Pascpandemi COVID 19 yang melanda hebat, ranah kehidupan profesional manusia alias dunia pekerjaan, mengalami dampak negatif yang cukup signifikan. Hal ini tampak dari gelombang "The Great Layoff" yang menimpa banyak perusahaan di dunia dan Indonesia, tidak terkecuali para pemain startups.
Tentu, hal ini patut kita sayangkan. Fakta bahwa, dunia sedang membutuhkan pertumbuhan ekonomi digital demi menanggulangi kekacauan semasa pandemi, seketika runtuh akibat tragedi pemangkasan karyawan yang merajalela, perkara kebijakan efisiensi penyerapan tenaga kerja yang diterapkan. Seperti halnya pola perusahaan-perusahaan terkemuka mencari tenaga kerja produktif yang sanggup bekerja fleksibel dengan mengandalkan platform teknologi terkini.
Pada pangkalnya, guncangan yang memerlukan banyak penyeimbangan di dunia profesional ini malah mencuatkan secercah peluang, khususnya kepada tenaga kerja digital dari Indonesia, untuk turut berpartisipasi di ranah kerja digital berskala global.
Hal ini didukung oleh paparan laporan dari Gartner, platform pencarian kerja di Asia yang memiliki lebih dari 30.000 lowongan kerja aktif, yang memprediksi bahwa investasi perusahaan untuk IT di seluruh dunia akan meningkat hingga 2.4% di tahun 2023 ini. Dengan kata lain, perkembangan industri IT yang akan meningkat signifikan, dapat memberikan peluang kerja bagi tenaga berkualitas asal Indonesia, untuk ambil peran di dalam perkembangannya secara global.
Data Spending/ Foto: Istimewa |
Data olahan Gartner di atas menunjukan bahwa, meski gelombang pemecatan masif di sejumlah perusahaan besar sulit dihindari, penyebaran lowongan kerja untuk para remote dan flexible worker justru terbuka dengan lebar. Walaupun memang, hambatan di bidang-bidang kerja esensial seperti bagian operasional, keuangan, human resource, dan juga sales dan marketing tidak bisa diabaikan begitu saja, para pekerja justru terkesan wajib memanfaatkan momen ini sebagai waktu peningkatan skill dalam diri.
Oleh karenanya, skill di bidang IT bukan cuma berupa suatu nilai tambah, tapi juga sebuah keharusan untuk para tenaga yang siap kerja. Sebab di dalam pencarian kerja, kata kunci: tenaga kerja digital, semakin meluas di beberapa wilayah ASEAN, khususnya di Indonesia dan Vietnam.
Hal yang kian mengerucut ini didasari oleh efisiensi kerja yang diterapkan semasa pandemi, dengan pola kerja dan gaya hidup baru yang terbentuk sewaktu COVID-19 menerpa. Fenomena di dunia profesional yang terkesan paradoks ini juga meruncingkan peluang emas bagi talenta-talenta digital atau pekerja bidang IT, yang turut disebut sebagai skill paling dicari oleh banyak perusahaan.
Laporan Kompensasi Talenta Teknologi di Asia Tenggara 2020/2021/ Foto: Istimewa |
Upskilling dan Reskilling Digital bersama Practicum
Di luar dampak merugikan akibat badai pemecatan karyawan, kans meraup keuntungan maksimum menggunakan keunggulan diri yang menyesuaikan momentum adalah satu kunci yang harus dimiliki setiap insan pekerja.
Berangkat dari dasar-dasar tersebut, Practicum, perusahaan global yang menyediakan bootcamp digital online, mencoba memfasilitasi orang-orang yang ingin masuk ke dunia teknologi. Practicum melihat bahwa kemampuan di bidang digital adalah skill tambahan utama yang perlu diprioritaskan, karena penyerapan tenaga kerja di bidang digital masih terus akan dicari oleh banyak perusahaan-bukan hanya perusahaan teknologi saja tetapi juga perusahaan yang secara umum sedang melakukan transformasi digital baik di Indonesia dan dunia.
Herdian Mohammad, Southeast Asia Director Practicum, menuturkan, "Practicum juga membantu para alumninya untuk melihat peluang dari pekerjaan digital yang ditawarkan baik oleh perusahaan global dan juga perusahaan di Indonesia. Selain itu, Practicum global juga membantu menawarkan lulusannya kepada para perusahaan mitra dari Practicum. Dengan ini diharapkan Practicum bisa mengakselerasi 2 juta tenaga kerja digital Indonesia sesuai dengan misi Practicum Indonesia dan tujuan dari Indonesia Emas 2045."
Practicum mengajarkan kemampuan yang banyak dibutuhkan di bidang analisa data, data science, dan web development. Dengan lebih dari 5000 pelajar di seluruh dunia yang telah lulus, dan hampir 80% dari mereka telah bekerja beberapa bulan setelah kelulusan di perusahaan yang mereka inginkan.
Sebagai perusahaan berskala global, Practicum juga menawarkan program dengan pilihan berbagai bahasa, termasuk program berbahasa Indonesia yang diluncurkan di bulan Juli 2022. "Setiap programnya termasuk didalamnya akses penuh platform online, proyek kerja nyata, dukungan tutor dari beragam pengalaman, para pengulas kode, webinar online, serta sesi menulis kode secara online," tambah Herdian Mohammad.
Di lain sisi, Upskilling dan Reskilling bukan hanya penting bagi para pencari kerja secara umum, namun juga penting bagi perusahaan yang memahami pentingnya transformasi digital untuk kelangsungan bisnis. Pengembangan kemampuan digital ini bisa dilakukan baik secara internal maupun bekerja sama dengan pihak eksternal ahli yang memiliki pengalaman dalam membangun tenaga digital siap kerja berstandar Internasional, seperti Practicum.
Upskilling digital bisa membantu perusahaan meningkatkan nilai produktivitas karyawannya, dan bagi para pencari kerja dapat menjadi nilai tambah dalam mencari peluang kerja yang lebih ideal. Sementara Reskilling juga bisa membantu para pekerja untuk beralih profesi untuk mendapatkan gaya hidup yang lebih fleksibel dan kesempatan yang lebih baik, serta bagi perusahaan yang menggunakan reskilling bisa membantu mengurangi pemecatan.
10 Skill Paling Dicari Tahun 2025
Menurut laporan dari World Economic Forum, 84% pengusaha sudah berencana untuk memperluas kerja jarak jauh dengan implementasi dan transformasi digital untuk memfasilitasi kolaborasi. Dengan kebutuhan ini, pencarian kesempatan untuk melakukan pembelajaran online meningkat pesat dengan fokus lebih banyak di skill digital seperti analisa data dan teknologi informasi.
Hal ini juga menyebabkan adanya pergeseran karir bagi pekerjaan yang paling dicari untuk bisa memfasilitasi jarak jauh dan fleksibilitas. Adapun, beberapa program yang ditawarkan oleh Practicum berdasarkan profesi di antaranya: Data Scientist, Data Analyst, dan Web Developer, dengan lebih dari 6.000 alumni yang lulus dalam kurun waktu dua tahun, di mana 80% alumni Practicum langsung bekerja setelah lulus tanpa pendidikan teknis dan 70,4% alumni telah bekerja di bidang TI meski tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
Top 10 Keahlian dan Pekerjaan yang paling dicari di 2025/ Foto: Istimewa |
Herdian melanjutkan, "Saat ini, dari 3 kelas berdasarkan profesi yang ditawarkan oleh Practicum Indonesia, peminatan dari para murid adalah 43% menjadi Data Analyst, 34% menjadi Data Scientist, dan 23% menjadi Web Developer. Minat terhadap jurusan profesi digital terus bertambah sehingga tahun ini Practicum akan segera menawarkan kelas baru yaitu QA Engineer dan Python Developer."
Practicum memastikan lulusannya memiliki standar internasional dengan metode praktek menggunakan data yang nyata dan berasal dari studi kasus perusahaan global. Tahun ini, Practicum masuk ke dalam salah satu program terbaik di dunia yang masuk ke dalam The Best 41 Online Bootcamps yang diterbitkan oleh website di Amerika CourseReport.com.
Info lebih lengkap mengenai Practicum Indonesia dapat diakses melalui tauta berikut ini: https://practicum.com/id-idn/.
#Upskilling #Reskilling #SkillDigital #CariKerja #Practicum #OnlineBootcamp
(ari/tim)