PeranĀ dana darurat dalam pengelolaan keuangan pribadi merupakan aspek yang sangat penting, apalagi pada saat terjadi sesuatu yang di luar dugaan atau tidak kita inginkan. Salah satunya adalah di masa pandemi seperti sekarang ini yang memicu krisis finansial dan banyak aktivitas bisnis yang berhenti.
Dana darurat merupakan kumpulan uang dalam besaran tertentu yang bersifat mudah dicairkan dan diakses di kala kamu berada dalam keadaan darurat. Contohnya, dana kesehatan di saat kamu tiba-tiba jatuh sakit dan dipaksa harus opname, atau kondisi di mana kamu tiba-tiba mendapatkan pemutusan hubungan kerja dan belum mendapatkanĀ pekerjaan yang baru.
Dana darurat merupakan pos penting dalamĀ keuangan anggaran bulanan kamu. Namun faktanya, banyak orang cenderung lupa menyisihkan pemasukannya untuk mengisi pos dana darurat, terutama untuk generasi milenial. Menurut survei yang dirangkum oleh konsultan keuangan Lifepal dari tahun 2021, 90,7 persen orang Indonesia tidak memiliki dana darurat dalam jumlah yang memenuhi standar minimum. Alasannya, karena harus membayar cicilan utang yang melebihi batas ideal keuangannya. Selain itu, pengeluaran bulanan yang besar dan kurangnya pemahaman soal pentingnya dana darurat juga turut membuat generasi milenial belum menyiapkan dana darurat.
Dikutip dari thebalance.com, para ahli menyarankan untuk memiliki dana darurat setidaknya sebesar biaya hidup untuk 3 sampai 6 bulan ke depan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi kamu dari permasalahan keuangan yang mungkin perlu dihadapi di luar dugaan. Dana darurat yang telah dipersiapkan juga mencegah kamu untuk berutang nantinya. Persiapan dana darurat juga bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik menabung secara konvensional atau berinvestasi.
Ilustrasi keuangan milenial/ Foto: Pixabay |
Dana Darurat vs Investasi
Tidak sedikit orang yang sudah memikirkan masa depan dengan menyisihkan uang untuk berinvestasi, apalagi investasi memang bertujuan untuk jangka panjang. Tapi, apakah bisa investasi digabungkan dengan dana darurat?
Menurut Dennis SLL, Co-Founder dari Sekolah Saham Indonesia dalam kelas virtualnya yang berjudul 'No Gain No Pain: Sehat Finansial Sejak Muda', sebenarnya tidak masalah apabila dana darurat dan investasi digabungkan. Namun, akan memiliki risiko yang sangat besar. Misalnya, kamu punya uang sebesar Rp10 juta dan ingin diinvestasikan saham sekaligus dijadikan dana darurat.
Kemudian tanpa diduga, saham yang kamu miliki anjlok dan kamu menderita kerugian, bertepatan dengan itu, kondisi badan kamu sedang tidak fit sehingga memerlukan uang untuk ke rumah sakit. Namun, karena dana darurat yang kamu miliki tadi sudah digabungkan dengan investasi, kemudian saham kamu yang juga sedang anjlok, uang yang kamu perlukan pada akhirnya tidak cukup untuk berobat.
Dennis menambahkan, kalau tetap ingin menggabungkan dana darurat dan investasi, sebaiknya kamu menaruh dana darurat di instrumen yang tidak fluktuatif (naik-turun harga). Jangan sampai kamu menaruhnya di saham ataupun crypto, tapi taruhlah di instrumen yang tetap, misalnya reksa dana atau deposito yang mudah diakses dan liquid.
Saham memang liquid, mau dijual sekarang dan besok cair juga bisa, tapi saham berisiko mengalami penurunan karena sifatnya yang fluktuatif tadi. Jadi, sebenarnya sangat tidak disarankan untuk menaruh dana darurat di instrumen yang fluktuatif. Tapi semua itu kembali ke pribadi masing-masing. Dennis tetap menyarankan agar tetap memisahkan dana darurat dan investasi.
Ilustrasi mengumpulkan dana darurat/ Foto: Maitree Rimthong/Pexels |
Tips Mengumpulkan Dana Darurat
Pada awalnya, mungkin kamu akan merasa kesulitan untuk menyiapkan dana darurat secara konsisten, apalagi kalau kamu tidak terbiasa untuk menabung dan mengelola keuangan dengan benar. Tapi, bukan berarti keinginan untuk menyiapkan dan memiliki dana darurat tidak bisa diwujudkan. Berikut beberapa tips untuk mengumpulkan dana darurat yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Pahami Cashflow Keuangan Kamu
Kamu harus tahu kondisi keuangan kamu saat ini, berapa pemasukan dan pengeluaran kamu setiap bulannya. Ketika kamu sudah mengetahui cashflow kamu setiap bulannya, kamu bisa memantau pengeluaran yang sebenarnya tidak penting dan bisa dikurangi. Ini akan membantu untuk menyiapkan uang khusus dana darurat.
2. Tentukan Jumlah Dana Darurat yang Dipersiapkan
Dalam satu bulan, setidaknya kamu harus menyisihkan 5 sampai 10 persen dari total pendapatan kamu khusus untuk pos dana darurat. Kamu juga bisa melakukan perhitungan prediktif untuk hal-hal yang mungkin terjadi nantinya. Jangan pernah menunda untuk mengalokasikan dana darurat. Sebaiknya, langsung disisihkan sejak hari pertama kamu gajian.
3. Buka Rekening Khusus Dana Darurat
Setelah kamu tahu berapa dana yang harus kamu sisihkan untuk dana darurat, langkah selanjutnya adalah membuka rekening baru khusus untuk dana darurat. Tujuan membuka rekening baru ini agar uang kamu lebih teratur pembagiannya, sehingga budget dana darurat kamu tidak tercampur dengan keuangan yang lain. Aktifkan juga fitur auto-debit agar alokasi dana darurat kamu terpotong secara otomatis setiap bulannya dari rekening utama kamu.
4. Tekan Pengeluaran Konsumtif
Kurangi pengeluaran untuk sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting dan mendesak. Semakin kamu bisa menekan pengeluaran yang tidak penting, akan semakin banyak juga uang yang tersisa dan bisa dialokasikan khusus ke dalam pos dana darurat.
5. Lakukan Secara Perlahan dan Konsisten
"Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit". Peribahasa ini dirasa paling cocok untuk diterapkan saat mengumpulkan dana darurat. Kuncinya, kamu dapat melakukan secara perlahan tapi tetap konsisten. Yang perlu kamu ingat adalah dana darurat bersifat jangka panjang. Jadi, dana darurat bukanlah suatu hal yang bisa dikumpulkan dengan cepat dan langsung bernominal besar. Kamu bisa memulainya dengan nominal kecil dan berapa pun gaji yang kamu terima. Ingatlah untuk selalu menyisihkan dana untuk pos keuangan yang bersifat darurat ini.
Ketika suatu saat nanti terjadi sesuatu yang tidak kamu duga dan ternyata membutuhkan biaya, kamu tidak perlu khawatir lagi karena sudah memiliki dana darurat. Pada masa pandemi seperti sekarang ini, bahkan dana darurat selalu dikaitkan dengan alternatif pemenuhan biaya kebutuhan saat pendapatan berkurang atau justru hilang.
Menurut sebuah survei dari Magnify Money, sebanyak 43 persen orang pada akhirnya menggunakan dana darurat dan merasakan manfaatnya selama pandemi COVID-19. Bahkan sebanyak 64 persen dari responden yang mengalami pemutusan hubungan kerja, mengandalkan dana darurat mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih lagi, masih banyak manfaat lain dari adanya dana darurat yang kamu miliki. Maka dari itu, persiapkanlah dana darurat mu sebelum terlambat.
(PUA/HAL)