Insight | Business & Career

Conversations For Tomorrow: Menyongsong Masa Depan Industri Kreatif Indonesia

Selasa, 16 Jul 2024 17:31 WIB
Conversations For Tomorrow: Menyongsong Masa Depan Industri Kreatif Indonesia
Foto: Unsplash
Jakarta -

Bila kreativitas adalah sumber daya paling berharga yang dimiliki manusia, maka industri kreatif adalah mesin yang menopang agar kreativitas terus dihidupkan, dirawat, dan ditumbuhkembangkan. Saat ini, kita sedang memasuki sebuah era di mana industri kreatif   apabila ditopang dengan baik   bisa menjadi kekuatan global. Kekuatan suatu negara tidak lagi hanya diukur berdasarkan militernya atau diplomasinya, tapi juga dari produk kebudayaan yang bisa dihasilkannya.

Produk-produk kebudayaan seperti film, musik, dan fashion, tak lagi hanya dilihat sebagai komponen pelengkap gaya hidup masyarakat, melainkan sebagai katalisator yang menggerakkan perekonomian. Perubahan ini tidak bisa dilepaskan dari peran teknologi, yang kehadirannya membawa angin segar bagi penciptaan dan pendistribusian karya-karya kreatif. Platform streaming, misalnya, telah menjadi sahabat bagi para musisi baru yang ingin mengenalkan karya mereka ke para pendengar secara luas. Selain itu, ada pula OTT (over-the-top) yang membuka berbagai kemungkinan baru bagi produksi film atau serial dalam negeri.

Merebaknya industri kreatif selama beberapa tahun terakhir berperan dalam melahirkan profesi-profesi kreatif baru, seperti content creator dan podcaster. Selain itu, ada juga profesi lama yang dahulu dipandang sebelah mata tapi semakin naik daun berkat terbentuknya industri kreatif; seperti festival organizer, desainer grafis, copywriter, dan masih banyak lagi. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tenaga kerja di sektor industri kreatif pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 24,70 juta orang. Tak hanya itu, tercatat pada tahun 2022 ekonomi kreatif berkontribusi sebesar Rp 1.280 triliun untuk ekonomi nasional.

Dalam survei yang dilaksanakan oleh Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2023), para pakar yang terdiri dari akademisi, pemerintah, dan pelaku industri memprediksi kuliner menjadi subsektor ekonomi kreatif yang berpotensi mengalami pertumbuhan paling pesat. Kemudian diikuti dengan subsektor FAV (Film, Animasi, Video), Fashion, Aplikasi, Kriya, Game Developer, Musik, Fotografi, dan Seni Pertunjukan.

Meski industri kreatif sudah berkembang, tapi ada jalan panjang yang masih harus ditempuh agar sektor ini bisa berkelanjutan. Sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, posisi Indonesia mungkin seringkali hanya dipandang sebagai calon konsumen dari negara-negara yang produk kebudayaannya berhasil mendominasi pasar   seperti Amerika Serikat dengan film-film Hollywood-nya, atau Korea Selatan dengan K-pop-nya. Padahal, dengan kekayaan budaya yang beragam serta inovasi yang tak ada habisnya, Indonesia bisa menjadi sosok yang patut diperhitungkan dalam lanskap ekonomi kreatif global.

Ada begitu banyak kemungkinan yang bisa dijelajahi dalam industri kreatif Indonesia. Tetapi, dengan begitu banyak kemungkinan ini, pertanyaan berikutnya adalah: Masa depan seperti apa yang akan dihadapi oleh pelaku industri kreatif? Untuk menjawab berbagai tantangan dalam mewujudkan mimpi industri kreatif yang berkelanjutan, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi lintas sektor   baik itu dari para membuat kebijakan, para pelaku industri kreatif, maupun khalayak umum yang tertarik untuk berkecimpung di industri kreatif.

Lewat #ConversationsForTomorrow, pemerintah, sutradara film, komika, musisi, event organizer, chef dan para pelaku industri kreatif lainnya, mencoba mencari jawaban keresahan dan tantangan yang akan dihadapi demi menyongsong masa depan industri kreatif yang lebih baik. Nantikan #ConversationsForTomorrow hanya di CXO Media!

(cxo/alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS