Sutradara ternama, Joko Anwar mengumumkan dirinya akan comeback ke industri perfilman Indonesia dengan filmnya yang ke-11. Bukan lagi film horor, Joko Anwar akan kembali dengan sebuah film bergenre action-thriller berjudul Pengepungan di Bukit Duri yang diperkirakan akan tayang pada 2025 mendatang.
Selain genre berbeda, film ini juga merupakan sebuah gebrakannya menuju pasar internasional dengan berkolaborasi bersama studio Hollywood Amazon MGM Studios. Come and See Pictures sendiri menjadi rumah produksi pertama di Asia Tenggara yang diajak bekerjasama oleh studio Hollywood Amazon MGM Studios studio yang dikenal dengan film-filmnya yang prestisius seperti Challengers, Blink Twice, American Fiction, dan Air.
Keputusan Joko Anwar untuk kembali dengan film bergenre action-thriller bukan tanpa alasan. Dirinya yang terlalu lama berada di comfort zone setelah 6 tahun lalu menggarap Gundala (2019), merasa harus kembali dengan keluar dari zona ternyamannya selama ini yakni film horor.
Dia percaya bahwa sebagai seorang filmmakers, dirinya yang juga menjadi seniman yang tidak boleh terus berada di zona nyaman. Apalagi sejak tahun 2017, Joko Anwar dikenal sebagai pembuat film horor, sampai sekarang. Sehingga banyak orang yang memberikan label bahwa ia hanya membuat film horor saja.
"Saya merasa saya harus meninggalkan comfort zone untuk bisa melakukan sesuatu yang berbeda dan kali ini saya diberikan kesempatan yang sangat luar biasa," ujarnya dalam konferensi pers film ke-11 Joko Anwar di XXI Epicentrum, Senin (21/10).
Skenario yang Dibuat 17 Tahun Lalu
Menariknya, Joko Anwar mengaku bahwa ia sudah menulis skenario Pengepungan di Bukit Duri sejak 17 tahun lalu. Baginya, sekarang adalah saat yang tepat untuk merilisnya sebagai sebuah film sebab sangat relevan dengan apa yang terjadi hari ini di Indonesia.
"Skenarionya sudah ditulis sejak 2007, tetapi dengan banyak perubahan skenario di dalamnya, saya merasa baru siap mengangkatnya. Saya memilih Pengepungan di Bukit Duri karena tema anti-kekerasan yang diangkat sangat relevan dengan keadaan saat ini," kata dia.
Lewat film tersebut, Joko Anwar ingin mengajak penonton untuk merenungkan kembali persepsi tentang keadilan dan empati. Hal ini yang menjadikan film Pengepungan di Bukit Duri bukan sekadar film action-thriller, tetapi juga pengalaman yang bisa menggugah pikiran masyarakat kita.
Sementara itu, Pengepungan di Bukit Duri ini dibintangi oleh para aktor generasi baru Indonesia seperti Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, dan Bima Azriel.
Film ini sendiri berlatar tahun 2027, ketika situasi di Indonesia sedang bergejolak dan menggambarkan kondisi masyarakat yang berada di ambang kehancuran dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial. Di tengah semua itu, muncul Edwin (Morgan Oey), guru pengganti di SMA DURI yang dikhususkan untuk siswa-siswi bermasalah. Situasinya semakin rumit, ketika Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang hidup dan mati.
Nah penasaran dengan karya terbaru dari tangan brilian Joko Anwar? Nantikan film Pengepungan di Bukit Duri di bioskop-bioskop seluruh Indonesia tahun 2025 mendatang.
(DIR/tim)