Siapa yang tak kenal dengan penulis kenamaan Indonesia, Habiburrahman El Shirazy? Eksis lewat karya-karya terbaiknya seperti Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Bumi Cinta yang telah diangkat ke layar lebar, salah satu buku best seller-nya berjudul Setetes Embun Cinta Niyala juga diangkat menjadi film oleh rumah produksi, MD Pictures.
Berbeda dengan film-film sebelumnya yang ditayangkan di layar-layar bioskop, Setetes Embun Cinta Niyala akan menjadi salah satu film Original Netflix Indonesia. Ini juga menjadi kolaborasi pertama MD Entertainment dengan Netflix.
Produser MD Entertainment, Manoj Punjabi mengatakan awalnya film ini berniat ditayangkan di layar lebar tetapi karena 'berjodoh' dengan Netflix yang tertarik dengan film ini, akhirnya kerjasama ini bisa terjalin.
"Kami senang sekali Netflix mau membuat ini menjadi Netflix Original. Menurut saya ini adalah strategi yang tepat film drama cinta religi akan tayang pas Lebaran. Jadi strateginya perfect," kata Manoj dalam acara press conference film Setetes Embun Cinta Niyala, Selasa (19/3).
Film yang dibintangi oleh Beby Tsabina (Niyala), Deva Mahendra (Faiq), dan Caitlin Halderman (Diah), ini juga merupakan film pertama Anggy Umbara yang dikenal sebagai seorang sutradara film horor Indonesia. Baginya, Setetes Embun Cinta Niyala merupakan sebuah tantangan sekaligus angin segar karena selama ini dia hanya menggarap film-film yang tak jauh-jauh dari kesan seram.
"Ini adalah tantangan bagi saya, ketika ditawari saya langsung mengiyakan karena ini sebuah kehormatan. Ketika dipercaya untuk menggarap ini, saya bertekad untuk memberikan yang terbaik dari segi cerita, nilai produksi, sampai lokasinya pun semua dilakukan dengan effort," ujarnya.
Kepada CXO Media, Anggy pun mengaku bahwa film ini seperti refreshment baginya dan ketika menggarapnya ia sangat excited karena kisahnya pun termasuk ringan karena berasal dari nilai-nilai yang dekat dengan masyarakat.
"Kalau saya melihatnya dari sisi film maker ya ini merupakan angin segar bagi perfilman Indonesia dan memang khususnya saya sudah banyak horor, ketika saya mengerjakan ini, terasa menjadi angin segar untuk saya. Buat saya sendiri so refreshment," kata Anggy.
Excitement pun tidak hanya dirasakan oleh Anggy Umbara, para pemain pun mengaku bahwa film ini juga menjadi proyek film yang paling ditunggu-tunggu. Deva Mahendra misalnya, saking inginnya berperan menjadi Faiq, dia sampai harus mengungkapkan dengan tegas kepada Manoj bahwa dia ingin peran tersebut.
Baginya, tumbuh dengan bayang-bayang kesuksesan Ayat-ayat Cinta, dia sangat ingin mengambil bagian dari proyek ini karena film ini ditulis oleh penulis yang sama dari Ayat-ayat Cinta.
"Siapa sih yang tidak mau berkerja sama dengan nama-nama besar ini dan menjadi bagian dari proyek yang dikerjakan sebegitu seriusnya sehingga bisa menghasilkan karya sesukses Ayat-ayat Cinta. Di era saya, saya ingin seperti itu. Saya melihat ini adalah kesempatan yang sayang kalau tidak diambil untuk berkolaborasi dengan orang-orang luar biasa ini," ungkapnya.
![]() |
Film yang Terinspirasi dari Karya Klasik Tak Lekang Waktu
Bagi pecinta buku Habiburrahman El Shirazy, buku Setetes Embun Cinta Niyala adalah buku yang diterbit setelah Ayat-ayat Cinta. Ya, tepatnya buku ini terbit sejak 20 tahun yang lalu. Meski begitu, Manoj berpendapat bahwa classic is classic. Banyak orang menyukai sesuatu yang tak lekang oleh zaman, termasuk film.
Walaupun ada beberapa opsi judul novel Habiburrahman yang diberikan kepada Manoj, pilihannya tetap jatuh kepada buku yang terbit pada 2005 ini. Baginya, ini adalah saat yang tepat untuk diangkat menjadi sebuah film yang bisa dinikmati banyak orang.
"Kenapa sekarang, karena menurut saya film classic is classic, love story, drama religi. Kalau klasik menurut saya tidak ada deadline-nya zaman sekarang. Ini ceritanya masih di desa di kampung gitu. Jadi masih nyambung. Saya tidak merasa ini jadul, dari sisi penulisannya juga is good job. Pokoknya dari sisi creative-nya, direction-nya juga masuk kok. Balik lagi cerita classic itu gak jadul dan kita sudah coba sesuaikan semaksimal mungkin. Nanti kalau nonton sudah ada bayangan seperti apa nanti filmnya," ungkap Manoj kepada CXO Media.
Habiburrahman El Shirazy atau yang akrab disapa Kang Abik ini menambahkan, meski buku ini terbit 20 tahun yang lalu, tapi secara cerita terinspirasi dari masyarakat yakni ketulusan dalam mengangkat anak yang kemudian bertemu jodoh dalam keluarga.
"Ketika akan menjadi film, kami kembangkan sisi edukasi yang belum ada sekaligus untuk memperkuat dramatisasi. Namun kisah cinta tetap menjadi fokus utamanya," ujarnya.
Sementara itu, film ini menceritakan kisah Niyala, seorang gadis desa yang berhasil mewujudkan cita-cita menjadi dokter namun terpaksa menghadapi perjodohan yang tak diinginkan demi melunasi utang keluarga. Di saat yang bersamaan Niyala harus merelakan Faiq, teman masa kecil yang diam-diam dia cintai untuk menikah dengan perempuan lain.
Bukan sekadar mengisahkan kisah cinta segitiga, namun film ini juga mengajarkan tentang budaya Islam, bagaimana cara mengikhlaskan sesuatu karena Allah, dan hikmah dari segala sesuatunya.
Penasaran seperti apa film yang diadaptasi dari buku best seller Habiburrahman El Shirazy ini? Saksikan Seteres Embun Cinta Niyala di Netflix pada 31 Maret 2025!
(DIR/DIR)