsumsi pribadi yang harus dijaga dengan baik. Pola yang sama dapat kita lihat di ranah virtual, di mana aktivitas manusia hari ini yang berbondong-bondong kian beralih ke sana.
Untuk mengakses dunia maya, kita harus mendaftarkan sebuah akun yang dilengkapi fitur pengamanan berupa password atau kata sandi. Seperti yang kita ketahui, dunia digital sangatlah luas, ketersediaan informasi yang tak terbatas memungkinkan semua orang bergerak sesukanya. Sayangnya, hal ini tidak benar-benar menjamin keamanan privasi kita. Sebuah akun digital adalah 'pintu ke mana saja' bagi seseorang. Informasi pribadi para pengguna yang berada di dalamnya, tak ubahnya brankas di dalam rumah. Pengamanan akun digital seharusnya lebih memiliki tingkat keamanan tinggi dan memberikan kita rasa aman.
Rasa aman dalam berkehidupan adalah salah satu hak asasi seorang manusia. Namun, bagaimana jika keamanan pribadi kita terganggu akibat kelalaian kita sendiri? Menggunakan kunci teraman adalah solusi bagi terjaminnya aset yang kita punya. Material kunci terbaik perlu dipilih jika tidak ingin kecolongan. Kata sandi atau password, adalah kunci maha sakti tersebut. Seberapa kuat suatu password--secara langsung atau tidak--ternyata dapat mempengaruhi kehidupan digital kita.
Organisasi Pengamanan Cyber kenamaan dunia, NordPass, belum lama ini melakukan survei mengenai password yang paling sering digunakan masyarakat di beberapa negara, termasuk Indonesia. NordPass mengungkap jenis password yang paling umum digunakan oleh jutaan orang adalah urutan angka berderet seperti 123456 atau 12345678. Selain itu, penulisan ulang kata "password" atau "kata sandi" sebagai password juga mengisi kombinasi mainstream dari survei tersebut.
Hasil survei NordPass juga menambahkan kombinasi populer lain yang sering dijadikan kata sandi. Penggunaan nama-nama seperti klub sepak bola kesayangan, nama band idola, hingga nama pasangan juga banyak digunakan. Sepertinya kita harus kembali berbenah dan mengevaluasi kata sandi jika tidak ingin mengalami kerugian di dunia maya.
Para ahli digital banyak memberikan masukan mengenai pentingnya pembuatan kata sandi yang kuat. Saran para ahli tersebut secara umum berkutat perihal pemilihan password dengan jumlah karakter yang panjang dan kombinasi huruf, angka, dan simbol yang sulit ditebak-biasanya delapan sampai dua belas karakter. Terlebih lagi, penggunaan satu kata sandi untuk berbagai akun sangat tidak dianjurkan demi menjaga keamanan secara keseluruhan. Dari jangka waktunya, penggantian password secara berkala juga patut untuk dipertimbangkan bila ingin kerahasiaan dan privasi digital kita selalu terjaga.
Menggunakan kata sandi yang mudah diingat, tentunya mempermudah para pengguna internet. Tetapi, password yang mudah tidak boleh lemah. Bilamana kombinasi mainstream di atas masih ramai digunakan, rasanya kombinasi-kombinasi alternatif patut dipertimbangkan lebih jauh.
Solusi terbaik bagi permasalahan ini rasanya diberikan para penyedia layanan password manager seperti NordPass, Dashlane, atau Lastpass. Layanan seperti ini membantu pengelolaan kata sandi untuk berbagai akun yang kita miliki. Hal ini jelas mengatasi permasalahan kata sandi yang lemah sekaligus mempermudah akses digital kita tanpa perlu repot meng-input atau mengingat berbagai kata sandi untuk setiap akun yang berbeda.
Privasi adalah prioritas utama di era ini. Demi memastikan keamanan privasi, pemilihan kata sandi adalah salah satu yang paling penting. Jadi, apakah kompleksitas password-mu sudah baik, atau masih basic?