Interest | Art & Culture

Review 'Twisters': Keabsahan Disaster Movie

Rabu, 31 Jul 2024 19:31 WIB
Review 'Twisters': Keabsahan Disaster Movie
Review 'Twisters': Keabsahan Disaster Movie/ Foto: IMDb
Jakarta -

Resep membuat disaster movie tidak pernah bisa diutak-atik sedemikian rupa. Mengandalkan special effect, konflik-konflik kecil di tengah masalah yang lebih besar, sampai dialog yang terhitung cheesy, film seperti ini tidak pernah kekurangan peminat. Termasuk dengan cara melakukan remake yang sebenarnya terhitung janggal. Kali ini kita disajikan kengerian tornado yang meluluhlantakkan Oklahoma dan sekitarnya dalam Twisters, sebuah remake dari film Twister yang dirilis pada tahun 1996 silam.

Edisi orisinal dari film ini cukup mewarnai kehidupan anak-anak kelahiran '90-an. Saya termasuk di dalamnya. Adegan awal yang cukup traumatik selalu membuat saya mengingat Twister. Bahkan kesempatan rewatch sepanjang tumbuh besar pun semakin membuat saya paham kenapa film ini terasa bagus. Dan saat mendengar di-remake pada tahun ini, sudah pasti kesempatan emas itu tidak terlewatkan. Bagaikan duduk di kursi DeLorean dari Back to the Future, saya mencoba menikmati Twisters dengan kacamata diri sendiri saat masih bocah.

Review Twisters

Sinopsis Twisters melakukan recall dari versi pertama mereka. Dari ada dua grup "pemburu tornado" dengan pendekatan berbeda, lalu sosok perempuan sebagai main character dengan sisi trauma yang sama atas bencana ini, serta keseruan yang sama juga saat mereka mulai berburu tornado. Bisa dibilang, Twisters mencoba memainkan romantisme nostalgia atas penggemar Twister dengan cara yang cukup rapi.

Berdurasi dua jam, sempat ada rasa takut apakah akan terasa dragging di tengah film berjalan. Ternyata ketakutan itu benar adanya. Beberapa konflik yang dibangun, tidak memiliki fondasi untuk menjadi daya tarik penonton agar bisa stay terus memerhatikan layar. Bahkan terasa dangkal dengan mencoba menaikkan cerita romantis dari hubungan Addy (Kiernan Shipka) dan Tyler Owens (Glen Powell). Mencoba menguasai film dengan beberapa bumbu romantis, tapi terasa gagal. Chemistry keduanya pun cukup hambar dengan dialog-dialog nan cringe. Ya, memang disaster movie cukup dekat dengan hal berbau cringe dan cheesy, tapi Twisters cukup berlebihan perihal ini.

Memasuki ketegangan dalam berburu tornado, adegan awal Twisters menjadi bentuk pembangunan traumatis Addy sebagai karakter utama yang menjadi bentuk kedua dari Helen Hunt dalam Twister. Kemudian mulai berlanjut dengan perubahan karakter yang tidak terlalu banyak, namun cukup memorable untuk meningkatkan seberapa mengerikannya pekerjaan ini. Bahkan kembalinya momen tornado yang muncul saat malam hari menjadi bagian paling menegangkan dari Twisters, yang lagi-lagi mengulang cara dari versi pertama.

Sebagai penggemar Twister, pastinya saya menunggu seberapa banyak tornado yang muncul di film ini. Mungkin ada sekitar 5-6 kali tornado hadir dengan petualangan yang berbeda. Hasil akhirnya pun kebanyakan tragis. Dari tragedi, ketakutan, kegagalan, survival mode, hingga jalan keluar untuk menyelamatkan semua orang. Jika kembali lagi diperbolehkan membawa kata "romantisme" dalam tulisan ini, banyak sekali adegan untuk memahami sisi lain dari jalan hidup penuh adrenalin yang sangat jauh dari kehidupan kita sebagai orang Indonesia.

Melihat hal-hal paling disayangkan, tidak ada recall adegan makan bersama dengan menu steak, mashed potato, dan gravy yang sangat American dan redneck. Lalu hilangnya memorable dialogue dari film ini yang membuat kita penasaran tentang tornado. Apalagi yang mampu menggambarkan seberapa bahayanya. "Finger of God", katanya, kalau kita mengingat salah satu dialog paling jelas tentang tornado F5,tingkat paling besar dari daya destruktif tornado.

Jadi apa nilai paling baik dari Twisters? Bagi kalian yang memang mau nostalgia dari kebesaran Twister, akan ada ingatan tentang beberapa adegan muncul di sini. Apalagi jika kalian sudah pernah nonton Twister beberapa kali. Sepertinya film ini memang hanya ingin menjadi media informasi untuk para generasi terbaru kalau Sebenarnya ada disaster movie bernama Twister yang dirilis 28 tahun lalu. Namun sebelum kalian penasaran soal film itu, sebaiknya nonton remake-nya dulu, yakni Twisters. Setelah itu baru nonton Twister yang memang masih lebih superior.

(alm)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS