Perjalanan menggunakan transportasi publik seperti kereta Commuter Line memang selalu membawa romantisme tersendiri. Di luar urusan armada yang telat atau penuhnya setiap gerbong hingga sulit untuk bergerak, terkadang ada momen-momen di mana kita merasakan lelahnya harus bekerja menggunakan kereta Commuter Line dan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa masih banyak tugas yang harus dilakukan.
Kondisi ini membuat kita akhirnya lebih sering berdiam mendengarkan lagu sambil menunggu kereta sampai di stasiun tujuan. Mau saat berangkat kerja ataupun pulang kerja, setiap orang pasti memiliki lagu-lagu favorit yang sebenarnya sering menjadi refleksi dari apa yang sedang terjadi dalam hidup. Momen kontemplasi untuk merenungi apa yang sudah kita lakukan selama ini pun dicoba untuk dirangkum dalam lima lagu yang memiliki lirik mendalam tentang hidup untuk bekerja, atau bekerja untuk hidup.
Lagu-lagu Kontemplasi untuk Perjalanan Commuter Line
Momen mendengarkan lagu di kereta Commuter Line memang tidak bisa dirasakan semua orang. Namun, pasti banyak yang merasa lebih rileks ketika melakukan aktivitas ini. Huru-hara yang ada di sekitar kita akan terasa menjauh. Semuanya membisu dan perlahan menjauh. Seakan-akan kita sedang berada di dalam satu space sendiri yang dikelilingi dinding-dinding menjulang tinggi. Walaupun sekitar kita sedang bergerak cepat, tapi pada momen itu, kita sedang berusaha mencari damai. Di sinilah momen tepat untuk mendengarkan lagu-lagu kontemplasi dalam perjalanan kereta Commuter Line.
1. Laze - "Mengerti"
Kesibukan aktivitas sehari-hari, khususnya pekerjaan terkadang membuat kita tidak bisa memiliki waktu lebih untuk keluarga, pacar, atau teman. Laze mencoba menggambarkan kalimat tersebut dalam lirik lagu "Mengerti" yang secara gamblang menggambarkan kondisi tersebut. Kerja keras hingga "senja bertemu senja" tentunya tidak dilakukan hanya untuk menyambung hidup dalam jangka pendek. Keinginan untuk memiliki harta berlimpah hingga persaingan dalam industri membuat "Mengerti" menjadi lagu yang diharapkan untuk dimengerti oleh setiap dari kita, sekaligus orang yang sedang merasa terlupakan karena kesibukan yang melanda.
2. Kunto Aji - "Jernih"
Dari repertoar Kunto Aji dalam album Pengantar Purifikasi Pikir, lagu "Jernih" memberikan angin kedamaian yang hadir secara lengkap. Dari segi musik yang menenangkan, hingga lirik yang tidak perlu basa-basi. Ketika penggalan kalimat "Aku hanya ingin merasakan damai" menyeruak masuk ke telinga, angin kedamaian menjadi jauh lebih kuat. Kekalutan hidup, baik di kantor atau dalam hubungan personal, akan terasa diredam. Proses perenungan sambil melihat kondisi sekitar yang sedang sama-sama lelah untuk beraktivitas sudah seharusnya membuat rasa optimis lebih berpotensi untuk muncul.
3. Noah - "Membebaniku"
Noah (atau Peterpan) merupakan pabrik pencetak lagu-lagu hits yang tidak pernah lekang dimakan tren. Namun dari sekian banyak karya mereka, "Membebaniku" menjadi lagu paling 'keras' yang bisa menyadarkan pikiran untuk lebih tenang ketika sedang dilanda kesibukan yang seperti tidak ada hentinya. Ariel paham bagaimana membawa kita ke dalam ke dalam momen yang lebih gelap, namun harus tetap berjalan maju walaupun berat lewat lirik "Lemah tetap menari, langkahku/mencoba tetap berdiri, ku tertatih/masih tetap mencari, jalanku/memahami beban itu." Beban itu pasti ada, tapi setidaknya "Membebaniku" mengajarkan kita untuk lebih paham tentang masalah ini.
4. Skandal - "Lemon"
Ranah musik indie Indonesia juga memiliki banyak lagu kontemplasi yang sangat relatable dengan banyak orang. "Lemon" dari Skandal menjadi representasi lewat rangkaian lirik yang benar-benar menjelaskan secara mengalir tentang momen kontemplasi saat berangkat atau pulang kerja di kereta Commuter Line. Contohnya seperti "Lihat sekitar, semua sedang berputar" membuat kita lebih sadar tentang riuh rendahnya kesibukan di dunia, atau "Kadang semua tak menentu/tak usah gusar, memang itu harusnya" yang memberikan tepukan pelan di pundak untuk tetap tenang. Penggambaran paling lengkap dari perenungan hidup atas kesibukan yang harus dijalankan menjadi final saat "Apa yang kukejar, rasanya tak wajar/apa yang kurasa sudah, biarlah" mengajarkan kita untuk cuek untuk tetap hidup dalam tenang.
5. Chrisye - "Sabda Alam"
"Sabda Alam" selalu menjadi lagu paling tepat untuk didengarkan saat berangkat kerja. Kehangatan suara mendiang Chrisye yang mendukung lirik ciptaan Junaedi Salat, yang karya-karyanya memang dikagumi oleh Chrisye. Tidak banyak yang bisa dibahas dari lagu ini melalui teks, karena daya magisnya lebih baik langsung dirasakan langsung pada momen yang tepat: mendengarkan "Sabda Alam" sambil menatap jendela gerbong kereta yang sedang disinari matahari yang baru saja menampakkan cahayanya.
(tim/alm)