Interest | Art & Culture

Tari Indonesia dan Sejarahnya: Karya dan Dedikasi Nungki Kusumastuti

Rabu, 05 Mar 2025 17:00 WIB
Tari Indonesia dan Sejarahnya: Karya dan Dedikasi Nungki Kusumastuti
Peluncuran buku Nungki Kusumastuti, Seni Tari dan Sejarahnya/Foto: Riz Afrialdi - CXO Media
Jakarta -

Seniman tari senior, Nungki Kusumastuti, meluncurkan buku berjudul Tari Indonesia dan Sejarahnya (Rabu, 26 Februari 2025). Momen peluncuran buku ini dilangsungkan di Auditorium Rektorat, Institut Kesenian Jakarta; tempat Nungki menimba, menumbuhkan, serta membagikan cintanya terhadap seni tari.
Buku ini bukan hanya memuat kumpulan teori atau dokumentasi tari, buku Tari Indonesia dan Sejarahnya mengisahkan gemulai perkembangan tari secara lebih penuh. Meliputi asal muasal, tradisi, hingga sejarah tari di Indonesia.

Secara general, karya tulis terbaru Nungki ini berisikan rekam pengalaman sang penulis, selama menjadi seniman tari, merangkap akademisi seni tari.
Tari sebagai Jejak Peradaban

Dalam buku Tari Indonesia dan Sejarahnya, Nungki mencoba menguraikan perjalanan tari dari zaman purba hingga masa kini, menyingkap lapisan-lapisan sejarah yang kerap luput dari perhatian.

"Salah satu kesulitan dalam tari adalah sifatnya yang tidak dapat dipegang. Setelah digerakkan, ia hilang begitu saja. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk mendokumentasikan dan melukiskannya," tutur Nungki kepada CXO Media, usai momen peluncuran buku Tari Indonesia dan Sejarahnya (26/2).

.Nungki Kusumastuti (kedua dari kiri) berfoto bersama audiens/ Foto: Riz Afrialdi - CXO Media

Buku setebal 288 halaman tersebut turut menjadi upaya Nungki dalam merekam gerak yang tak kasatmata, mengarsipkan jejak tari agar tetap bisa dinikmati dan dipelajari oleh generasi mendatang. Materinya sendiri dikumpulkan sejak beberapa tahun ke belakang.

"Isinya memang disusun dari materi aja yang saya biasa sampaikan di kelas, juga dari bahan disertasi saya."
Sebagai akademisi, Nungki memahami pentingnya sumber pustaka bagi perkembangan tari. Sayangnya, jumlah referensi tertulis tentang tari di Indonesia masih terbatas.

"Bukan tidak bisa diakses, tapi tersebar di sana-sini, terpisah dalam artikel-artikel pendek. Buku ini mencoba merangkum banyak informasi dalam satu wadah," tambahnya.

Dengan pendekatan yang mengombinasikan penelitian akademis dan pengalaman praktik, buku ini menjadi sumbangsih besar bagi dunia tari Indonesia, khususnya bagi para mahasiswa, koreografer, dan pecinta seni yang ingin memahami akar dan evolusi tari Nusantara.

Menerjemahkan Tradisi ke dalam Kekinian

Dalam acara peluncuran buku, tiga mahasiswa tari-Muhammad Rizky Ananda, Rifa Arahmi Anida, dan Salsabila-menampilkan Tari Jukung Paringgi, sebuah bentuk tari yang mencerminkan harmoni antara gerak tradisional dan ekspresi modern.

"Buku ini penting, karena menjadi fondasi bagi kami yang sedang belajar. Sejarah adalah akar yang harus kami pahami sebelum melangkah ke masa depan," ujar Rizky, yang mengikuti kelas Dramaturgi dan Estetika Tari yang diampu Nungki.

"Adanya buku ini juga membuat kita lebih mengenal budaya kita. Misalnya, ternyata pendahulu atau leluhur kita sudah punya karya-karya [tari] kontemporer pada masanya, sebelum kemudian menjadi klasik. Buku ini juga menampilkan banyak sekali arsip-arsip tari yang sudah mulai hilang."

.Nungki Kusumastuti (kanan) menandatangani buku untuk Rizky (kiri)/ Foto: Riz Afrialdi - CXO Media

Nungki sendiri menyadari betul: pentingnya dokumentasi tari agar tetap dapat dinikmati dan dipelajari ke dalam bentuk yang lebih modern. Terutama di dalam dunia yang kini kian terdigitalisasi.

"Tari tradisi pun jika diperkenalkan kembali dengan cara yang segar, dapat menjadi bagian dari konteks kekinian. Bukan sekadar dilestarikan, tapi juga diviralkan, dibawa dengan kualitas yang baik," tuturnya.

Oleh karena itu, Nungki, lewat bukunya, seperti tengah mengungkapkan bahwa eksistensi tari bukan sekadar peninggalan masa lalu, melainkan entitas yang hidup dan terus berkembang, serta dapat terus relevan dengan generasi-generasi yang akan datang.

Buah Dedikasi

Nungki Kusumastuti merupakan salah satu sosok yang memperpanjang tali sejarah seni tari di tanah air. Menekuni tari semenjak usia dini, perempuan kelahiran Banda Aceh, 29 Desember 1958 tersebut menghidupi seni tari laiknya ibadah tak berkesudahan.

"Saya jatuh cinta pada tari sejak usia lima tahun berkat dorongan ibu-bapakku," kenang Nungki. "Waktu bapak ibuku tanya, 'kenapa kok kamu masuk tari IKJ?' Saya bilang ke orang tua kalau saya pengen jadi ahli tari, bukan cuma penari. Saya pengen nantinya bisa keliling dunia berkat tari, dan bisa bermanfaat bagi semua orang."

Meski tidak bisa memungkiri kenyataan: hidup di bidang tari tidak mudah, cita-cita yang didasari kecintaan Nungki terhadap tari pada akhirnya terkabul seperti doa. Seni tari merupakan pondasi yang berhasil mengantarkan Nungki menjadi seorang praktisi, pengamat, peneliti dan pengajar seni, bahkan aktris yang disegani.

Oleh karena itu, buku Tari Indonesia dan Sejarahnya bagi Nungki bernilai lebih dari bahan bacaan. "Saya ingin berbagi kepada banyak orang, memajukan seni Indonesia, meski yang saya lakukan mungkin kecil. Tapi ini adalah sesuatu yang abadi," ujar Nungki penuh harap.

Dengan peluncuran buku ini, Nungki yang cakap saat beraksi di depan lampu seperti membuktikan bahwa tari bukan hanya milik panggung pertunjukan, tetapi juga milik sejarah, penelitian, dan pemikiran.

(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS