Jika ditanya mengenai apa aspek kebudayaan Indonesia yang paling dekat dengan masyarakat, maka jawabannya pasti jatuh pada pesona kulinernya. Mulai dari ujung barat Sabang hingga ujung timur Merauke, rasanya sulit untuk benar-benar memahami betapa kayanya budaya kuliner kita. Kekayaan inilah yang patut kita apresiasi dan rayakan bersama, seperti yang dilakukan oleh Dailah melalui gelaran Ragam Rasam.
Momen Apresiasi Budaya Indonesia
Ragam Rasam menjadi acara tahunan yang digelar oleh restoran Dailah untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia—yang pada kesempatan kali ini sekaligus menandai peresmian Dailah cabang Jakarta. Restoran hidangan Nusantara yang pertama berdiri di Bandung ini sebenarnya telah mulai melebarkan sayapnya ke Jakarta pada Juli 2024, dengan respon yang hangat dari warga. Ragam Rasam yang pertama kali hadir di Dailah Jakarta pun diselenggarakan mulai tanggal 17 hingga 23 Agustus 2024.
Selain memberi pengalaman kuliner yang berkesan, Ragam Rasam menampilkan kekayaan budaya Indonesia melalui instalasi kain dari Pithecanthropus Bali, serta pameran foto dan video dokumenter yang mengangkat beragamnya budaya lokal oleh Yayasan Kultura. Sama seperti Dailah, para kolaborator ini memiliki semangat yang serupa dalam melestarikan aspek-aspek budaya Indonesia, dengan fokus masing-masing.
Tentu pembukaan Ragam Rasam dan Dailah Jakarta tidak akan lengkap tanpa hadirnya kesenian lokal. Untuk itulah kolaborasi antara Ondel-Ondel Sanggar Bintang Cipete dan Komunitas Tari FISIP UI ditampilkan. Selain penampilan penuh warna ini, staf dari Dailah pun tak ketinggalan mengenakan pakaian adat Indonesia untuk semakin menyemarakkan tema utama acara ini.
Autentisitas Budaya dan Eksplorasi Kuliner
Agaknya, mendefinisikan autentisitas sebagai sejauh mana kita mengikuti tradisi yang diwariskan nenek moyang sudah sedikit usang. Toh, hal ini juga berhasil dipatahkan oleh Dailah melalui sajian mereka. Hidangan Nusantara tidak lagi statis, melainkan dieksplorasi dan diinterpretasikan ulang tanpa kehilangan karakter mereka.
Salah satu contohnya terasa dari sajian Bebek Sambal Hitam. Jika biasanya bebek khas Madura ini diolah dengan cara digoreng, Dailah justru menyajikan bebek asap yang dihidangkan dengan sambal hitam khas yang rasanya sungguh autentik. Ada pula Se'i Sapi yang disajikan menyatu dengan potongan tumis daun singkong dan sambal luat khas Kupang.
Begitupun Bakakak Hayam dengan bumbu bawang yang sebenarnya sederhana, namun eksekusinya yang baik menjadikannya istimewa. Jika sedang ingin menyantap boga bahari, Dailah juga memiliki banyak menu. Salah satu di antaranya Kakap Merah Bumbu Dailah yang memadukan tekstur dan cita rasa lembut alami ikan dengan bumbu gurih dari kacang dengan note manis. Tentu rasanya tak lengkap jika menikmati hidangan seperti ini tanpa sambal, dan varian yang ditawarkan oleh Dailah sama sekali tidak boleh dilewatkan. Pilihan unik yang jarang ditemui di tempat lain seperti Sambal Teri Medan, Sambal Andaliman Hijau, Sambal Bangka, dan Sambal Kelapa Bakar siap untuk dipadankan dengan lauk yang diinginkan sesuai selera.
Menu highlight yang mungkin belum familiar bagi banyak dari kita adalah Siongsira, yaitu hidangan berkuah asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Keunikan Siong Sira terlihat dari proses memasaknya, di mana protein pilihan, bumbu-bumbu seperti tomat hijau, cabe rawit merah, daun salam, daun jeruk, dan sereh dimasak dalam bambu yang diasapi. Jika Siongsira pada umumnya menggunakan ayam, Dailah menggunakan daging brisket untuk proteinnya. Alih-alih terasa berat, brisket ini justru memiliki cita rasa segar yang terus mengundang untuk disantap.
Untuk tekstur dan pendamping cita rasa makanan, Dailah juga menawarkan menu Selada Air Goreng yang disandingkan dengan kol ungu serta Urap Bumbu Bali yang segar, lengkap dengan kelapa bakar dan sambal goreng untuk menggugah selera makan.
Nasi yang menjadi fondasi makanan Indonesia pun hadir dalam berbagai varian; Nasi Galendo nan gurih asal Jawa Barat dengan olahan minyak dan ampas kelapa, Nasi Tutug Oncom dengan irisan kemangi lebar, serta Nasi Cabug bercita rasa manis dari bumbu fermentasi wijen putih.
Minuman yang ditawarkan pun tidak kalah menariknya karena seluruh mocktail yang ada pada menu tidak menggunakan tambahan gula. Terinspirasi dari berbagai hidangan tradisional dan bahan lokal, penyajian masing-masing minuman ini pun disesuaikan dengan karakter rasanya. Gelas yang berbeda digunakan untuk menyajikan mocktail berbeda dengan maksud untuk memberikan sensasi aroma yang maksimal sebelum ia masuk ke mulut. Stemmed glass yang biasa digunakan untuk anggur atau craft beer mewadahi menu Asam Cekala yang didominasi aroma kecombrang dan lemon nan segar. Lain halnya dengan Orang Sumba, mocktail berempah dengan madu sumbawa yang disajikan di gelas berbalutkan daun pisang.
Jelas bahwa autentisitas yang diberikan oleh Dailah bukan terpaku pada familiaritas dan tradisi semata, melainkan merayakan hal-hal tersebut melalui pendekatan yang segar. Sebutlah pendekatan ini elevated, playful, atau apa pun—yang pasti, perpaduan rasanya tidak berbohong. Dalam kata lain, apa yang Dailah sajikan bukan hanya merupakan hidangan-hidangan lezat semata, melainkan pengalaman makan yang menggali memori kolektif kita soal rasa Nusantara.
(alm/tim)