Konser boyband asal Korea Selatan, Seventeen bertajuk 'Be The Sun' di Jakarta sukses digelar pada Sabtu dan Minggu, 24-25 September 2022. Namun di balik kemeriahan dan kesuksesan acara tersebut, terselip beberapa kisah ironi yang membuat para penggemar Seventeen atau yang disapa 'Carat' menaikkan trending topic Twitter 'BANNEDMECIMA'. Keluhan para penggemar pada promotor yang membawa Seventeen tersebut, disebabkan oleh beberapa permasalahan.
Mulai dari penukaran tiket yang sulit, banyaknya pemegang tiket yang masuk tidak pada section yang sesuai, persoalan tumpukan fotokopi KTP penukar tiket yang dibiarkan begitu saja, dan tribun penonton yang kurang aman. Tak hanya itu, banyaknya calo tiket yang menjual tiket kepada para penggemar dengan harganya yang tidak masuk akal menjadi permasalahan yang paling disorot.
Tiket konser Seventeen sebenarnya dijual dengan harga mulai dari Rp 1 jutaan hingga Rp 3 jutaan. Namun ketika hari-H, satu tiket Seventeen dijual mulai dari Rp 3 jutaan hingga lebih dari Rp 10 juta. Hal ini tentu saja membuat para penggemar geram karena para calo terlalu memanfaatkan kondisi dan situasi untuk keuntungan mereka dengan memberikan harga yang sangat tinggi untuk tiket konser on the spot.
Menurut penuturan Putri, salah seorang penonton konser tersebut, banyak kekacauan yang disebabkan para calo tiket yang tidak bertanggung jawab dengan menjual tiket palsu. Ia juga mengatakan, beberapa penggemar mengaku bahwa tiket yang dijual calo tersebut didapatkan dari panitia. "Ada yang masuk pakai tiket palsu jadi QR Code buat masuk ke venue-nya kembar (yang palsu dan yang asli). Terus ada juga calo yang dapat tiket dari panitia, nanti katanya kalau enggak habis dibalikin lagi," kata Putri kepada CXO Media.
Tak hanya konser K-Pop yang kerap menjadi sasaran empuk para calo untuk meraup pundi keuntungan dari cinta para penggemar. Para calo tiket konser atau festival musik dalam negeri pun kerap menggeliat mencari para penikmat musik yang ingin menyaksikan musisi kesayangannya beraksi di atas panggung. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk menghampiri pencari tiket dan menawarkan tiket dengan harga irasional.
Itu hanyalah sedikit dari banyaknya cerita ironi di balik kemeriahan konser musik di Indonesia yang sulit terlepas dari bisnis calo tiket yang telah menjadi bagian dari budaya. Lantas, mengapa bisnis ini terlestari dan sulit lepas dari akar?
Keuntungan yang Menggiurkan dan Terus Dicari
Saat menjalankan bisnis, setiap orang tentu mengharapkan keuntungan yang berlipat ganda, tak terkecuali para calo tiket konser. Menurut penelusuran CXO Media di Twitter ketika mencari harga tiket konser NCT 127 beberapa waktu lalu, tiket konser yang dijual oleh para calo berkisar dua kali lipat dari harga aslinya. Misalnya harga tiket section CAT 1 dengan harga asli Rp 3 juta, dijual oleh para calo berkisar Rp 3,8 juta hingga Rp 8 juta.
Irasional memang tapi ada saja penggemar terpaksa membeli dari para calo tiket karena kehabisan tiket di situs resmi penjualan. Selain itu, tidak sedikit penggemar yang tertipu oleh scammer yang menjual tiket konser dengan harga sangat tinggi dan jauh dari harga aslinya. Dengan penjualan tersebut, tidak heran para calo tiket mendapatkan keuntungan yang cukup besar. Meskipun pencaloan tiket adalah sebuah tindakan kriminal, tapi para calo ini seakan tidak takut untuk terus menggeliat di setiap konser yang akan diadakan. Hal ini disebabkan tidak adanya pasal yang benar-benar menjerat si calo, sehingga tak ada efek jera yang mampu menumpas gerilya mereka.
Walaupun soal calo tiket ini terus menjadi problematika yang tidak berkesudahan, tak bisa dimungkiri juga mereka pun tetap dicari di tengah harapan para penggemar bisa menyaksikan musisi kecintaan mereka. Berkat para calo yang mungkin juga berusaha mencari tiket, kita, para penggemar pun bisa berharap menonton idola dari dekat meski harus merogoh kocek yang tak sedikit.
(DIR/IND)