Sinema Indonesia menjadi sorotan dalam Busan International Film Festival yang akan diadakan pada Oktober tahun ini. Busan telah menyiapkan program bertajuk Renaissance of Indonesian Cinema yang secara khusus akan memutarkan film maupun serial Indonesia, baik judul dari 10 tahun terakhir maupun yang akan ditayangkan secara perdana di sini.
Program yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini merupakan perayaan sekaligus pengakuan terhadap sinema Indonesia yang mengalami kebangkitan di abad ke-21. Kebangkitan ini ditandai, salah satunya, dengan beragam karya sineas lokal yang berhasil mendapat penghargaan di berbagai festival film internasional. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang industri filmnya berhasil pulih dengan cepat pasca pandemi. Hal ini membuat Indonesia menjadi produsen sekaligus pasar yang layak diperhitungkan dalam industri film global.
Melansir laman resmi Busan International Film Festival, dalam program ini Busan akan menayangkan 6 film panjang, 5 film pendek, dan 1 serial. Dua episode pertama dari Gadis Kretek, serial Netflix garapan Kamila Andini dan Ifa Isfansyah, dipastikan akan tayang secara perdana di festival ini. Sementara itu, ada 2 film panjang yang akan tayang perdana di Busan. Pertama yaitu film detektif 24 Jam Bersama Gaspar yang digarap oleh Yosep Anggi Noen, lalu kedua yaitu Sara karya Ismail Basbeth yang bercerita mengenai lika-liku seorang transgender.
Program ini juga akan memutar film-film Indonesia yang pernah mendapat penghargaan, seperti Ziarah (2016) karya BW Purba Negara, Posesif (2017) karya Edwin, What They Don't Talk About When They Talk About Love (2012) karya Mouly Surya, serta Perempuan Tanah Jahanam (2019) karya Joko Anwar.
Sementara itu, film pendek Basri & Salma dalam Komedi yang Terus Berputar karya Khozy Rizal yang berhasil masuk ke Festival Film Cannes 2023 juga akan ditayangkan di program ini. Lalu ada pula Dancing Colors (2022) karya M. Reza Fahriyansa, Laut Memanggilku (2021) karya Tumpal Tampubolon, dan Vania on Lima Street (2022) karya Bayu Prihantoro Filemon.
Para sutradara dan pemain dari film-film di atas juga dijadwalkan akan menghadiri Busan International Film Festival yang akan berlangsung 4-13 Oktober 2023.
(ANL/alm)