Pernahkah kamu bertemu orang yang jelas-jelas melakukan kesalahan, ditegur langsung tidak menggubris malah cenderung tak tahu diri alias dilakukan lagi? Rasanya pasti jengkel bertemu dengan sekelompok orang seperti ini dan kalau diberitahu malah lebih galak dia. Ya, seperti itulah segelintir masyarakat kita zaman sekarang. Dikasih tahu langsung acuh, ditegur ramai-ramai malah marah.
Sebenarnya orang tidak mau introspeksi dan anti kritik ini bukan muncul saat ini saja sih, tapi sudah sejak dulu ada sekelompok manusia macam ini. Menegur orang seperti ini secara langsung kerap dianggap terlalu menyudutkan dan keras. Sehingga budaya berbahasa pun berkembang dengan mencoba menyampaikan pesan tersirat lewat kalimat-kalimat konotasi, yang kita kenal dengan peribahasa.
Ungkapan Kritik yang Dianggap Sopan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang memiliki makna tertentu yang berisikan kalimat ringkas, berisi perbandingan, nasihat, dan tingkah laku manusia. Sejak dulu peribahasa kerap digunakan untuk menegur, menasihati, menyindir, bahkan mengkritik orang lain.
Pemakaian kalimat pengandaian menjadi alasan peribahasa lebih 'sopan' digunakan ketika mengkritik orang lain. Tapi sepertinya bukan hanya itu, jarangnya orang tersinggung saat diberikan peribahasa kemungkinan mereka juga tidak paham artinya. Terlebih di zaman sekarang, orang Indonesia dibilang minim literasi, bukan?
Nah bagi kamu yang terjebak dalam situasi dengan sekelompok orang yang ogak introspeksi dan anti kritik, mungkin beberapa peribahasa Indonesia ini bisa kamu gunakan untuk menyentil 'kuping' mereka seperti yang dikutip dari Peribahasa & Pantun Indonesia, Redaksi Indonesia Cerdas (2009):
- Cium Tapak Tangan, Berbau atau Tidak
Artinya kamu harus periksa diri sendiri dulu sebelum kamu mengkritik orang lain alias harus introspeksi diri.
- Buruk Muka, Cermin Dibelah
Artinya adalah penggambaran seseorang atau kelompok yang suka menyalahkan keadaan buruk kepada orang lain. Padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan kondisi tersebut atau hematnya, mereka tidak mau mengakui kesalahan/kelemahan sendiri.
- Gajah di Pelupuk Mata Tidak Terlihat, Semut di Seberang Lautan Terlihat
Artinya kesalahan orang lain terlihat jelas, sedangkan kesalahan diri sendiri malah tertutupi.
- Udang Hendak Mengatai Ikan
Artinya mencela orang tetapi tidak menyadari kekurangan diri sendiri atau enggan introspeksi diri.
- Udang Tak Tahu di Bungkuknya
Artinya orang atau sekelompok orang yang tidak sadar atau tidak tahu kekurangan dirinya alias tidak mau introspeksi diri.
Nah, itulah beberapa peribahasa yang mungkin bisa digunakan ketika kamu mau menyentil dan mengkritik secara sopan. Peribahasa tidak hanya diungkapkan saat menghadapi situasi atau orang tertentu saja, namun bisa juga menjadi pengingat kita untuk berkaca dan memperbaiki diri sendiri.
Jadi anak-anak muda seperti kita yang hobi berkarya seperti band Sukatani yang hari ini viral karena video klarifikasinya, harus belajar lagi soal kritik-mengkritik yang baik ya. Jangan sampai kita menjadi orang yang Ubun masih bergerak sudah angkuh. Selain menambah ilmu, itung-itung membuat peribahasa hidup kembali skena pop-culture generasi saat ini, bukan? Hehe~
(DIR)