Bagi penggemar sepak bola, mengenakan jersi tim kebanggaan adalah suatu kewajiban. Selain menunjukkan identitas dan fanatisme, mengenakan jersi tim sepak bola idola juga menjadi wujud sumbangsih para penggemar terhadap pemasukan tim. Lebih jauh lagi, menggunakan jersi sepak bola sempat menjadi suatu tren berbusana di kalangan muda-mudi Indonesia.
Sekitar satu dekade yang lalu, gaya berbusana kawula muda tidak luput dari penggunaan jersi tim sepak bola. Tak pasti alasan utama mereka mengenakannya, namun seingat saya, saat itu virus sepak bola dunia memang sedang menjangkit masyarakat Indonesia. Munculnya beragam fanbase tim sepak bola Eropa di media sosial, secara tidak langsung mempengaruhi gaya bersosial, di mana menggunakan jersi klub kebanggaan adalah pilihan utama.
Banyak anak muda yang kala itu gemar mengenakan jersi sepak bola dalam aktivitas sehari-hari. Mulai dari sekadar hangout ke minimarket kekinian yang saat itu juga tren yakni 7 eleven, pergi ngedate bersama gebetan, hingga pergi ke acara pesta, pasti ada saja anak muda yang mengenakan jersi sepak bola.
 Ilustrasi jersi sepak bola/ Foto: Simon Reza - Pexels |
Menariknya, hal ini sempat diseriusi oleh kawula muda gaul masa itu. Tidak sedikit dari mereka yang sampai repot-repot pergi ke negara tetangga untuk sekadar menyablon nomor punggung dan nama mereka di bagian belakang jersi. Bahkan, beberapa orang memulai bisnis jersi kecil-kecilan melalui Blackberry Messenger (BBM) dan Twitter yang sedang ramai kala itu meskipun produknya sebatas grade KW Thailand dengan harga yang sangat terjangkau.
Selain itu, demam jersi sepak bola juga sempat mempengaruhi gaya berbusana pasangan muda. Mereka pergi ngedate dengan jersi couples, dan tentunya, dengan nomor punggung tanggal jadian dan nama yang ditukar.
Ucup 'Bajaj Bajuri', trendsetter jersi yang sempat terlupakan
Jauh sebelum tren jersi digemari banyak anak muda, salah satu tokoh di sitkom favorit era 2000an, Ucup 'Bajaj Bajuri' telah konsisten menggunakan jersi di setiap penampilannya. Mulai dari jersi tim kegemarannya, Manchester United, jersi tim medioker kurang terkenal asal Italia, FC Bologna, hingga jersi Tim Nasional Nigeria, sempat dikenakan Ucup pada serial komedi yang tayang di Trans TV tersebut.
Tanpa disadari, sebenarnya, Ucup adalah representasi pemuda era 90 hingga awal 2000an gaul, yang memang gemar mengenakan jersi pada kegiatan sehari-hari. Menurut analisis gembel yang saya cerna, sepertinya, penampilan Ucup di Bajaj Bajuri waktu itu menanamkan gaya berbusana jersi bola di alam bawah sadar para pemuda generasi milenial. Yang pada akhirnya, terwujud di era 2010an dengan sangat mewabah.
 Ucup Bajaj Bajuri/ Foto: Twitter |
Tren jersi bola di masa kini
Satu dekade setelah tren jersi berkembang, gelombang pengguna jersi di kehidupan sehari-hari-meskipun desain jersi sepak bola saat ini terus mengikuti perkembangan zaman tampaknya belum akan terulang. Pasalnya, sepak bola tidak lagi menjadikan satu-satunya hiburan masyarakat dominan, jersi tim NBA hingga tim esports bahkan cenderung lebih banyak ditemui dan digunakan saat ini.
Meski begitu, siklus fesyen yang terus berputar di kalangan masyarakat, tidak menutup kemungkinan kembali maraknya jersi sepak bola. Apalagi, jersi tim-tim sepak bola-termasuk di Indonesia, telah melakukan revolusi. Seperti menyuguhkan desain yang kian menarik, memiliki harga yang lebih terjangkau, dan turut dipopulerkan oleh sejumlah artis papan atas-yang kebetulan mulai menjadi salah satu stakeholder utama di sepak bola Indonesia.
 Ilustrasi jersi bola/ Foto: Simon Reza - Pexels |
Kemudian, tren fesyen nostalgia yang sedang digandrungi kawula muda saat ini, turut memungkinkan tren jersi bola pada anak muda. Terlebih lagi, saat ini jersi tidak terpaku dengan unsur orisinalitas semata, namun juga improvisasi dan inovasi pada penerapannya. Sebagaimana yang dilakukan jenama lokal: Kamengski, yang mempopulerkan jersi bermuatan plesetan dari jersi asli.
Jadi, apa kamu berminat kembali menggunakan jersi sebagai busana sehari-hari?
(RIA/DIR)