Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar AFPI UMKM Digital Summit 2023 pada 21 September lalu di Convention Hall SMESCO. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara AFPI dan Kementerian Koperasi dan UKM yang mempertemukan 1000 pelaku usaha kecil dengan penyedia platform fintech untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan berbagi pengetahuan dalam mendorong pertumbuhan sektor UMKM di era digital.
Selain digitalisasi, tantangan yang muncul di sektor UMKM berkaitan dengan akses pendanaan yang terbilang sulit. Lembaga riset EY Parthenon memproyeksikan total kebutuhan pembiayaan UMKM pada 2026 akan mencapai Rp4.300 triliun dengan kemampuan supply hanya Rp1.900 triliun. Artinya, terdapat selisih atau gap sebesar Rp2.400 triliun dari total kebutuhan pembiayaan.
Permintaan serta supply bertumbuh dengan laju pertumbuhan yang hampir sama, yakni rata-rata per tahun sebesar 7,2% periode 2022-2026. Hal ini menyebabkan selisih pembiayaan juga bertumbuh dengan laju 7% per tahun, sehingga gap akan terus melebar dikarenakan laju pertumbuhannya yang terus berjalan.
Maka dari itu, fintech P2P lending hadir untuk mengatasi keresahan ini yang tak hanya membantu bisnis UMKM untuk naik kelas, namun juga demi mendorong kemajuan perekonomian negara.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai outstanding pinjaman fintech P2P lending pada Juli 2023 sebesar Rp55,98 triliun. Angka ini termasuk pembiayaan terhadap UMKM di tanah air yang terus mengalami peningkatan dari beberapa periode sebelumnya. Adapun secara keseluruhan, total pinjaman yang telah disalurkan fintech P2P lending di Indonesia sejak 2018 hingga Juli 2023 mencapai Rp657,85 triliun.
Bersama dengan EY Parthenon, AFPI melakukan riset yang mengelompokkan UMKM menjadi 4 klaster segmentasi. Hasil riset ini berguna untuk memperdalam pemahaman lebih luas tentang perilaku UMKM dan memungkinkan pembuatan kebijakan maupun penetrasi pembiayaan yang lebih akurat di masa depan.
Kepala Bidang Humas AFPI sekaligus CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, "Dengan memahami profil pembiayaan yang berbeda di setiap daerahnya, maka lembaga keuangan termasuk anggota AFPI dapat mengetahui potensi pendanaan yang dapat disalurkan. Dengan demikian segmentasi klaster UMKM ini dapat menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dalam merumuskan inisiatif kebijakan utama yang sesuai dengan profil daerah masing-masing."
Hadirnya AFPI UMKM Digital Summit 2023 diharap bermanfaat bagi pelaku UMKM dalam menjawab kesulitan terkait akses pembiayaan. Karena UMKM Digital Summit 2023 juga telah menyediakan Get Fund Area yang diisi oleh 20 penyelenggara fintech pendanaan anggota AFPI dimana para pelaku UMKM bisa langsung berinteraksi untuk mendapatkan bantuan pembiayaan.
(cxo/alm)