Memulai langkah pertama di dunia kerja memang bukan perkara mudah. Siapa yang merasa takut untuk menjalani hari pertama dalam berkarier? Saya pribadi termasuk yang merasa takut. Ya, saya takut tidak bisa memberikan performa yang diharapkan bos dan takut mengecewakan rekan-rekan kerja saya di sana. Di luar itu, saya juga takut seluruh hard skill dan soft skill yang saya miliki tidak mampu bersaing dengan orang lain di kantor saya. Tapi ternyata ketakutan itu perlahan-lahan hilang saat saya memahami bahwa komitmen dan konsistensi merupakan dua value penting dalam berkarier.
Komitmen untuk Memulai
Beberapa waktu lalu, saya tidak sengaja nonton speech dari Denzel Washington. Dalam sebuah interview, ia berkata: "On the road to achieving your dreams, you must apply discipline but more importantly consistency. Because without commitment, you never start and without consistency, you'll never finish." Saya sebenarnya bukan tipe yang senang "diceramahi" oleh orang lain di internet. Tapi saat melihat sosok Denzel berbicara seperti itu, apa yang ia ucapkan benar-benar mengena di hati dan pikiran saya.
Dalam KBBI, arti komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Jika dipikir-pikir, perjanjian tersebut kita berikan kepada siapa saat bekerja? Mungkin kamu berpikir kepada pihak manajemen kantor, tapi jika melihat lebih dalam, kita harus berjanji kepada diri sendiri agar berkomitmen dalam melakukan apa yang harus dilakukan dalam karier.
Saya menjadi saksi bagaimana diri saya sendiri berkomitmen untuk tetap berada di jalur karier yang saat ini sedang dijalani. Saya memiliki mimpi untuk mencapai sebuah jabatan di dunia media yang selalu saya ucapkan setiap ditanya oleh pihak HRD saat wawancara kerja: "Lima tahun lagi, kamu melihat diri kamu ada di posisi mana?" Jawaban saya selalu sama, menjadi editor di sebuah media dengan memimpin beberapa content writer.
Itulah mimpi yang ingin saya gapai, dan jika tidak memulai dengan komitmen yang kuat, sudah pasti saya tidak akan mendapatkan mimpi itu. Apa yang dikatakan Denzel di bagian bahwa tanpa komitmen, maka kita tidak akan pernah bisa mulai memang benar adanya. Kalau kamu sendiri tidak mau commit untuk melakukan setiap jenis pekerjaan yang harus dilakukan sebagai langkah awal, maka apakah kamu yakin bisa mencapai mimpi-mimpi yang ingin dicapai?
Konsistensi untuk Mencapai Tujuan
Melengkapi perkataan Denzel, saya juga sempat menonton satu video pendek dari seorang komika bernama Raim Laode. Pria asal Wakatobi ini berhasil menjadi salah satu komika yang berpengaruh di industri hiburan saat ini, yang menurutnya berkat konsistensi. Dalam video tersebut ia berkata: "Saya tidak sukses sekarang, saya sukses sejak 2010. Ketika saya tidur cepat, saya bangun secepatnya, terus bikin materi, di saat itu saya sukses. Yang kamu lihat di TV, lagu, stand up, ini bukan sukses. Namanya hadiah dari konsistensi."
Konsistensi memang menjadi salah satu sikap yang sangat sulit untuk dilakukan. Ketetapan dan kemantapan dalam bertindak menjadi inti dari konsistensi, yang harus diakui, tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Memang, saat ingin mulai mendapatkan satu goal, kita membutuhkan komitmen, tapi ketika ingin mencapai goal tersebut, maka kita membutuhkan konsistensi.
Mungkin kita pernah melihat sosok orang sukses yang sudah bekerja selama belasan tahun dalam suatu bidang hingga dipandang sebagai expert. Apa yang dia lakukan dalam masa kerja kerasnya sudah pasti merupakan gabungan antara komitmen dan konsistensi. Hingga pada akhirnya, sekarang ia mendapatkan hadiah dari kedua value yang sudah dipegangnya sepanjang waktu.
Dalam berkarier, memang kita sering dilanda rasa malas atau demotivasi. Kondisi negatif itu sebenarnya wajar saja, tapi yang paling penting adalah di mana kita keluar dari hal tersebut. Itulah mengapa dibutuhkan pemahaman atas komitmen yang sudah diambil dari awal, serta menjalankan konsistensi yang sebaiknya dilakukan dari waktu ke waktu.
Melalui tulisan di atas, saya harap kita semua sadar betapa pentingnya komitmen dan konsistensi dalam berkarier. Tulisan ini pun juga menjadi kaca bagi saya bahwa untuk mencapai titik yang sudah saya capai hari ini, tidak bisa disangkal bahwa memang berkat kedua value tersebut. Jadi, apa yang sekarang mau kamu lakukan?
(tim/DIR)