Interest | Art & Culture

PechaKucha Jakarta Vol.48: Ketakutan yang Menyenangkan

Selasa, 31 Oct 2023 19:04 WIB
PechaKucha Jakarta Vol.48: Ketakutan yang Menyenangkan
Foto: Istimewa
Jakarta -

Nuansa horor santer merebak di Gedung Perpustakaan Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada hari Rabu (25/10/2023) malam lalu. Hanya saja, hal ini bukan disebabkan oleh aktivitas makhluk gaib-apalagi acara "uji nyali"-di gedung modern dan estetis tersebut, melainkan berkat pemaparan ringkas dan penuh isi dari empat "pegiat kreatif" yang mengandalkan komponen horor pada karya mereka.

Terangkum ke dalam gelaran "PechaKucha Night Jakarta Vol.48 - Fearful Fables, Playful Phantoms", Aghi Narottama (Komposer Film), Putri Ayudya (Aktris), WD Willy (Illustrator), Ramdanis Danzenk (Art Director) membagikan pengalaman horor kreatif di bidang masing-masing, lewat format presentasi Pecha Kucha.

Presentasi Pecha Kucha (20x20) sendiri merupakan sebuah cara bertutur yang dikenal unik dan menantang. Ditemukan di Jepang pada tahun 2003 lalu , format-yang secara literal berarti chit chat-ini hanya memberikan total 400 detik kepada para pemateri untuk mengutarakan 20 slide presentasinya, atau setara 20 detik per halaman.

Berlangsung sepanjang 26 menit 40 detik, atau masing-masing 6 menit 40 detik, presentasi yang dilatari lampu-lampu remang dan lantang sunyi khas perpustakaan ini sepenuhnya membahas perihal sosok dan perangai hantu, tempat angker, hingga bebunyian peningkat bulu roma, yang menjadi pemantik produktivitas para pemateri di medium horor.

Menakutkan dan Menyenangkan

Aghi Narottama tampil perdana di hadapan PechaKucher (sebutan untuk audiens PechaKucha). Sebagai seorang produser rekaman, penata musik, dan komposer film, Aghi merasa bahwa ranah kerjanya merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah film, khususnya di genre horor.

Untuk itu, Aghi yang juga seorang musisi mulai berpikir layaknya seorang filmmaker, dan selalu mencoba mengerti jalan cerita secara lebih dalam sebelum merumuskan suara. Sebab baginya, bagian terpenting pada sebuah sound design-dalam film horor-bukan tentang jumpscare semata, namun kemampuan untuk menghantarkan feel cerita secara lebih penuh.

Peraih penghargaan Penata Musik Terbaik pada Festival Film Indonesia 2017 untuk film Pengabdi Setan ini juga mengisahkan kalau dirinya juga wajib menikmati rasa takut sebelum bisa merumuskan latar suara yang menyeramkan untuk sebuah film. Dengan kata lain, pengalaman mencekam saat menyusun suara menjadi tantangan terbesar sekaligus hal yang menyenangkan dalam pekerjaannya. Namun, ia turut berujar, kalau pencapaiannya ini bukanlah hal yang instan, namun merupakan hulu atau buah dari usaha yang dibangunnya secara konsisten sejak awal karier.

Berikutnya, ada seorang WD Willy, illustrator berbakat tanah air yang menyampaikan pengalamannya kepada PechaKucher secara singkat dan padat. Dikenal sebagai pembuat karakter hantu lokal yang terbilang nge-pop, Willy mengungkapkan bahwa karyanya merupakan bentuk pengembangan kreatif dari hal yang ia anggap menakutkan sedari kecil.

Walaupun belum pernah melihat hantu dan tidak juga berani jika melihatnya secara langsung, rasa penasarannya akan setan yang tertanam sejak kecil membuatnya berani mengeksplorasi perangai hantu ke dalam karya popular. Salah satu puncak karier yang membesarkan nama Willy sendiri bisa dilihat dari keberhasilan Ghostival, yang memamerkan sederet karya hantunya ke sebuah pengalaman rekreasi menyenangkan kepada publik.

Menyebar Ketakutan Lewat Karya Horor

Dua pemateri lain dalam PechaKucha Night Vol.48 Jakarta adalah sosok yang menghantarkan ketakutan secara visual di sederet karya horor. Nama pertama adalah Ramdanis Danzek, seorang art director, yang telah menelan asam-garam dalam membangun berbagai set angker untuk film-film horor lokal.

Bersama tim yang ia bangun dengan telaten, Ramdanis selalu berupaya untuk membangun latar tempat dengan ambience powerful, agar dapat menghantarkan ketakutan dengan prima. Belakangan, Ramdanis juga sempat menjadi dalang wahana horor berbasis pengalaman: Pocong Gundul, yang berhasil menakutkan banyak pengunjung-termasuk dirinya sendiri.

Terakhir, giliran Putri Ayudya yang mencuri panggung. Menurut aktris yang membintangi banyak judul horor ini, kepandaiannya dalam memerankan karakter di film horor bukan cuma didukung oleh kemampuan berakting atau unsur jumpscares yang disematkan, tetapi soal kolaborasi antarpekerja di belakang layar.

Memulai karier dari dunia teater, Putri yang mengambil peran dalam Kafir, Pamali, hingga Bersekutu Dengan Setan itu menuturkan, bahwa tapaknya di jalan artistry tidaklah mudah dan menguras mental. Sebab katanya, "Selalu ada biaya untuk sesuatu yang kita cintai." Karena itu pula, Putri merasa wajib belajar lebih di setiap bagian yang ia lalui, dan ia tidak mau berhenti memberi apresiasi kepada setiap orang yang mendukung kualitasnya di depan layar.

Setelah tuntas mempresentasikan bagian masing-masing, setiap pembicara yang biasanya bertutur lewat karya lantas memberikan testimoninya soal format PechaKucha. Menurut Aghi, acara ini sangat informatif, dan senada dengan Willy, terasa begitu padat dan berisi. Sementara lain, Ramdanis sepakat bahwa PechaKucha penuh tantangan dan inspiratif, sedangkan Putri Ayudya bilang bahwa acara ini begitu meaningful.

[Gambas:Instagram]

(RIA/tim)

NEW RELEASE
CXO SPECIALS