Bicara soal bisnis, mungkin yang dibenak kita selama ini adalah sebuah perusahaan besar multinasional yang memiliki banyak karyawan dan juga memiliki omzet miliaran hingga triliunan rupiah. Namun bisnis bukan hanya itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga termasuk bisnis yang tidak bisa diremehkan perannya dalam perekonomian kita selama ini.
Tetapi stereotipe tentang UMKM masih kerap disalahpahami oleh masyarakat kita. Untuk itu, Menteri UMKM Maman Abdurrahman melihat pentingnya mengubah mindset dan strategi digitalisasi untuk mendorong pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan.
Menurutnya selama ini, sektor UMKM masih dipandang sebagai bagian dari masalah sosial. Padahal peran bisnis kecil ini sangat vital dalam menjaga stabilitas perekonomian negara, terutama ketika COVID-19 melanda beberapa tahun lalu. Bisnis UMKM justru menunjukkan 'gigi'-nya untuk menjaga daya beli masyarakat agar tetap stabil.
"Empat tahun yang lalu mereka, UMKM adalah pahlawan negara. Pada saat Indonesia diluluhlantahkan dengan Covid-19, mereka-mereka yang menjaga ekonomi dan sebagai backbone ekonomi," ujar Maman dalam acara The Big Idea Forum: Pahlawan Ekonomi, Senin, (17/3).
Nah agar mindset masyarakat mulai berubah tentang UMKM, perlu adanya pendekatan baru untuk memberdayakannya. Strategi konvensional kini sudah tidak relevan lagi, sehingga pemerintah berusaha untuk menciptakan ekosistem yang menarik bagi UMKM dengan integrasi yang terorganisir.
"Kita ubah pola pikirnya. Tidak mungkin lagi kita datangi satu per satu, sekarang kita ciptakan 'gula' yang menarik UMKM agar mereka datang sendiri dan berkumpul dalam satu ekosistem yang lebih baik," kata dia.
Sampoerna, Si Pembuat 'Gula'
Kalau diibaratkan analogi, kalau mau semut datang tentu harus ada gula yang ditabur di lantai. Seperti itulah Sampoerna menurut Maman. Setiap langkah yang dilakukan oleh Sampoerna tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga membuka akses pasar bagi UMKM. Sinergi antara pemerintah dan swasta sangat penting bagi perkembangan UMKM negeri ini.
"Program yang dibuat Sampoerna ini adalah bagian menciptakan gula agar semut itu datang dan bagian pemerintah adalah bagaimana mempertajam dan mempermanis gula-gula itu," ujarnya.
Sebagai upaya konkret yang dilakukan Kementerian UMKM adalah pengembangan aplikasi Sapa UMKM, sebuah super apps yang bertujuan untuk mengintegrasikan data UMKM secara nasional. Sebab hingga saat ini, belum ada database UMKM yang terkoneksi langsung dengan mitra kemitraan baik sektor swasta maupun BUMN.
"Saya ibaratkan seperti dokter. Bagaimana saya bisa membantu pasien jika tidak tahu riwayat penyakitnya? Begitu pula dengan UMKM, tanpa data yang jelas, sulit untuk memberikan solusi yang tepat," ungkap Maman.
Bukan cuma digitalisasi dan integrasi data yang jadi prioritas, tapi akses pasar juga termasuk. Program kemitraan seperti yang dilakukan Sampoerna, menurutnya merupakan contoh nyata bagaimana UMKM bisa berkembang dengan mendapatkan dukungan yang tepat, mulai dari pelatihan hingga akses pasar yang lebih luas.
"Setelah kita integrasikan itu semua kembali lagi yang terpenting adalah market. Tadi Sampoerna membuat segala macam sekaligus memberikan solusi marketnya," ujarnya.
Maman pun optimis jika langkah-langkah itu terus dilakukan dan berkelanjutan, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai 8%.
(cxo/DIR)