Memutuskan resign dari pekerjaan dan kantor yang sekarang adalah fase yang akan datang pada siapapun ketika membangun karier. Setiap orang pasti mempunyai alasan tersendiri saat memilih resign dari pekerjaannya. Walaupun ada alasan baik untuk resign dari tempat kerja yang sekarang, tapi bukan rahasia umum juga kalau mungkin ada alasan lain seperti ketidaknyamanan dari pekerjaan itu sendiri atau bahkan kolega di kantor.
Namun apapun alasannya, resign dari kantor juga perlu adab yang baik. Tujuannya tentu saja agar tetap menjalin hubungan yang baik dengan kantor dan juga kolega. Jangan sampai keputusan resign malah jadi bumerang yang membuat nama kamu jadi jelek di mata perusahaan dan teman-teman kantormu yang sekarang.
Seperti perseteruan yang terjadi antara seorang mantan karyawan dengan kolega kantornya yang beberapa hari belakangan tengah viral. Dalam video tersebut, mantan karyawan membuat sebuah video alasan resign-nya dari pekerjaan tersebut hingga menjadi blunder karena netizen menganggap alasannya keluar karena lingkungan kerja yang toxic.
Video itu pun ramai diperbincangkan usai salah seorang kolega kantor yang tidak terima dengan video yang dibuat mantan karyawan tersebut terkesan menyudutkan. Meskipun tujuan dari mantan karyawan tersebut untuk membuat dirinya lega dengan apa yang dirasakannya, tapi tetap saja membuat konten sampai terlihat nama kantor tempat ia bekerja bukan adab yang baik ketika resign dari kantor.
Melihat hal seperti ini terjadi bukan berarti hanya satu atau dua kasus saja, tapi mungkin ada banyak tapi tidak terungkap saja. Ada yang bilang perilaku semacam ini karena kondisi mental para generasi muda saat ini terlalu "lembut", sehingga sulit menata diri ketika mendapatkan sedikit tekanan. Namun bisakah ini jadi alasan para pekerja muda melakukan tindakan yang kurang baik tersebut atau mungkin saja perusahaan yang belum memahami karakter para pekerja muda saat ini?
Gen Z Mudah Stres di Tempat Kerja
Tidak ada yang salah memutuskan resign ketika tempat kerja kita saat ini tak memenuhi ekspektasi dan membuatmu sulit untuk berkembang sebagai individu. Namun, bergonta-ganti pekerjaan dengan cepat hanya karena sulit beradaptasi dengan pekerjaan dan lingkungan bukan alasan tepat untuk itu.
Meski begitu, faktanya Gen Z memang mudah stres ketika berhadapan dengan pekerjaan. Menurut survei Cigna International Health tahun 2023 yang dilakukan pada 12.000 pekerja di seluruh dunia menyatakan kalau 91 persen pekerja usia 18 hingga 24 tahun mengalami stres. Data tersebut juga menunjukkan stres yang tidak terkendali mempengaruhi hampir seperempat responden Gen Z yakni 23 persen dan hampir semua yakni 98 persen mengalami kelelahan ekstrem.
Intinya, pekerja muda mengalami kesulitan berkutat dengan tuntutan profesional. Ditambah lagi gaji Gen Z tidak memungkinkan memenuhi kualitas hidup yang baik. Data juga menunjukkan pekerja Gen Z lebih banyak berjuang daripada populasi umum dengan lingkungan kerja yang kurang bersahabat, masalah kesehatan mental dan fisik, dan ketidakmampuan untuk berbagi diri sepenuhnya di tempat kerja.
Tidak heran pada akhirnya, ketika mereka memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang saat ini mereka jalani, semua uneg-uneg yang mungkin terpendam selama ini keluar tanpa diduga. Walaupun Gen Z juga berjuang dengan dirinya, tapi bukan berarti adab ketika resign diabaikan begitu saja. Lantas, bagaimana adab yang benar ketika memutuskan untuk keluar dari pekerjaanmu?
7 Hal yang Sebaiknya Tidak Dilakukan Saat Resign
Resign memang sebuah awal yang baru untuk kariermu, tapi bukan berarti kamu melupakan kolega dan atasanmu dari tempat yang lama, sebab mereka juga bagian dari perjalanan membangun karier. Untuk itu, cobalah untuk tidak melakukan hal-hal ini ketika kamu resign agar hubungan tetap terjalin baik.
1. Jangan Sembunyi-Sembunyi
Hal pertama yang perlu kamu ketahui adalah tidak ada salahnya move on dan jangan merasa buruk kalau kamu memutuskan untuk keluar dari kantor. Jadi tidak ada alasan untuk kamu menyembunyikan diri atau menarik diri dari pertemanan kantor. Hadapi transisi ini dengan percaya diri.
2. Jangan Memutuskan Hubungan
Kamu mungkin pernah mendengar nasihat ini, kalau sudah resign jangan lupakan jalinan silaturahmi. Jangan melakukan apapun yang akan memperburuk hubungan kamu dengan mantan rekan kerja. Kamu tidak pernah tahu kapan koneksimu dengan kolega yang sekarang bisa berguna di masa depan.
3. Cobalah untuk Tetap Bersemangat
Saat memutuskan untuk resign setidaknya satu bulan sebelum memulai pekerjaan di kantor baru, memang sebaiknya tidak mengendurkan semangat kerjamu. Mengerjakan sebaik-baiknya di saat terakhirmu, akan membuatmu dikenang sebagai pekerja yang memang berdedikasi terhadap pekerjaan di mana pun kamu berada dan meninggalkan reputasi yang baik juga di hadapan atasanmu.
4. Ucapkan Terima Kasih
Ucapkan terima kasih ketika kamu resign dari kantor. Ini bukan hanya perilaku yang sopan, tapi bentuk profesionalitasmu. Kamu tidak perlu mengatakan apapun yang mungkin menyinggung kolega lain ketika berpamitan. Sebenarnya, yang terbaik bagi kamu adalah bersikap tulus dan to the point. Jika kamu mau meninggalkan kesan baik di saat terakhir, cobalah memberikan apresiasi sederhana ketika kamu pergi.
5. Hindari Berucap Buruk Tentang Perusahaan
Usai kamu mengumumkan resign, kemungkinan besar kamu akan mulai memperhatikan hal-hal tentang pekerjaan atau perusahaanmu yang tidak kamu sadari sebelumnya. Lebih mudah dan aman untuk melihat segala sesuatu seperti biasanya saja, sebab hari-hari kamu bekerja tinggal menghitung hari saja. Ingat, hanya kamu yang pergi, bukan yang lain.
Jadi, hindari berbicara buruk tentang perusahaanmu saat ini ke rekan kerjamu atau bahkan orang-orang di tempat yang baru. Pada akhirnya, hal itu tidak akan menguntungkan siapapun.
6. Hindari Menjelekkan Kolega Kantor
Sama seperti halnya untuk jangan menjelekkan perusahaanmu sebelumnya, kamu pun sebaiknya tidak berbicara buruk soal kolega kantormu ke atasan atau sesama rekan kerja. Mungkin memang ada yang setuju dengan pendapatmu, tapi ada baiknya kamu menyimpan perasaan itu untuk dirimu sendiri.
7. Keep in Contact
Tidak ada alasan kamu harus kehilangan kontak dengan orang yang paling kamu sukai hanya karena kamu pergi. Faktanya, kamu harus benar-benar berusaha keras untuk berhubungan dengan mereka. Selain itu, kamu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Perlu adanya upaya untuk mempertahankan hubungan itu setelah kamu pindah. Demi kepentingan kariermu maupun pribadi, tetap keep in contact dengan mereka.
Dalam membangun sebuah karier yang cemerlang, kita juga membutuhkan orang lain untuk membantu mengembangkan diri. Koneksi yang baik juga kunci penting agar kamu bisa survive di tempat kerja berikutnya, apalagi dunia kerja sangatlah sempit.
(DIR/alm)