Acara tahunan yang sangat diantisipasi pada tahun ini akhirnya selesai juga. Paris Fashion Week merupakan acara bergengsi yang selalu dinantikan oleh para peminat hingga kritikus fashion di seluruh penjuru dunia. Semaine de la mode de Paris atau Paris Fashion Week adalah serangkaian acara di mana para desainer ternama mempresentasikan karyanya dua kali dalam setahun di ibu kota Prancis dengan edisi Spring/Summer dan Autumn/Winter. Tanggal pelaksanaan acara ini ditentukan oleh Fédération de la Haute Couture et de la Mode (FHCM). Selain Paris Fashion Week, perayaan pekan busana ini juga diselenggarakan di berbagai kota lainnya, seperti New York, Milan dan London.
Lokasi pertunjukkan Paris Fashion Week pun juga biasanya ditentukan oleh FHCM, namun Carrousel du Louvre adalah lokasi yang selalu dipilih untuk menyelenggarakan acara ini. Selama satu minggu Paris Fashion Week dijalankan pun, banyak pertunjukkan dan acara fashion lainnya yang berlangsung di berbagai tempat di seluruh kota. Jenis-jenis pakaian yang ditunjukkan pada peragaan PFW pun juga beragam, mulai dari Ready-to-wear, Menswear hingga Haute Couture. Lahirnya pakaian-pakaian yang diciptakan oleh para desainer ternama seperti inilah yang membuat Paris Fashion Week sangat amat dinanti oleh berbagai kalangan dari seluruh dunia.
Paris Fashion Week memang merupakan suatu acara yang sangat megah dan bergengsi. Lalu, darimana asal muasal acara ini apabila melihatnya dari sisi sejarah?
Peragaan Paris Fashion Week pertama kali diselenggarakan secara resmi oleh Fédération Française de la Couture pada bulan Oktober tahun 1973. Acara ini diadakan sebagai acara penggalangan dana untuk merestorasi istana Versailles setelah pernyataan dari pemerintah Prancis yang tidak mampu menanggung biaya renovasi. Target dana yang perlu dicapai untuk memperbaiki istana tersebut diperkirakan mencapai US$60 juta, sehingga beberapa desainer baik desainer Amerika maupun Paris ikut menghadiri acara tersebut, seperti Anne Klein, Bill Blass, Stephen Burrows, Oscar de la Renta, Hubert de Givenchy, dan Yves Saint Laurent. Para desainer ini menjalankan pertunjukannya mereka sendiri dengan tema masing-masing sehingga diberi julukan "The Battle of Versailles" setelah mendapatkan publisitas mengenai lokasi dan ketegangan antara desainer Amerika dan Paris selama pertunjukan ini berlangsung.
Paris Fashion Week/ Foto: Vogue |
Berlangsungnya Paris Fashion Week yang sudah jalan selama 40 tahun lebih, memberikan dampak yang sangat berpengaruh untuk perekonomian Paris karena dapat menyumbang pendapatan sebesar €400 juta. Tidak hanya berdampak kepada perekonomian Paris saja, brand dan desainer yang terlibat dengan Paris Fashion Week pun pastinya mendapatkan pengakuan dan apresiasi lebih dari masyarakat karena karya-karyanya. Namun tidak semudah yang dibayangkan, untuk sebuah brand dapat terlibat di Paris Fashion Week, terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi.
Dilansir langsung dari situs resmi Paris Fashion Week, syarat yang perlu dipenuhi oleh sebuah brand atau desainer untuk melakukan pendaftaran harus memiliki badan hukum, memiliki satu koleksi yang dikomersilkan, bersedia untuk mengikuti seluruh rangkaian acara Paris Fashion Week serta koleksi yang dimiliki tidak hanya terdiri dari pakaian renang, baju pengantin, dan aksesori. Setelah suatu brand memenuhi persyaratan dan mengirimkan aplikasinya ke situs web Paris Fashion Week, penilaian pun akan dilakukan oleh tim dari lembaga yang bersangkutan. Berbeda dengan kategori lainnya, untuk kategori Haute Couture, aplikasi akan diperiksa langsung oleh Committee of the Chambre Syndicale de la Haute Couture. Ketentuan mengenai submission sebuah jenama atau karya fashion designer untuk mengikuti ajang Fashion Week di setiap negara memiliki ketentuannya dan syaratnya masing-masing.
Pelaksanaan acara Paris Fashion Week atau PFW ini memiliki jadwal resmi mengenai brand apa saja yang akan menggelar fashion show-nya di hari-hari tertentu. Jadwal ini secara detail dipublikasikan di situs web Paris Fashion Week. Meskipun demikian, hal ini tidak menutupi kesempatan untuk para jenama lainnya mengikuti hype Paris Fashion Week di berbagai lokasi sekitar Paris dengan melakukan peragaan fashion show-nya sendiri secara off-schedule.
Off-schedule itu sendiri merupakan istilah yang mengacu kepada penyelenggaraan peragaan busana di Paris yang tidak terafiliasi dengan Paris Fashion Week meskipun dijalankan ketika Paris Fashion Week berlangsung. Sedangkan untuk acara yang terafiliasi dengan Paris Fashion Week secara resmi dan terjadwal dapat disebut dengan acara on-schedule. Jadi, sebenarnya sah-sah saja untuk sebuah jenama atau desainer untuk menggelar acaranya sendiri selama Paris Fashion Week berlangsung secara off-schedule untuk memanfaatkan keramaian dan ketertarikan masyarakat mengenai fashion di waktu yang tepat.
Negara Indonesia sendiri ikut berpartisipasi dalam meramaikan Paris Fashion Week dengan adanya dua jenama; yaitu Jewel Rocks dan Sean & Sheila yang mewakili Indonesia pada ajang ini di tahun 2022. Kedua brand tersebut bekerja sama dengan Duta Besar Indonesia dan L'Adresse Paris Agency untuk mempresentasikan koleksi mereka di showroom "Indonesian Designers in Paris by L'Adresse Paris Agency" pada tanggal 4 sampai 7 Maret di Palais Brongniart.
Tidak hanya itu, seorang model asal Surabaya bernama Rizal Rama juga diberikan kesempatan emas untuk membawakan koleksi terbaru Botter dan Heliot Emil di runway Paris Fashion Week tahun ini. Model yang lahir pada tahun 2000 ini tercatat sebagai model yang masuk dalam beberapa agensi Internasional seperti Select Model Paris, dan Kult Models yang merupakan agensi asal Paris dan Milan, serta W Models, Kult London, dan 3mmodels yang berbasis di London.
Berdasarkan ketentuan dan ketatnya prosedur Paris Fashion Week yang sudah dijelaskan sebelumnya, kita sebagai warga Indonesia patut memberikan apresiasi kepada orang-orang yang mengharumkan nama Indonesia karena berhasil membawa nama negara kita ke jenjang PFW tahun ini. Standing ovation for us!
(DIP/MEL)