Fashion tidak pernah memiliki batasan dan aturan yang membuat entitas ini terus bergerak dinamis. Termasuk saat berbagai influence masuk ke dalam fashion hingga akhirnya menciptakan satu tren tersendiri. Beberapa waktu terakhir, saya melihat sendiri kehadiran tren t-shirt anime yang sudah pasti merupakan produk bootleg di Instagram.
Cukup banyak akun Instagram yang bermain di ranah t-shirt bootleg anime, tapi dengan kualitas yang tidak main-main. Di luar kualitas bahan kaos yang dipakai, tentunya juga desain yang disajikan. Di sinilah terlihat sisi unik dari tren ini.
Mereka berani menghadirkan satu paket t-shirt yang lengkap. Kualitas t-shirt yang dipilih menggunakan heavyweight cotton yang sudah pasti lebih tebal dan kokoh. Dari desain, mereka memberikan artwork baru yang mungkin tidak pernah kita lihat sebelumnya. Mereka tidak lagi hanya menjadi tukang replika, tapi menghadirkan produk yang benar-benar baru.
Apa yang hadir dari tren ini pun disambut manis para fans anime/manga. Sekarang mereka bisa mendapatkan t-shirt anime favorit mereka dengan cepat, berkualitas, serta limited-edition. Hal yang sangat menarik dari berseminya tren t-shirt bootleg anime ini membawa saya ke dalam obrolan bersama @digitalsorcery dan @nigataclub, di mana mereka merupakan penjual t-shirt bootleg anime di Instagram. Keduanya bercerita tentang langkah pertama dan cara menjalankan bisnis yang tidak dapat disangkal kalau apa yang dilakukan sudah bersentuhan dengan hukum.
Menjawab Tren T-shirt Bootleg Anime
Jadi dari mana awalnya? @digitalsorcery dan @nigataclub menjawab dalam satu kalimat yang senada. Mereka menyelami t-shirt bootleg anime dari hobi karena diawali kesulitan untuk mendapatkan t-shirt anime yang mereka suka. Berangkat dari sana, mereka melihat ini jadi satu ladang bisnis yang menarik-mengingat market di Indonesia juga sangat besar serta tidak ragu untuk mengeluarkan uang demi membeli merchandise anime/manga favorit mereka.
Keduanya juga sangat suka dengan anime/manga. Terlihat dari gimana @digitalsorcery memulai bisnis ini dengan menyablon film Jujutsu Kaisen 0 yang jadi favoritnya. "Rilisan anime pertama gue waktu itu Jujutsu Kaisen 0 karena gue suka, padahal filmnya belum masuk indonesia tapi nekat aja dengan modal baca manganya dengan subtitle jepang gue serap jadi ide buat bikin ke kaos," jelasnya.
@nigataclub malah langsung terjun di real life saat memulai langkah awalnya. "Jualan pertama langsung di parking lot beberapa acara wibu. Eh ternyata responnya bagus jadi sekalian buat IG dengan nama @nigataclub ini," ucapnya yang sebenarnya merupakan karyawan di digital company tapi menjadikan akun jualan ini sebagai wadah dari passion-nya.
Di luar persoalan pundi-pundi uang yang bisa mereka dapatkan, @digitalsorcery melihat bisnis ini menjadi alternatif bagi para konsumen yang tidak punya uang untuk membeli t-shirt official. "Karena gak setiap orang punya uang dan bisa order kaos official." @nigataclub menambahkan kalau ia tidak pernah mengikuti pasar. Semuanya masih dengan objective awal untuk membuat t-shirt buat diri sendiri.
Anime atau manga sudah menjual kekerenan versi mereka sendiri dari storyline hingga barisan karakter di dalamnya. Goresan tangan mangka dan animator yang turut serta langsung dalam proses penciptaan setiap gambar membuat karya dari Jepang ini memang memiliki value yang berbeda. Begitupun saat medianya dipindahkan ke dalam t-shirt hingga mencetak satu level kekerenan yang baru.
"Menurut gue design dan niat dari pembuatnya sih. Karena mereka berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi kebutuhan orang-orang sebagai konsumen dengan desain yang keren. Bootleg sekarang niat banget sampe bikin kaos dan packaging yang unik. Menurut gue ini 'beyond' banget," ucap @digitalsorcery yang diamini oleh @nigataclub.
"Apa yang keren dari bootleg ya design harus redraw dan gak asal comot dari internet. Serta yang terpenting itu ngerti apa yang dibuat," tambah @nigataclub yang berharap lebih banyak akun t-shirt bootleg anime yang tidak cuma ikut arus tren anime saja sampai-sampai tidak mengerti apa yang mereka buat.
Berlandaskan Kreativitas dan Kebutuhan Pasar
Tren bootleg sudah pasti membawa kita ke dalam persoalan hukum. Saya pun tidak ragu bertanya kepada keduanya tentang rasa takut dituntut oleh perusahaan pemilik lisensi anime/manga yang mereka buat. Dan mereka mengaku ada rasa takut untuk urusan ini. Apalagi kita bicara tentang lisensi yang berlandaskan hukum.
Main 'kucing-kucingan' mau tidak mau harus dilakukan. "Kalau ketahuan dan artikel 'kepalang' dirilis ya kita takedown atau bisa aja melangkah ke pengajuan sebagai official merchandise meskipun itu susah banget." Untuk @nigataclub, ia langsung berani tampil di depan perusahaan pemilik lisensinya. "Kadang gue suka email si publisher/studio sih minta izin buat bikin kaosnya, cuma ya nggak pernah dibales. Yang penting ada usaha aja."
Persoalan bootleg tidak hanya menyentuh ranah anime/manga saja, tapi juga musik. Kita bisa menemukan t-shirt bootleg dari kedua entitas itu di Instagram hingga marketplace. Dan semuanya bergerak bebas dengan berlandaskan kreativitas, sekaligus menjawab kebutuhan pasar. Komunitas para kreator bootleg ini pun juga terlihat nyata. @digitalsorcery mengaku mereka mau saling bantu untuk mempromosikan jualan rekan sejawat hingga sharing masalah desain, vendor sablon, dan marketing. "Ya support pasti, dan no hard feeling. Saling bagi rezeki aja share satu sama lain," tambah @nigataclub.
T-shirt bootleg bagaikan dua sisi mata uang. @nigataclub melihat kedua sisi itu tanpa basa-basi. Ia mengakui negatifnya bisnis ini harus bermasalah dengan lisensi, tapi di sisi lain mampu menjangkau konsumen yang memang ingin represent karya mangaka favorit mereka.
Kurang lebih sama, @digitalsorcery menjelaskan sisi positif yang lebih dalam karena punya misi khusus untuk mempertahankan heritage dari anime yang hitungannya sudah puluhan tahun. "Jadi animenya tetep bisa diinget dan ditonton lagi di beberapa platform karena teringat dari apa yang dipakai oleh mereka yang beli kaos bootleg-nya."
Tidak Hanya Sekadar Replikasi
Pemilihan @digitalsorcery dan @nigataclub sebagai narasumber topik ini sudah saya kurasi sedemikian rupa. Selama beberapa bulan terakhir, saya sudah sering melihat feed Instagram mereka yang konsisten merilis desain baru yang fresh. Tidak hanya sekadar replikasi, proses kreatif keduanya ternyata cukup mendalam.
"Gue lebih ke yang disuka aja. Kebetulan suka banget anime yang demografisnya seinen. Dengan catatan ada orang yang suka juga meskipun gak banyak," jelas @digitalsorcery. "Read and watch. Balik lagi, gue harus ngerti apa yang dibuat karena @nigataclub juga jarang buat kaos anime/manga yang lagi hype kaya Demon Slayer dan Jujutsu Kaisen. Prinsip gue semakin hype semakin gue jauhin atau entar-entarin buatnya hahaha," ucap @nigataclub.
Proses kreatifnya pun juga cukup berbeda. @nigataclub menjelaskan kalau ia hanya menggunakan single source untuk menciptakan desain, yaitu art book official yang selanjutnya dieksplor lebih jauh untuk digambar ulang. Sedangkan @digitalsorcery bermain di berbagai ranah, dimulai dari collage art, poster art, streetwear art hingga vintage design dari anime tersebut. Tapi ia tidak lupa untuk memperhatikan selera pasar agar bisa dinikmati semua orang.
Hasil akhirnya terlihat dari beberapa desain favorit mereka. Contohnya @nigataclub yang memilih desain t-shirt bikinannya dari Princess Mononoke, Jagaaaaaan, dan Might Guy dari Naruto. Sebaliknya @digitalsorcery fokus dengan pilihan favoritnya dari Worst karena "gue suka ilustrasi, pengembangan karakter dan jalan cerita dari karya yang ciamik dari mangakanya."
Dengan segala bentuk effort yang harus dilakukan, hingga bermain di antara garis tipis antara menjawab keputusan pasar dan persoalan hukum, keduanya akan tetap berbisnis t-shirt bootleg sampai kapanpun dengan tambahan mimpi untuk diajak collab oleh pihak publisher/studio. Bahkan kalau memungkinkan, mereka ingin bisnis ini menjadi sumber penghasilan utama. Tanpa ragu, mereka juga menyatakan kalau bisnis t-shirt bootleg memang se-menguntungkan itu dengan besarnya peminat tergantung dari anime apa yang mereka buat.
Jika memang pasar menyambut tren t-shirt bootleg anime dengan tangan terbuka, maka apa yang bisa dilakukan? Memang selalu ada yang menatap sinis atas suatu tren. Namun statement dari @digitalsorcery bisa melahirkan point of view terbaik untuk melihat tren ini. "Meskipun sebagian besar orang masih menganggap ini hal negatif, but for me, bootleg it's just like alcohol or cigarettes that some people enjoy it even it's really harm."
(tim/DIR)