Sekarang ini, membangun online presence adalah hal yang penting dilakukan oleh para pekerja. Apalagi, sekarang banyak pemberi kerja menilai kandidat melalui media sosial maupun profil LinkedIn mereka. Membangun online presence bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari membuat akun LinkedIn hingga membangun portofolio online.
Memang, pada umumnya portofolio hanya digunakan oleh pekerja kreatif-seperti desainer, fotografer, penulis, ilustrator, hingga model. Meski demikian, portofolio online adalah aset penting yang bisa bermanfaat bagi pekerja dari segala bidang. Apabila biasanya portofolio dibuat dengan bantuan software seperti Adobe Photoshop atau Adobe Illustrator, sekarang kita bisa membuat portofolio secara daring dengan website builder. Karena sifatnya online, portofolio ini bisa dilihat kapan saja dan mudah untuk dibagikan melalui link URL.
Portofolio online memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan portofolio biasa. Pertama-tama, kita tidak harus membuat template dari nol sebab ada banyak website yang sudah menyediakan pilihan tampilan. Tentunya, ini akan memudahkan kita yang tidak memiliki skill mumpuni dalam desain grafis tapi ingin memiliki portofolio yang berestetika. Selain itu, portofolio online bisa menjadi solusi praktis untuk menggabungkan business card, resume, dan contoh hasil pekerjaan ke dalam satu platform.
Lalu, bagaimana caranya membangun portofolio online? Berikut adalah langkah-langkahnya!
Ilustrasi membuat portofolio online/ Foto: Pexels |
Mencari Platform yang Tepat
Ada banyak situs atau platform yang bisa digunakan untuk membuat portofolio online. Namun, pilihlah platform yang paling sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, para ilustrator dan desainer biasanya memilih Behance, Wix, dan Dribble. Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan penulisan, beberapa website builder yang populer adalah Wordpress, Carrd, Journo Portfolio, dan Substack.
Meski berbagai website builder ini pada umumnya digunakan oleh desainer dan penulis, tapi dalam praktiknya bisa juga digunakan untuk semua tipe pekerjaan. Sebab pada dasarnya, situs-situs ini bisa membantu kita membangun situs pribadi. Semua platform di atas bisa digunakan secara gratis, tapi ada juga pilihan berbayar untuk mendapatkan fitur-fitur yang lebih beragam.
Mengumpulkan Inspirasi
Setelah memilih platform, langkah berikutnya adalah mencari inspirasi untuk portofolio yang akan dibangun. Kalian bisa mencari inspirasi dengan menjelajahi contoh-contoh portofolio online milik orang lain yang profesinya sama dengan kalian. Pelajari bagaimana mereka menyusun tampilan webpage-nya serta informasi apa saja yang mereka masukkan ke dalam portofolio.
Memilih Template
Ada banyak platform yang sudah menyediakan template dengan tampilan menarik untuk kalian pilih. Di template yang tersedia, kalian bisa memilih font yang akan digunakan, color palette dari webpage, hingga tata letak gambar atau tulisan. Satu hal yang harus diingat ketika menyusun portofolio adalah, meski estetika penting tapi pastikan portfolio kalian nyaman dan mudah untuk dibaca. Untungnya, sebagian besar template yang ditawarkan oleh website builder sudah memenuhi kriteria ini. Tapi, tidak ada salahnya untuk memastikan kembali kesesuaian format dari template agar bisa berestetika sekaligus nyaman dibaca.
Ilustrasi portofolio/ Foto: Pexels |
Menyusun Flow Informasi
Seperti yang sudah disebutkan di atas, portofolio online bisa menjadi solusi praktis untuk menggabungkan business card, resume, dan contoh hasil pekerjaan ke dalam satu platform. Maka dari itu, flow informasi menjadi hal yang penting agar pembaca tidak bingung dalam mencerna semua informasi yang ada. Flow informasi ini bisa diatur dengan fitur-fitur yang tersedia di platform.
Ada dua pilihan ketika menyusun flow informasi dalam portofolio online. Pertama, kalian bisa menyusun semua informasi ke dalam laman utama. Kedua, kalian bisa juga membagi-bagi informasi tersebut ke dalam beberapa link yang akan menuntun pembaca ke laman selanjutnya. Apabila kalian memilih yang kedua, kalian bisa membaginya menjadi homepage, About page, dan Projects.
Homepage berisi headline singkat untuk memberikan gambaran mengenai siapa kalian dan apa pekerjaan kalian. Pastikan headline tersebut singkat namun memorable. Lalu, dalam About page, masukkan informasi mengenai biodata singkat dan contact information. Kalian bisa juga menyertakan link untuk mengunduh resume di bagian ini. Setelah itu, masukkan hasil karya kalian dari pekerjaan terdahulu ke dalam laman projects.
Pamerkan Karya Terbaik
Tidak semua hasil karya harus dimasukkan ke dalam portofolio online. Sebab terlalu banyak informasi juga akan membuat pembaca pusing untuk mencernanya. Pilih 5-10 proyek yang paling kalian banggakan atau relevan dengan pekerjaan yang saat ini sedang diincar. Untuk setiap proyek, berikan keterangan singkat mengenai tujuan proyek, tahun proyek, dan siapa kliennya. Jangan lupa sertakan foto-foto dokumentasi atau link apabila karyanya dimuat di website.
Itu dia langkah-langkah dalam menyusun portofolio online. Bagaimana, mudah kan? Dengan memiliki portofolio online, dijamin online presence kalian akan meningkat dan bisa menarik perhatian para pemberi kerja.
(ANL/DIR)