Warteg, rumah makan sejuta umat yang menyajikan berbagai menu yang beragam. Keberadaannya yang mudah ditemui oleh masyarakat membuat warteg menjadi primadona di saat kita sedang mencari makan. Harganya yang murah, rasanya yang enak, membuat warteg jadi pilihan utama masyarakat. Salah satu unsur paling menarik dalam warteg selain fiturnya yang touchscreen, mereka selalu punya 2 pintu. "Warteg itu rata-rata kecil dan sempit. Kebayang gak kalau pintunya 1 terus jam makan siang? Kalau 2 saat masuk bisa langsung touchscreen," ujar Ade Putri dalam tayangan Kultur episode warteg di YouTube CXO Media.
Ade Putri menjelaskan sejarah tentang warteg, hingga keunikannya yang ia alami saat bersinggah di warteg./ Foto: Cipta - CXO Media |
Bicara soal Warteg, tentu kita tidak asing dengan nama Warteg Bahari yang memang merupakan nama paling umum dalam dunia Warteg. Kenapa, sih, Bahari laris menjadi pilihan nama Warteg? Alasannya yaitu karena Bahari melambangkan laut, warna biru dan juga cerah. Hal ini melambangkan sesuatu yang mengalir terus-menerus, memberikan kemakmuran dan disajikan kepada peminatnya. Sebagai tempat makan semua kalangan, Warteg sarat akan komunikasi. Di Warteg, kita bisa berinteraksi dengan penjual, teman, atau orang lain yang berada di samping kita tanpa adanya sekat. Akan tetapi, kini semua itu berubah dengan adanya gadget.
Menurut Ade, ketika kita tahu seseorang makan sesuatu, kita juga bisa menggali lebih jauh tentang latar belakangnya. Jadi kalau mau cari kejujuran, salah satunya bisa didapatkan di warteg.