Interest | Art & Culture

Memahami Asam-Garam Kehidupan Lewat Buku 100 Things I Wish I Knew Earlier

Selasa, 10 Dec 2024 19:22 WIB
Memahami Asam-Garam Kehidupan Lewat Buku 100 Things I Wish I Knew Earlier
Memahami Asam-Garam Kehidupan Lewat Buku 100 Things I Wish I Knew Earlier/ Foto: Istimewa
Jakarta -

Dinamika kehidupan berjalan serupa rute panjang menuju tujuan yang penuh dengan lika-liku, naik atau turun, bahkan berhias kesulitan dan kemudahan. Dari hiruk-pikuk tersebut, manusia yang tidak pernah tidak clueless, pada akhirnya hanya dapat menuai pelajaran berharga dalam hidup ketika terus menelusurinya, selagi belajar dari apa yang telah ditemui di sepanjang jalan.

Berangkat dari paham tersebut, tiga perempuan sarat pengalaman, Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina, mencoba membagikan manis-pahit pelajaran hidup yang telah mereka cicipi lewat sebuah buku bertajuk 100 Things I Wish I Knew Earlier.

Kisah sarat pengalaman dari trio-penulis buku 100 Things I Wish I Knew Earlier ini kemudian diilustrasikan melalui seni origami yang begitu filosofis. Di mana hidup merupakan akumulasi dari lipatan-lipatan pengalaman yang rumit; berawal dari selembar kertas sederhana, sampai akhirnya bertransformasi ke bentuk-bentuk yang lebih artistik dan khas.

Kumpulan Pengalaman di 100 Things I Wish I Knew Earlier

Melalui 100 Things I Wish I Knew Earlier, Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina mengajak para pembaca untuk memahami kerumitan hidup melalui perspektif yang lain. Seperti halnya: momen-momen sulit tidak serta-merta mengartikan hidup yang tidak baik, setiap individu punya garis waktu masing-masing dalam mencapai kesuksesan, dan cinta serta penyembuhan merupakan proses yang terus bergulir.

Menariknya, buku kedua yang ditulis secara kolektif oleh trio Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina-menyusul antologi resep kehidupan bersama sejumlah sosok lain di buku This Is Not A Cook Book (2023)-ini juga memuat lebih banyak pengalam personal dari ketiga penulis.

Serupa resep-resep kehidupan lanjutan dari trio-penulis, 100 Things I Wish I Knew Earlier hadir sebagai panduan untuk menavigasi hidup generasi mendatang. Jacqueline sendiri berharap buku ini bisa menghindarkan pembaca dari penyesalan. Seperti, tidak sempat mengutarakan kasih sayang kepada orang yang telah pergi atau menghilang.

"Jadi dari kumpulan pengalaman kita, hopefully especially for teenager yang baca buku ini, kesalahan yang kita perbuat dan tanggung konsekuensinya saat ini, mereka bisa avoid those mistakes," tambah Grace Tahir, pada momen peluncuran 100 Things I Wish I Knew Earlier, di Gramedia Matraman, Jakarta (Kamis, 5/12/24).

[Gambas:Instagram]

SEBUAH PENGINGAT

Karya literasi transformatif ini berisi 10 chapter dengan total 100 bahasan. Di mana 224 halamannya berisi banyak sekali reminder yang bijak. Misalnya, mengingatkan bahwa hidup adalah sebuah proses panjang, yang mungkin saja menyakitkan, tetapi hasil akhirnya tetap bisa sangat indah.

Lebih jauh lagi, trio-penulis mengajak pembaca untuk menikmati perjalanan hidup, hingga menganjurkan pembaca untuk mencari pelajaran berharga dari setiap hal yang dilalui; serupa origami, kehidupan adalah karya seni yang sedang dalam proses.

"Origami itu berasal dari kertas polos yang kemudian berubah menjadi karya yang indah," ungkap Fen, konseptor buku ini. "Dari sanalah aku kepikiran untuk mem-visualize our story dengan karya origami, supaya dari pengalaman-pengalaman kita, dari semua pembentukan-pembentukan ini menjadi karya yang indah."

***

100 Things I Wish I Knew Earlier dibanderol senilai Rp169.000, dan tersedia di toko-toko buku Gramedia di seluruh Indonesia mulai 11 Desember 2024.

(RIA/DIR)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS