Interest | Art & Culture

Mereguk dan Mengalami Cangkir-cangkir Kopi Terbaik di Sumthin' Else from Herd Jakarta

Selasa, 04 Mar 2025 13:00 WIB
Mereguk dan Mengalami Cangkir-cangkir Kopi Terbaik di Sumthin' Else from Herd Jakarta
Sumthin' Else from Herd Foto: Riz Afrialdi - CXO Media
Jakarta -

Harkat secangkir kopi beranjak lebih jauh dari sekadar minuman berkafein tinggi. Setiap teguk-seruput dari minuman berwarna dasar hitam tersebut menjelma ke lebih banyak ragam cerita yang tak habis-habis dibahas oleh para penulis, musisi, maupun penggiat terapan seni lain.

Pada porosnya, kopi, yang kini telah menjadi industri miliaran dolar, juga telah menumbuhkan ranah seninya sendiri. Suatu rangkaian aktivitas, yang mempersoalkan cara menyeduh yang lebih apik, sampai cara menikmatinya yang tidak melulu sederhana, tetapi juga penuh tata-krama.

Terbaru, narasi teranyar mengenai kopi yang pekat dan romantis, datang dari sudut selatan kota Jakarta. Herd Coffee Roaster, produsen biji kopi single origin dan house blend berkualitas dari kota Bandung, yang sukses mempelopori coffee experience bar lewat Sumthin' Else from Herd, di tengah Jalan Progo, kota Bandung. Mereka kini berkolaborasi dengan toko kamera DOSS, tempat bermukimnya kedai kopi Kala Askara, dalam mempersembahkan Sumthin' Else; sebuah bar kopi berbasis pengalaman yang dirancang untuk memberikan sensasi meminum kopi secara lebih khidmat.

Beroperasi sejak awal tahun 2025, Sumthin' Else di Kala Askara meramaikan konsep megastore DOSS, yang bermukim di Ratu Plaza, Jakarta Selatan   salah satu mall andalan warga Jakarta, yang belakangan kian dilupakan para pelanggan. Membawa serta keintiman yang terpancar dari Sumthin' Else from Herd, kemunculannya di ibukota menawarkan kekhusyukan meminum kopi dengan nuansa fotografi.

Pesona Bar Kopi di Toko Kamera

Sumthin' Else tampil memberi perbedaan. Berpunggungan persis dengan bar reguler Kala Askara, yang menghadap sofa-sofa nyaman tempat peminum kopi kota metropolitan bercengkrama menjauhi hiruk pikuk, bar Sumthin' Else di sisi sebaliknya hanya siap melayani delapan pelanggan utama, yang akan disuguhkan pengalaman minum kopi multi-sensori.

"Sebagai coffee experience bar pertama di Indonesia, Sumthin' Else berbeda dengan coffee shop biasa yang berfokus pada kecepatan penyajian dan turnover pelanggan," kata Jefta Handoko, barista sekaligus representasi Sumthin' Else from Herd.

"Di sini, setiap tegukan kopi adalah perjalanan yang dipersonalisasi dengan sentuhan unik. Penyajian kopi pun memiliki simbolisme tersendiri yang dirancang untuk menghadirkan pengalaman minum kopi yang lebih mendalam dan penuh makna."

.Jeffta Handoko menyeduh kopi di Bar Sumthin' Else from Kala Askara (Jakarta, 27/2/25). Foto: Riz Afrialdi - CXO Media

Pada posisinya, bar Sumthin' Else menghidangkan tempat minum kopi yang lebih memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi langsung dengan sang barista, selagi menikmati nuansa-nuansa filosofis dari dunia fotografi pada sejumlah komponen.

Tempat yang fotogenik secara kasat mata ini memamerkan semburat lampu kekuningan secara lebih presisi, sampai tepat ke atas tempat cangkir disuguhkan. Didasari laying cover bertekstur grip ala handle kamera, juga buku menu serupa jurnal foto, Sumthin' Else memastikan pelanggan unsur-unsur fotografi di sini bukan cuma gimmick.

Aroma Bandung di Jakarta

CXO Media berkesempatan langsung mengunjungi Sumthin' Else, pada Kamis (27/2) siang. Dijamu langsung oleh sosok utama di balik bar Sumthin' Else, Jefta, kami disuguhkan bercangkir-cangkir kopi nikmat lengkap dengan rasa-rasa yang menguatkannya.

Dibantu dengan kartu informasi bergaya polaroid-berbeda dengan presentasi menu yang menggunakan tab di Sumthin' Else Bandung   Jefta menyuguhkan beberapa olahan kopi dari biji kopi geisha asal Colombia, yang diracik Herd dengan nama "The Unicorn". Suatu perpaduan antara biji kopi geisha alami dengan bebijian decaffeinated asal Kolombia.

Cangkir pertama yang disuguhkan adalah satu shot espresso. Olahan dasar "The Unicorn" yang punya notes: Apricot, Cheesecake, dan Green Grape ini lebih memikat dari aroma bubuknya, yang lebih dulu dijejalkan Jefta sebelum menghidangkan espresso. Tegukan awalnya penuh hentakan: rasa asam begitu mendominasi lidah. Tapi, seperti ucapan sang penyeduh, seruput kedua sekaligus terakhirnya justru lebih kaya akan rasa. Menyimpan aroma harum apricot dan remahan rasa anggur hijau.

Cita rasa cheesecake kemudian muncul waktu sang barista pemenang Bandung Brewers Cup V itu mewahanakan "The Unicorn" pada secangkir cappucino. Bersama campuran susu, karakter asam yang sebelumnya menyerang kini lebih jinak. Rasanya seperti pencuci mulut yang agak manis tanpa dibuat-buat. Creamy, pekat, dan tetap memiliki kejelasan rasa.

.Secangkir Cappucinno "The Unicorn" di Sumthin' Else from Kala Askara (Jakarta, 27/2/25)./ Foto: Riz Afrialdi - CXO Media

Menurut Jefta, Sumthin' Else biasanya menyuguhkan kopi sesuai dengan keinginan para pelanggan. Mulai dari memilih tiga jenis racikan biji kopi   "The Unicorn", "The Pink Tiger", atau "The Sweet Mamba"   yang bisa diturunkan ke sederet olahan lanjut espresso based semacam Long Black, Latte, hingga Magic.

Namun demikian, pada kesempatan ini, kami memilih manut pada pilihan sang penguasa bar, yang kemudian memamerkan kelihaiannya meramu biji kopi Panama Elida secara natural. Di tangan Jefta, biji kopi yang direkognisi sebagai produk petani Panama terbaik dalam auction Best of Panama (BoP) terhidang dengan sangat alami: nuansa floral dengan sentuhan peach yang samar santer menyerbak dari aroma cup, lantas terasa lebih kental ketika menyentuh lidah. Rasanya begitu halus, kompleks, dan berkelas.

Cangkir paling menarik perhatian adalah yang datang terakhir. Namanya: 'Misty Dago'. Menu ini merupakan satu dari tiga andalan Sumthin' Else di katalog Bandung in a Sip-bersama "Vibrant Braga" dan "Asia Afrika''. Katalog ini merupakan karya perdana Sumthin' Else from Herd waktu pertama buka di Progo, tahun 2024 lalu.

"Menu spesial yang kami tampilkan dibuat secara berkala per tiga bulan. Kebetulan, season pertama tahun lalu itu 'Bandung in a Sip' menceritakan daerah-daerah ikonik Bandung lewat kopi yang kami sesuaikan karakternya," jelas Jefta, waktu ditanya mengapa nama Dago dipilih untuk ikut disajikan di Senayan.

.'Misty Dago', salah satu menu andalan Sumthin' Else from Kala Askara (Jakarta, 27/2/25)./ Foto: Riz Afrialdi - CXO Media

"Misty Dago" sendiri berada di garis lumrah. Biji kopi "The Unicorn" yang legam dipadukan dengan elderflower syrup dan manisnya krim vanila. Minuman yang disajikan dingin ini menginterpretasikan kawasan sohor Dago, yang sulit tidak disukai banyak orang, karena sanggup menyisipkan banyak memori. Ringan tapi menyisakan kesan.

"Kayaknya 'Misty Dago' cocok juga di Jakarta. Semoga cukup menghadirkan udara dingin atau kabut Bandung ke Jakarta panas dan sibuk," gurau Jefta, soal minuman yang paling banyak digemari di Sumthin' Else from Herd, Bandung.

Jefta juga berharap, Sumthin' Else from Herd bisa diterima masyarakat Jakarta. Meski suasananya sedikit berbeda: lebih terbuka, ambience-nya berbaur dengan suasana kedai Kala Askara reguler yang cukup ramai, setidaknya penikmat kopi di Jakarta bisa menikmati kopi secara lebih mendalam.

Minimal, membuktikan bahwa Sumthin' Else bukanlah penjaja kopi yang menang cantik. Mereka membawa konsep meminum kopi secara lebih penuh, tanpa melupakan suguhan kopi yang nikmat, sebagai komoditas utama.

***

Sumthin' Else from Herd buka setiap hari dari pukul 10.00 - 19.30 WIB di Kala Askara, Ratu Plaza. Penikmat kopi yang ingin menikmati presentasi penuh pengalaman Sumthin' Else di kota Metropolitan dapat melakukan reservasi melalui link yang tertera di Instagram Kala Aksara, atau datang secara langsung ke lokasi.

(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS