Berkembangnya digitalisasi membuat orang semakin mudah untuk berkomunikasi satu sama lain, terutama dalam lingkungan kantor. Kini grup chat kantor dianggap sebagai solusi untuk lebih mudah berkomunikasi, mendiskusikan pekerjaan, atau hanya sekadar ngobrol-ngobrol dengan teman kantor.
Walaupun grup chat kantor menjadi wadah seseorang bisa lebih produktif dan mendekatkan diri dengan timnya, tetapi ada juga sisi negatif yang disebabkan dari grup chat kantor. Seperti yang dirasakan oleh seorang perempuan asal China.
Saking stresnya karena grup chat kantor, ia pun memilih resign dari pekerjaannya. Dikutip China Daily, perempuan bernama Tang Ying menjadi berita utama karena dia meninggalkan pekerjaannya karena stres mempunyai lebih dari 600 grup kantor di platform WeChat.
Tang sendiri merupakan seorang desainer yang pernah bekerja di sebuah perusahaan real estate di Beijing dengan gaji sekitar USD 2.787 atau sekitar Rp44 juta per bulan. Pekerjaan yang mengharuskannya bertanggung jawab mengawasi desain interior beberapa properti komersial, dan tekanan dalam mengelola beberapa pusat perbelanjaan ini, ternyata berdampak buruk bagi kesehatan mentalnya.
Akibat dibombardir dengan notifikasi dari grup kantor di WeChat, Tang merasa seperti robot, tidak mampu berpikir jernih, dan memahami perasaannya sendiri. "Saya tidak berani mematikan telepon karena saya tidak mampu mengabaikan pesan grup, khawatir kehilangan informasi penting bisa mempengaruhi pembukaan toko baru," ujarnya.
Sudah lelah karena kehabisan tenaga, Tang pun akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan pulang kampung ke Sichuan. Kini dia pun membuka usaha di kampung halamannya dan mengaku lebih sejahtera secara mental. Nah, apa yang dirasakan oleh Tang, nyatanya terjadi juga pada kita.
Walaupun grup tersebut tidak sebanyak Tang, namun tetap saja bisa mempengaruhi mental, lho. Lantas, apa penyebab grup chat bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang?
Anxiety Muncul Karena Grup Chat
Menurut Psikolog Klinis di OCD Clinic Brisbane, Australia, Sally Youdale, ada beberapa alasan mengapa grup chat bisa membuat seseorang merasa sangat cemas. Pertama, aliran pesan yang terus-menerus bisa membuat seseorang kewalahan, terutama bagi mereka yang punya kelebihan sensorik.
"Oleh karena itu, beberapa orang mungkin merasa cemas dalam obrolan grup karena rangsangan berlebihan. Tak hanya itu, beberapa orang lebih memilih berkomunikasi tatap muka. Kurangnya interaksi dan melihat bahasa tubuh secara langsung, bisa membuat percakapan di online menimbulkan kecemasan," ujarnya seperti dikutip Australian Psychological Society.
Selain itu, situasi ini menjadi lebih buruk bagi orang yang mempunyai kepribadian introvert. Sebab, harapan dan tekanan yang terlalu tinggi untuk ikut terlibat dalam percakapan di grup chat bisa membuat seseorang cemas. Pada akhirnya, sebagian orang memilih untuk menjadi silent reader untuk menghindari kerumitan akibat grup chat yang terlalu banyak dan hal itu umum terjadi.
Sally mengatakan obrolan grup pada dasarnya melibatkan komunikasi dengan sejumlah orang pada waktu tertentu. Ketakutan akan penilaian atau penolakan bisa membuat seseorang cenderung merasa cemas tentang pendapat anggota grup lain tentang kontribusi mereka di dunia nyata secara umum.
"Mereka mungkin juga membandingkan tanggapan atau kehidupan mereka dengan orang lain dalam kelompok, yang bisa membuat mereka merasa cemas jika mereka merasa diri sendiri tidak memenuhi harapan orang yang ada di grup tersebut. Intinya, kecemasan sosial melibatkan ketakutan akan evaluasi negatif yang menyebabkan penghinaan, rasa malu, penolakan, atau pelanggaran terhadap orang lain," kata Sally.
Grup chat tidak selamanya buruk
Meskipun sebagian efek dari grup chat bisa membuat seseorang menjadi anxious, tetapi bila kamu bisa mengaturnya dan menentukan mana yang penting atau tidak untuk dikonsumsi dalam grup, itu bisa dicegah. Grup chat juga bermanfaat untuk kehidupanmu di kantor lho. Apa saja ya?
1. Meningkatkan komunikasi antar individu
Salah satu manfaat signifikan dari grup chat kantor adalah meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dalam tim. Obrolan grup memungkinkan komunikasi real-time, sehingga ide, pertanyaan, dan diskusi soal proyek jadi lebih cepat dan mudah. Selain itu, komunikasi grup juga bisa mengurangi kesalahpahaman, meningkatkan pengambilan keputusan, dan produktivitas.
2. Lebih Efisien
Obrolan grup bisa membantu menyederhanakan alur kerja dengan mengurangi kebutuhan akan rapat yang memakan waktu dan rangkaian email yang panjang. Daripada menunggu dibalas lewat email, grup chat kantor juga bisa mempercepat proses pengambilan keputusan. Selain itu, fitur fungsi pencarian dan riwayat obrolan, bisa dengan mudah dicari ketika kamu membutuhkan informasi yang lalu dengan lebih mudah.
3. Fleksibel dan aman
Obrolan grup memungkinkan rekan kerja lainnya yang kerja dari jarak jauh untuk tetap mengetahui informasi terbaru, berkomunikasi secara efektif, dan berkolaborasi dalam proyek seolah-olah mereka berada di kantor yang sama. Hal ini tidak hanya membantu pekerja jarak jauh merasa lebih terhubung dengan rekan kerja lainnya, tetapi juga memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya manusia yang lebih besar tanpa batasan geografis.
Bukan hanya itu, adanya obrolan grup kantor yang menggunakan aplikasi, menawarkan enkripsi end-to-end, memastikan informasi sensitif dan percakapan bisnis kamu tetap privat dan aman.
Walaupun terkadang grup chat kantor itu menyebalkan dan bisa mempengaruhi konsentrasi dalam bekerja, tetapi di era digitalisasi ini, cukup penting juga memilikinya di smartphone kamu. Intinya agar tidak menjadi berlebihan seperti yang dimiliki Tang, kamu harus tegas dan berani untuk memilah mana yang penting untuk dinyalakan notifikasinya mana yang tidak. Dengan begitu, kamu tidak perlu sampai anxious hanya karena grup chat kantor.
(DIR/alm)