Interest | Art & Culture

Review Mini Album 'Normatif II: Kejar Dunia' untuk Kelas Pekerja

Selasa, 01 Oct 2024 15:24 WIB
Review Mini Album 'Normatif II: Kejar Dunia' untuk Kelas Pekerja
Review Mini Album Normatif II: Kejar Dunia/ Foto: Normatif
Jakarta -

Pernah datang ke pasar ikan Muara Baru dengan hamparan luas penjual aneka hasil laut untuk kita beli lalu dimasak sesuai bumbu kesukaan? Penggambaran tersebut sepatutnya bisa disandingkan dengan blantika musik Indonesia saat ini.

Kalau dibandingkan 10 tahun lalu, perbedaannya sangat jauh; baik dari gaya musik yang dimainkan hingga tema-tema yang diangkat. Kemunculan band-band baru membuat kita bisa memilih siapa dan apa yang mau didengarkan sesuai kesukaan. Salah satunya ditandai oleh perilisan mini album Normatif II: Kejar Dunia dari Normatif pada akhir September kemarin.

Sebelum mendengarkan EP ini, saya sudah terlebih dulu berkenalan kakak beradik Adri Fachrisyah Maulana (gitaris) dan Ahmad Faisal Maulana (vokalis) dalam satu kesempatan. Diperkenalkan sebagai mahasiswa yang sedang menempuh babak terakhir pendidikan di salah satu kampus di Depok, ternyata pertemuan dengan keduanya membuat muncul rasa penasaran sejauh apa musik Normatif bisa merekah.

Tentu kabar tentang mini album terbaru mereka menjadi pertanda untuk segera diperdengarkan saat akhirnya dirilis. Sepanjang hari, lima lagu di dalamnya terus saya putar secara berurutan. Hadirlah pemikiran-pemikiran tentang apa yang saya rasakan saat semakin dalam menyelami mini album ini. Setelah seminggu dari waktu perilisan, kini waktu yang tepat untuk mengulas lagu demi lagu Normatif II: Kejar Dunia.

Review Mini Album Normatif II: Kejar Dunia

Coba kamu buka profil Normatif di Spotify, lalu berikan penggambaran tentang band ini dari judul-judul lagunya serta gaya berpakaian mereka. Pasti ada kesan kalau mereka sedang mengejar sebuah citra yang dikonsep sedemikian rupa untuk menyamai musik yang dimainkan. Menguatkan pemikiran pendengar lewat persepsi membuat Normatif memiliki langkah cermat dalam memperkenalkan diri mereka lebih luas lagi.

Sama seperti seluruh elemen di dalam Normatif II: Kejar Dunia. Ada pendekatan cerita getir dari kita para buruh melalui judul-judul lagunya: "Menyembah Dunia", "Ijazah di Lemari Berdebu", "Kelas Pekerja", "Alarm Berbunyi", dan "Diantara Reruntuh". Sekaligus dari Normatif sendiri yang dalam proses pembuatan mini album ini sedang sibuk-sibuknya melengkapi kewajiban di kampus demi mendapatkan gelar sarjana namun harus memulai siklus dari roda paling bawah dalam meniti karier di korporat.

"Menyembah Dunia"

Formula paling normal dalam menentukan lagu pertama dari sebuah album adalah karya yang menghentak keras. "Menyembah Dunia" menjadi representasi akurat dari formula tersebut karena menggabungkan tempo drum yang ketat, suara distorsi Faisal, dan gitar supersonik. Rasanya seperti sedang mendengarkan era baru Bring Me The Horizon dengan diisi teriakan sumpah serapah "Yang kaya makin kaya / yang miskin menanti mati".

"Ijazah di Lemari Berdebu"

Tanpa perlu membaca rilis pers sebelumnya, ada keyakinan kalau inilah lagu paling kuat dari Normatif II: Kejar Dunia. Ternyata "Ijazah di Lemari Berdebu" terpilih jadi focus track dengan cerita personal dari Adri dan Faisal yang akhirnya lulus pada pertengahan 2024. Menceritakan sulitnya mencari kerja berstatus fresh graduate, bumbu pop rock sedikit dancey bermain sederhana demi melengkapi nyanyian yang bisa membuat lagu ini siap menjelma sebagai nomor paling terkenal mereka pada waktu mendatang.

"Kelas Pekerja"

Lagu yang telah dirilis terlebih dulu ini menunjukkan dirinya layak masuk ke dalam repertoar Normatif II: Kejar Dunia. Bisa dibilang sebagai nomor paling merepresentasikan tema mini album ini. Apalagi dengan komposisi twisty seakan cocok mengiringi adegan film-film suspense nan disturbing tentang kepahitan kelas pekerja; tapi mungkin ending-nya menjadi balas dendam kepada atasan tone deaf dan kurang ajar.

"Alarm Berbunyi"

Sama seperti "Kelas Pekerja" yang sudah dirilis duluan, "Alarm Berbunyi" memperdengarkan luasnya cara bermain Normatif dengan pelan tapi pasti. Terasa tragisme dari cara bertutur Faisal dengan musik dari Adri yang menjadi bentuk sempurna lewat dukungan elemen suara dan backing vocal. Kematangan Normatif benar-benar terdengar di sini.

"Diantara Reruntuh"

Lagi-lagi ada nuansa era baru Bring Me The Horizon yang cukup berat bersama musik electronic-nya. Apakah ini memang konsep yang sedang dibangun lewat lagu pembuka dan penutup dengan vibe sama? Resep yang sudah dicoba beberapa kali oleh Kunto Aji dan Bernadya ini dimaksimalkan Normatif; menjadikan "Diantara Reruntuh" selayaknya lagu rock paling normal yang untungnya tidak berkesan cheesy.

(tim/DIR)

Author

Timotius P

NEW RELEASE
CXO SPECIALS