Pergantian tahun selalu identik dengan tradisi membuat resolusi. Namun, seringkali animo perencanaan ini tidak diiringi dengan realisasi yang sejalan. Menurut firma manajemen waktu FranklinCovey, 15.000 pelanggan yang mereka survey menyatakan bahwa sepertiga dari mereka yang membuat resolusi telah gagal mempertahankan resolusinya, bahkan saat baru melewati akhir Januari.
Bagi sebagian orang, menyongsong tahun baru dengan resolusi justru menambah beban tersendiri, salah satu faktornya bisa dikarenakan resolusi tahun sebelumnya belum dapat dicapai. Di sisi lain, ada pula yang menyambut tahun baru dengan penuh harapan untuk bisa membuat perubahan bagi diri sendiri, yakni melalui resolusi tahun baru. Terlepas dari kelompok yang manakah kita, mengubah outcome diri seringkali mengharuskan kita mengubah persepsi diri kita terlebih dahulu. Menetapkan resolusi tahun baru dapat membantu memulai proses itu.
Untuk apa membuat resolusi tahun baru?
Resolusi tahun baru menjadi langkah awal menuju perubahan yang ingin kita capai. Resolusi memberikan motivasi kepada diri dan juga mengelaborasi target-target menuju tujuan yang diinginkan selama setahun ke depan. Dengan membuat resolusi, kita mengambil langkah awal untuk membantu mendisiplinkan diri dan berkomitmen mencapai perubahan tersebut. Membuat resolusi di tahun baru dapat membantu kita untuk menentukan prioritas yang perlu kita capai serta mengidentifikasi apa yang penting dan tidak relevan, serta potensi hambatan yang mungkin ditemui.
Nyatakan setiap resolusi sebagai pernyataan positif. Tidak tepat jika resolusi tersebut justru membebani, membuat kita frustasi, sehingga menghalangi keseharian kita selama prosesnya. Melihat resolusi sebagai sebuah beban membuat banyak orang terjebak hanya sampai di titik menuliskan resolusi saja, tanpa benar-benar berusaha merealisasikannya.
Tapi, bukan tidak mungkin kita dapat mencapai resolusi tersebut. Bagaimana caranya?
Dengan mengetahui apa yang ingin kita capai, kita tahu dimana harus memusatkan usaha dan waktu kita. Menjaga resolusi tahun baru bukan hal yang mudah, namun sangat mungkin diwujudkan. Pertama-tama kita dapat mengikuti kiat pengaturan resolusi yang disebut juga sebagai SMART goals. Dilansir dari artikel The New York Times, SMART adalah akronim yang diciptakan dalam jurnal Management Review (1981) untuk pengaturan manajemen, namun SMART dapat diterapkan untuk mengatur resolusi kita juga:
S - SPECIFIC / SPESIFIK
Kita harus sangat spesifik dalam menetapkan resolusi yang ingin dicapai dan jangan memiliki terlalu banyak resolusi. Hal ini membuat kita tidak fokus. Lisa R. Young, seorang ahli ilmu gizi dari New York University menemukan bahwa banyak resolusi gagal tercapai karena resolusi yang dibuat terlalu umum, tidak spesifik dan punya tujuan khusus.
M - MEASURED / TERUKUR
Menuliskan resolusi menjadi tahapan awal, supaya kita mendapatkan gambaran yang jelas serta mudah mengingat resolusi yang dibuat. Mencatat dapat membantu kita melacak perkembangan selama prosesnya. Kemudian, tetapkan prioritas. Berikan prioritas pada setiap resolusi. Ini membantu kita menghindari rasa kewalahan karena terlalu banyak tujuan.
A - ACHIEVABLE / DAPAT DICAPAI
Tetapkan Resolusi yang tepat dan realistis. Ketika kita menetapkan tujuan yang terlalu tinggi, seringkali resolusi tersebut gagal tercapai karena kita tidak menghiraukan potensi hambatan yang ada atau kurang memahami berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Jika punya tujuan yang besar, kita bisa membaginya dalam beberapa target skala kecil yang dapat kita capai dalam kurun waktu tertentu.
R - RELEVANT / RELEVANSI
Buat resolusi dengan kesadaran penuh bahwa resolusi tersebut dapat membawa perubahan yang baik untuk diri kita. Kita perlu menanyakan kepada diri sendiri apakah tujuan yang ingin dicapai merupakan hal yang penting bagi kita? Kita juga perlu memastikan motivasi dalam membuat resolusi ini didasari oleh alasan yang benar dan bukan oleh faktor balas dendam ataupun kebencian.
T - TIME-BOUND / TERBATAS WAKTU
Tetapkan tanggal dan waktu dalam bentuk timeline. Timeline yang kita buat juga harus realistis. Berikan diri kita cukup waktu dan buatlah target skala kecil yang ingin dicapai. Hal ini juga memudahkan mengukur pencapaian kita di akhir. Tak dapat dimungkiri, resolusi kita bisa saja berubah seiring berjalannya waktu. Jika begitu, kita dapat menyesuaikan resolusi berdasarkan perkembangan kebutuhan kita agar resolusi itu menjadi lebih relevan.
Jika kita menemui kendala selama prosesnya, jangan menyerah. Cari tahu penyebab kita bisa melanggar resolusi yang sudah dibuat, lalu tanyakan juga apa hal berbeda yang dapat kita lakukan supaya hal itu tidak terjadi lagi. Pikirkan kembali motivasi di awal mengapa kita merasa resolusi tersebut penting, sehingga kita bisa terus menjalankannya.
Mengambil langkah tepat atau diam di tempat?
Terlepas dari keputusan yang kita ambil, menetapkan resolusi menjadi langkah awal yang penting untuk kita dapat mengartikulasikan nilai-nilai kehidupan yang kita miliki. Menjalani hidup dengan tujuan dimulai dari mencari tahu apa yang ingin kita ubah dan memahami mengapa kita ingin mengubahnya. Lalu melalui proses mencapainya, resolusi yang sudah kita tuliskan akan menjadi panduan dalam kita bertindak. Sehingga diharapkan tindakan itu dapat membawa kehidupan kita kepada sebuah kemajuan.
Jika kamu sudah merencanakan resolusi tahun baru, waktunya untuk berusaha mewujudkan resolusi tersebut dengan komitmen penuh. Pada saatnya, kita pasti akan sampai ke tujuan.
(SAS/DIR)