Nada mendayu-dayu melenakan pendengaran ketika Spotify mulai memutarkan lagu terbaru milik caldera yang bertajuk "Rabun". First experience mendengarkan single ini ternyata membuat mulut ini segera bergumam. Wajar saja, chorus "Rabun" cukup membius dengan komposisi nan catchy serta memainkan kata demi kata yang terhitung janggal buat sebagian besar pendengar lagu lokal.
Kabar tentang solois wanita bernama asli Mutia Deviana ini semakin terdengar publik saat ambil bagian dalam soundtrack serial fenomenal, Gadis Kretek. Lagu "Rindu Lukisan" sudah mendapatkan jumlah play hingga 1,2 juta dan pastinya akan selalu bertambah. Namun cukup untuk membicarakan pencapaian terbaiknya sejauh ini karena ada "Rabun" yang memiliki potensi besar untuk membuat nama caldera menjadi semakin didengungkan.
caldera Rilis Single "Rabun"
Genre bossa nova dipilih caldera untuk merepresentasikan kecintaannya kepada musisi legendaris pada masa lampau. Pernah mendengar Ermy Kullit atau Sam Saimun? Ia mengaku kalau alunan bernafaskan nostalgia dari nama-nama tersebut menjadi fondasi dari gaya bermusiknya. Apa yang ia rancang dalam pikiran dan karya-karyanya cukup terasa melalui "Rabun" yang menjadi single pertama EP perdananya, Rona Merah Pipi Tak Selalu Berarti Tersipu, yang akan segera dirilis tahun ini.
Lewat dukungan Heston Prasetyo sebagai produser, "Rabun" menceritakan kisah cinta yang bisa membuat kita menjadi orang paling bahagia di dunia, sekaligus menjadi insan yang hanya berjalan di tempat. Semuanya tertuang dari lirik yang dinyanyikannya.
"Dilihat dekat/Ingin dibuai/Dilihat jauh/Dingin berderai/Melupakan kau yang tak sampai//"
Verse "Rabun" memperlihatkan jawaban dari koneksi yang telah memburam. Diceritakan caldera, ia melihat dari matanya bagaimana seorang wanita yang awalnya rela untuk menyerahkan dirinya kepada satu pria yang istimewa. Sayang seribu sayang, perjalanan waktu yang harusnya bertumbuh, malah berakhir harus dicerai karena sang pria tidak memiliki rasa yang sama.
Inspirasi di balik "Rabun" cukup terdengar klise. Penjelasannya mudah, sebuah kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan, apapun alasannya. Beruntung, caldera memperdengarkan kepandaiannya dalam meramu rangkaian kata, serta musik yang melengkapi semua makna di dalamnya.
Saat mulai masuk ke dalam chorus maka akan terdengar apa maksud dari tulisan di atas. "Rabun" tidak hanya sebagai lagu mencari jawaban atas hubungan percintaan, tapi mampu menjadi bentuk nyata musikalitas caldera dengan gayanya sendiri.
(tim/DIR)