Ancaman resesi 2023 sudah di depan mata. Sebagai warga Indonesia, kita sudah diwanti-wanti oleh pihak pemerintah agar tidak perlu takut menghadapi resesi. Begitupun kami, juga sudah menyatakan bahwa kehadiran tahun 2023 yang ditandai oleh ancaman resesi jangan dipenuhi oleh ketakutan. Kalau sudah begini, apa yang semestinya dilakukan masyarakat dalam menghadapi resesi? Oke, kita tidak boleh takut. Tapi jangan hanya mempersiapkan mental saja, tetapi juga harus ada aksi nyata dari ancaman resesi.
Banyak sektor ekonomi yang dikabarkan akan terhantam oleh resesi ekonomi dunia. Melihat bagaimana respon masyarakat yang banyak merasa takut, bahkan jadi berpikir bahwa tahun 2023 harus dilalui dengan mengurangi daya beli, sebenarnya hal itu merupakan langkah yang kurang tepat. Masih ada cara lain yang dapat membuat kita mampu melalui resesi 2023 tanpa harus membuat roda ekonomi menjadi terhenti.
Tetap Lakukan Daya Beli Seperti Biasa
Daya beli masyarakat akan berkurang saat resesi 2023 datang. Hal ini merupakan salah satu fase yang wajar dalam menghadapi resesi. Kita semua jadi menahan dana yang dimiliki dan tidak membelanjakannya secara besar-besaran karena takut efek domino yang dapat terjadi. Seperti, munculnya layoff dari perusahaan, sulitnya mencari pekerjaan baru, dan lemahnya pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor akibat permintaan luar negeri yang cenderung kecil.
Memang, banyak yang menyarankan untuk menahan daya beli yang biasa dilakukan saat menuju resesi 2023. Namun sebenarnya, bukan itu cara yang paling tepat. Sesuai judul artikel ini, kita dituntut untuk tetap berbelanja seperti biasa, tapi jangan menjadi individu yang boros. Roda ekonomi dalam negeri, khususnya usaha mikro, sangat tergantung dengan daya beli masyarakat luas. Saat banyak orang yang memutuskan untuk menjadi lebih pelit, malah akhirnya bencana yang sebenarnya dapat terjadi. Resesi benar-benar datang ke Indonesia akibat roda ekonomi dalam negeri yang tidak mampu berputar.
Sebaiknya, kita tetap berbelanja seperti biasa. Belilah barang produksi lokal yang memang biasa kamu beli. Tetap lakukan daya beli seperti biasa. Intinya, kita boleh berhemat, tapi jangan sampai pelit. Jika makin banyak orang yang memilih untuk menjadi individu yang pelit, kondisi ini malah bikin banyak usaha kecil yang mati secara perlahan-lahan. Cobalah pikirkan baik-baik atas apa yang harus kamu lakukan saat resesi datang demi tetap menjaga kesehatan ekonomi dalam kondisi yang cenderung lebih baik dibandingkan perkiraan awal.
Minimalisir Berutang & Siapkan Dana Darurat
Berutang untuk mendapatkan produk yang sangat berguna untuk kita memang menjadi langkah yang wajar. Namun mengingat ancaman resesi yang kita pun tidak tahu akan sebesar apa menghantam ekonomi Indonesia, sebaiknya hindari berutang untuk jangka waktu yang lama. Tapi bukan berarti kamu tidak boleh membeli beberapa hal yang memang sangat penting, contohnya rumah.
Kalau memang kamu sudah yakin dengan kekuatan ekonomi sendiri untuk membayar cicilan rumah pada tahun 2023, maka jangan ragu untuk mengambil cicilan KPR. Poin yang paling penting adalah siapkan diri dan pahami apa saja yang perlu dilakukan agar cicilan tersebut dapat terbayar dengan baik walaupun ada resesi.
Tidak hanya itu saja, kamu juga harus menyiapkan dana darurat. Sebagai individu yang sudah memiliki pekerjaan sendiri, jangan lupa untuk menabung. Tabungan yang kamu miliki sebaiknya dijadikan dana darurat kalau ada kejadian buruk yang tidak terduga nantinya. Dana darurat ini pun juga lebih bagus kalau berada di nominal sekitar 5-7 kali gaji per bulan kamu. Kamu akan merasa lebih aman saat dana darurat tersebut sudah ada sehingga tidak perlu terlalu parno dengan resesi 2023.
Intinya, mau tidak mau, kita akan memasuki tahun 2023. Walaupun ada ancaman resesi, cobalah untuk melupakan ketakutan yang banyak dibicarakan. Cara terbaik untuk menghadapi ancaman apapun adalah dengan menyiapkan diri sebaik mungkin sejak dini.
(tim/DIR)