Sebuah kabar seru datang dari Palari Films yang baru saja mengumumkan rencana perilisan film panjang ke-9 mereka lewat judul Monster Pabrik Rambut. Film bertema horor fantasi ini digarap total oleh sutradara Edwin dengan beberapa nama besar di sektor pemain; sebut saja Rachel Amanda, Lutesha, dan Iqbaal Ramadhan sebagai trio pemeran utama di sini.
Beberapa nama besar lain juga ikut turut memberikan kreativitas di sini karena Iqbaal tidak hanya ikutan sebagai pemain, melainkan juga menjadi produser eksekutif bareng Dian Sastrowardoyo. Kemudian hadir pula content creator Kev “Kak Kev” Luqman dan Sal Priadi yang ikut memerankan karakter dalam film yang sudah dipersiapkan secara skala internasional. Alasannya karena turut sertanya co-producer Atsuko Ohno (Hassaku Lab, Jepang), dan Anthony Chen (Giraffe Pictures, Singapura); serta sudah ketok palu untuk judul internasionalnya, yakni Sleep No More.
Bisa dibilang film ini menjadi hasil kolaborasi tiga negara: Indonesia, Jepang, dan Singapura. Walau begitu, ceritanya masih terasa lokal yang akan berputar dalam kehidupan nanar seorang perempuan bernama Putri (Rachel Amanda) dengan takdir harus bekerja di pabrik untuk melunasi utang ibunya yang dikabarkan bunuh diri. Sementara itu sang adik, Ida (Lutesha), malah memiliki keyakinan kalau ibunya meninggal karena hal-hal mistis yang ada di pabrik. Kecurigaan itu berubah menjadi kenyataan saat Putri dan Ida bekerja pada malam hari di pabrik dengan segala jenis keanehan di sana.
Skenario Monster Pabrik Rambut ditulis oleh novelis Eka Kurniawan serta Edwin, menjadi bentuk kolaborasi kedua setelah Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. “Sejak awal saya ingin menciptakan dunia yang penuh teror. Teror mencekam yang datang dari monster. Oleh karena itu Monster Pabrik Rambut lebih mendekati horor fantasi,” ucap Edwin selaku sutradara.
“Monster tersebut bisa memasuki tubuh para pekerja, yang menyebabkan kejadian-kejadian aneh dan berbahaya di pabrik itu.”
Palari Films mendapatkan berkah cukup banyak dalam produksi film terbarunya. Ada dukungan dana co-producing dari Pemerintah Jepang, lewat Agency of Cultural Affairs (Bunkacho); Singapura, Southeast-Asia Co-Production Grant IMDA; dan Swiss, Vision sud Est, Swiss Agency for Development and Cooperation. Hal ini terjadi karena inisiasi program Match Fund, Kementerian Kebudayaan untuk menciptakan diplomasi budaya melalui film Indonesia ke mata dunia.
Apa yang dilakukan Palari Films dalam Monster Pabrik Rambut menciptakan suatu harapan bahwa akhirnya ada usaha-usaha lebih besar untuk memperkenalkan sinema Indonesia. Seperti yang telah dilakukan oleh Korea Selatan, mereka berhasil melebarkan sayap melalui diplomasi budaya lewat senjata bernama film dan series. Kalau itu juga dilakukan Indonesia dengan lebih gigih, hanya menunggu waktu saja sampai Indonesia tidak hanya dikenal karena Bali atau rendang saja.
Di luar itu, pengolahan cerita Monster Pabrik Rambut yang terasa berbeda membuat kita punya harapan besar terhadap film ini. Melihat sinopsis singkat dengan dukungan pemain, sutradara, dan produser di baliknya, saat ditayangkan pada tahun 2025, seharusnya ada ombak positif yang bisa dinikmati secara nyata oleh penikmat film Indonesia.
Jika mengutip pernyataan Iqbaal bahwa, “Monster Pabrik Rambut akan memberikan warna baru pada perfilman Indonesia. Film ini menggabungkan salah satu genre yang paling diminati oleh para penonton dengan elemen fantasi, yang akan memberikan twist dan pengalaman menonton yang berbeda”, maka jangan sampai melewatkan karya terbaru dari Edwin dengan filmografi yang rich ketika dibandingkan dengan sutradara-sutradara lainnya.
(tim/DIR)