Reality Club menghias diskografi mereka di tahun 2024 dengan penuh warna. Menyusul nomor bernada cerah, "Sunny Days", serta "Desire (Horror Version)" yang penuh gairah, grup indie-rock asal Jakarta ini menutup tahun dengan satu tembang bernuansa depresif, "Not Today". Digubah oleh sang drummer, Era Patigo, "Not Today" merangkum fase-fase kelam yang sempat dialami Era secara langsung.
"Jadi lagu ini gue buat dari pengalaman sendiri, pas gue lagi di masa suicidal. Masa itu gue sangat kalut, depresi. Gue lagi di mental state yang bikin gue gak bisa melihat cahaya di depan," ujar Era, dalam keterangan pers.
Lagu yang Menjadi Harapan
Narasi pada lagu ini sendiri berkisar di sekitar tahun 2021 silam. Di mana, masa pandemi yang menjerat turut menghanyutkan Era yang tengah berjuang merampungkan studi ke lubang gelap, sementara ia dan Reality Club tengah mengalami kebuntuan di proses penggarapan album ketiga, Apa Judulnya.
Meski demikian, "Not Today" yang hangat dan sentimental justru tersaji dengan sentuhan pengharapan yang mendalam. Berkat denting-denting piano yang dimainkan sang empunya lagu, seluruh member Reality Club bahkan merasa sangat terharu waktu pertama kali mendengarnya. "Dan jujur, si Faiz sampai nangis," kenang Era.
Musik memang bukan obat paling mujarab bagi kerisauan krusial yang mendera manusia. Akan tetapi, "Not Today" setidaknya cukup berhasil meredakan kekalutan seorang Era-selagi mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga dan teman-teman di Reality Club.
"Aku merasa lagu ini menyelamatkan. Ini lagu yang menyelamatkan penulisnya sendiri," ujarnya.
Dengan kata lain, meski berbahan baku kenyataan pahit dari masa yang lalu, lagu bernotasi agak sederhana ini malah sanggup memboyong serta harapan, yang pada akhirnya membuat keadaan lebih baik.
"Karena biasanya gue kan lumayan overthinking kalau bikin lagu. Kayak melodi harus gini, chord-nya gini. Tapi di lagu ini, kayak ngalir aja gitu," imbuh Era, yang merasa bahwa proses lagu ini menjadi bagian penting pada proses healing-nya.
Menariknya, lagu ini tercipta dalam waktu yang singkat. Sekitar 70% strukturnya terbangun di momen pertama Era memperdengarkannya ke Fathia Izzati (vokal), Faiz Novascotia Saripudin (gitar, vokal), Nugi Wicaksono (drum) dan Iqbal Anggakusumah yang saat itu masih menjadi gitaris Reality Club.
"Not Today" juga tersaji bak sebuah adegan sinematik, yang berisi ilustrasi pengalaman-pengalaman personal Era selama berkutat dengan kesehatan jiwanya. Oleh karena itu, sejak dari awal, tengah, hingga akhir lagu, Era membubuhkan banyak nilai implisit di nada-nada dan liriknya.
"Di bagian akhir, aku menuliskan sesuatu yang sangat sangat personal, yaitu ketika menyadari bahwa tantangan itu adalah indahnya hidup. Ada keindahan dalam struggling. Dari sini aku bisa melihat cahayanya, bisa melihat keindahan hidup. There's a glimmer of hope, a newfound determination to persevere through the challenge," ungkap Era. "Dari sana saya merasa ada lebih banyak alasan untuk menjalani hidup."
Pada pangkalnya, "Not Today" seperti menjadi bukti keyakinan dan harapan bagi Era, juga Reality Club sebagai band, yang entah setipis apapun, ternyata bisa memantik lebih banyak hal baik untuk kehidupan.
Lagu "Not Today" direkam di studio Soundpole 2.0 dan Soundverve dalam dua hari, kemudian di-mixing oleh Wisnu Ikhsantama Wicaksana dan di-mastering oleh Brian Lucey di Magic Garden Mastering, studio audio asal Los Angeles pemenang 11 Grammy Awards. Reality Club turut menggandeng Kancatala Ensemble yang terdiri dari Martha Ivana (Soprano), Vonny Christiani (Alto), M. Ogung J. Panggabean (Tenor), dan Kristian Wirjadi (Bass/Baritone). Kehadiran choir membuat "Not Today" jadi lagu dengan atmosfer hangat, dekat, simpatik, magis, sekaligus megah.
Lagu "Not Today" sengaja dirilis pada Senin (9/12), bertepatan dengan ulang tahun Era. Ia berharap lagu ini bisa menemani setiap jiwa yang membutuhkan pelukan.
"Lagu ini pernah menyelamatkanku, dan aku harap bisa menjadi teman bagi mereka di luar sana. One soul at a time," tutupnya.
***
Lewat lagu ini, Reality Club juga mendukung peningkatan awareness terhadap depresi. Suatu hal yang tidak boleh dianggap sepele, dan membutuhkan pertolongan secepatnya. Jika kamu merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak profesional, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
(RIA/DIR)