Resesi ekonomi dunia yang sudah diprediksi dan 100 persen pasti datang pada tahun 2023 memberikan kekhawatiran sendiri. Banyak orang, baik sebagai karyawan atau pun pemilik usaha, melihat tahun 2023 menjadi tahun kegelapan bagi perekonomian. Dikabarkan bahwa akan ada banyak bisnis yang hancur, daya beli masyarakat menurun, hingga berbagai harga bahan pokok naik.
Melihat apa yang diprediksi akan terjadi pada resesi 2023, memang menghadirkan ketakutan yang bahkan bisa membuat diri sendiri khawatir bagaimana kekuatan ekonomi pribadi tahun depan. Apakah masih bekerja? Apakah masih bisa menafkahi keluarga? Apakah masih bisa mendapatkan pekerjaan? Apapun yang diprediksi tentang resesi 2023, kuncinya adalah: jangan merasa takut!
Benar sekali, kamu mungkin sudah pernah melihat atau langsung menonton beberapa video yang membahas resesi 2023. Saat ini memang cukup banyak influencer finance dan investasi yang membuat video tentang apa yang terjadi pada resesi 2023. Sayangnya, hal tersebut terkesan berlebihan. Bukannya memberikan solusi, tapi malah menyebar ketakutan atau fear mongering.
Fear Mongering Menuju Resesi 2023
Fear mongering adalah usaha yang dilakukan untuk menyebar rumor atau isu yang menakutkan dengan cara yang membuat orang lain juga takut. Tujuan utama dari fear mongering yaitu untuk memengaruhi publik beserta pendapatnya dengan hasil akhir yang diinginkan.
Melihat penjelasan fear mongering secara garis besar, maka apa yang dilakukan oleh para influencer finance dan investasi bisa disebut sebagai cara yang sama. Mereka membuat masyarakat merasa tidak percaya diri untuk melangkah maju ke tahun 2023. Dengan menggunakan diksi-diksi seperti, 'tahun gelap', atau 'bencana ekonomi', sebenarnya apa yang mau mereka harapkan atas barisan konten mengenai resesi 2023? Cuma sekadar konten saja atau ada maksud lain?
Seperti yang sudah dijelaskan dari pihak pemerintah sendiri, resesi 2023 sudah pasti datang. Tapi bukan berarti kita malah takut untuk menyongsong 2023. Harusnya dengan peringatan yang diberikan, kita sebagai masyarakat mulai mencari solusi terbaik agar resesi 2023 tidak terlalu terasa di Indonesia. Salah satunya dengan jangan boros, tapi juga jangan pelit. Daya beli masyarakat harus tetap dijaga agar roda ekonomi Indonesia juga tetap berjalan. Jika daya beli masyarakat dipengaruhi sehingga turun hanya karena 'takut resesi', malah resesi ekonomi dunia bakal menghajar kita lebih keras lagi.
Pilihan untuk lebih banyak investasi daripada konsumsi juga tidak 100 persen tepat. Sebenarnya konsumsi sama pentingnya dengan investasi. Kita sebagai pihak yang memiliki penghasilan bulanan, dituntut agar lebih bijak dalam menggunakan uang, tapi bukan berarti jadi foya-foya. Banyaknya konsumsi dalam negeri menjadi salah satu indikator penyelamat ekonomi tanah air.
Resesi ekonomi dunia 2023 sudah pasti datang, tapi jangan mengisi kepala kita dengan rasa takut. Toh, Indonesia juga pernah merasakan resesi pada tahun 2008 dan masih berdiri kokoh sampai saat ini. Jika diibaratkan, kalau kita masih bisa beli nasi padang dengan lauk kesukaan untuk makan siang pada tahun depan, maka masalah ekonomi dunia masih bisa dihadapi bersama.
(tim/DIR)