Interest | Art & Culture

Hindia Luncurkan 16 Lagu Baru dalam Proyek Kompilasi Doves, '25 on Blank Canvas

Selasa, 25 Feb 2025 18:30 WIB
Hindia Luncurkan 16 Lagu Baru dalam Proyek Kompilasi Doves, '25 on Blank Canvas
Hindia/Foto: Mediana Tahir
Jakarta -

Hindia resmi merilis sebuah kompilasi musik bertajuk Doves, '25 on Blank Canvas, pada Senin, (24/2). Memuat 16 lagu, mixtape berdurasi 53 menit 15 detik ini hadir sebagai bentuk keleluasaan sekaligus eksplorasi lebih lanjut seorang Baskara Putra.

Menembus batasan karya berbentuk album atau mini-album yang termuat dalam diskografi terdahulu   Menari Dengan Bayangan (2019), Lagipula Hidup Akan Berakhir (2023), dan EP Kami Khawatir, Kawan   mixtape Doves, '25 on Blank Canvas menjadi reaksi natural Baskara atas fenomena yang terjadi pada penghujung tahun 2024.

"Ada beberapa hal yang saya ingin bicarakan untuk merasa 'lega', menyelesaikan banyak cerita yang sudah disampaikan lewat lagu-lagu Hindia dari beberapa tahun silam. Agar nanti setelah mixtape ini, yaitu di album ketiga, saya bisa memulai babak baru tersebut dengan bersih," ungkap Baskara, dalam keterangan pers.

Kompilasi karya Doves, '25 on Blank Canvas ini menjadi titik lebur sederet irama dan genre. Mulai dari yang berbasis gitar, alunan elektronik, berbalut percampuran bahasa Indonesia dan Inggris pada lirik, merespons dan/atau menyisipkan karya musisi lain, serta menampilkan beberapa monolog.

[Gambas:Youtube]

Kolaborasi dan Aktivisme

Proyek mixtape Doves, '25 on Blank Canvas turut memamerkan kemampuan Hindia berkolaborasi dengan rekan-rekan musisi, yang ikut andil sebagai produser, maupun co-writer. Menurut Hindia, musik yang dipresentasikannya dalam proyek ini memang benar-benar dipengaruhi oleh karya yang menjadi ia konsumsi selama beberapa waktu terakhir.

Nama-nama seperti, Iga Massardi, Lafa Pratomo, Enrico Octaviano, Kareem ' BAP.' Soenharjo, Luth 'Mellonz' Adianto (Cosmicburp), Adrian Mahendra Putra (Blue Valley Radio), Kusuma 'Utha' Widhiana (Blue Valley Radio), Kevin Queency, BF-131131525, dan Emir Agung Mahendra (White Chorus), bahkan Hasief Ardiansyah adalah sederet sosok yang ikut andil. Tak heran apabila Doves, '25 on Blank Canvas terasa seperti gado-gado yang kaya rasa.

"Saya juga terpantik dengan gejolak yang terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan, rasanya sulit untuk sama sekali tidak menanggapi hal-hal tersebut. Ada prasangka kuat bahwa karya ini harus rilis sekarang, tidak lebih cepat, tidak lebih lama," jelas Hinda.

Meski ditujukan sebagai wadah multi varietas bagi karya-karya terakhir Hindia tanpa aling-aling genre, Doves, 25 on Blank Canvas tetap menaikkan beberapa narasi yang terus mengiringi diskografinya. Seperti kepedulian sang empunya karya terhadap kegusaran-kegusaran harian manusia.

Namun demikian, Doves, '25 on Blank Canvas tidak berhenti di masalah peliharaan atau polemik dunia kerja   yang telah berulang dilantangkan Hindia. Karya kompilasi ini justru melampaui bahasan narasi Baskara dalam moniker Hindia, dengan menyentuh problem sosial-politik yang lebih besar melalui nomor berjudul "Kamis".

Berisi monolog penuh, "Kamis" menyuarakan pandangan murni Maria Catarina Sumarsih, ibunda dari Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan), mahasiswa yang tewas ditembak pada Tragedi Semanggi I (1998). Cerita Ibu Sumarsih yang memperjuangkan keadilan di negeri ini lewat Aksi Kamisan, serta beberapa bahasan lain yang mempersoalkan ketepatan berlaku antar manusia menjadi bukti bahwa Hindia benar-benar mengedepankan empati dan rasa kemanusiaan, yang patut diapresiasi didengarkan dan disebarkan berulang-ulang kali.

***
Sepuluh Dua Empat (1024), selaku tim dari Hindia, siap berkolaborasi dengan Jabba Connection untuk mengadakan konser peluncuran Doves, '25 on Blank Canvas yang bertajuk Bali, '25 on Blank Canvas. Sesuai dengan tajuknya, konser peluncuran ini akan diadakan di Gianyar, Bali pada 22 Maret mendatang.

(cxo/DIR)

Author

Editorial CXO Media

Description
We are a part of young generations that delivers inspiring, insightful, and entertaining content
NEW RELEASE
CXO SPECIALS